Bretta’s Diary - Bab 325 Menyembunyikan Token

Bagaimana mungkin Dennis Zhang dapat menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Brenda Hua disini?

Ia sudah berusaha menjauhi tempat yang umumnya didatangi oleh para pejabat tinggi, ini hanyalah sebuah bar kecil.

Namun, Brenda Hua kemari, sebenarnya, ia juga memilihnya secara sembarang, siapa yang tahu bahwa ia akan bertemu dengannya?

Brenda Hua mengeluarkan ponselnya dan berusaha memfoto Dennis Zhang secara diam-diam.

Ia tidak hanya menyentuh wanita itu, ia bahkan menciumnya, memeluknya, ia bahkan mengambil memfoto proses hingga ia membawa wanita itu pergi menyewa kamar.

Subuh di keesokan harinya.

Brenda Hua bertemu dengan Dennis Zhang saat ia hendak melaksanakan pertemuan di perusahaan pusat.

"Kakak ipar, apakah kamu kurang tidur belakangan ini, kamu sepertinya memiliki kantong mata yang sudah menghitam?" Brenda Hua sengaja bertanya.

"Ah, kerjaan belakangan ini sedikit terlalu banyak, tekanan juga cukup besar."

Brenda Hua hanya tersenyum melihat Dennis Zhang, ia juga tidak berbicara terlalu banyak lagi.

Hingga saat ia selesai melaksanakan pertemuan di pagi hari, Belinda Hua pergi keluar bersama dengan manajernya untuk menemui salah satu pelanggan, Brenda Hua akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang kerja Dennis Zhang.

"Adik kedua, apakah ada masalah?" Ia sudah menyangkanya.

"Kakak ipar, apakah hubunganmu dengan kakakku belakangan ini tidak terlalu baik?"

"Tidak."

"Kalau begitu, apakah kalian tidak harmonis dalam kehidupan x? Apakah karena kakakku terlalu sibuk bekerja, hingga tidak bisa memenuhi kebutuhanmu?"

Brenda Hua langsung mengatakannya, Dennis Zhang merasa sedikit canggung, wajahnya pun memucat.

"Adik kedua, sepertinya candaanmu sedikit terlalu kelewatan batas......"

"Baiklah, berhentilah berpura-pura, aku tidak tahu kamu mampu melakukannya separah ini, aku dulunya selalu mengira bahwa kamu takut akan kakakku, sehingga kamu selalu bersikap menurut kepadanya, kini, aku menyadari bahwa kakakku yang sudah menyepelekanmu, kita akan sulit merubah anjing yang sudah terbiasa memakan kotoran, apakah semalam kamu bermain dengan senang? Wanita yang berdada besar itu sepertinya sudah membuatmu merasa sangat lelah, bukan?

"Adik kedua, aku tidak terlalu mengerti maksud daripada ucapanmu,"

Dennis Zhang merasa sangat gugup pada saat ini, namun, ia tetap berpura-pura bersikap datar.

"Kamu sepertinya memang tidak bisa jujur sebelum diancam......" Brenda Hua menatap dirinya yang sedang duduk di meja kerjanya.

Stoking hitam itu tertinggal di luar, ia berusaha menariknya.

"Lihatlah ini."

Brenda Hua mengeluarkan ponselnya, lalu mencari rekaman yang kemarin ia rekam.

Dennis Zhang tercengang setelah melihatnya, ia merekamnya dengan sangat jelas, wajahnya terlihat sangat jelas, setiap gerakannya.... bahkan terekam dengan jelas.

Brenda Hua tertawa melihat Dennis Zhang yang sedang ketakutan.

"Adik kedua, dengarkan penjelasanku, aku hanya bingung sejenak...... Lelaki tetap akan membuat kesalahan, aku meminum bir yang tidak sedikit dengan pelanggan kemarin malam, sehingga...... Mohon jangan sampaikan hal ini kepada kakak, aku sudah menjadi suaminya cukup lama, perasaanku selalu baik-baik saja, lagipula, jika memang kita saling berselisih, kasihan sekali anakku, anakku baru saja di sekolah dasar......"

Ia tetap bersikeras, Dennis Zhang melunak sejenak, ia mulai terlihat hangat dan memohon kepada Brenda Hua untuk menyembunyikannya.

Hanya saja......

"Boleh saja ini dirahasiakan, tetapi......"

"Katakan apa ketentuanmu."

Dennis Zhang hanya dapat mengakui kesalahannya, sehingga, jika Brenda Hua memiliki ketentuan tertentu, ia hanya bisa menyetujuinya, ia hanya berharap agar ia tidak memberitahu istrinya. Ia berasal dari lelaki yang tidak memiliki apa-apa, hingga kini memiliki kedudukan yang tinggi di perusahaan ini, ini semua terjadi karena istrinya, jika mereka bercerai, ia pasti akan dikeluarkan dari perusahaan, ia juga pasti tidak bisa membawa uang sepersepun.

"Kakak menantu, sebenarnya aku...... ingin sekali mengetahui kemampuanmu?" Brenda Hua mengisenginya di samping telinganya.

Dennis Zhang menghirup nafasnya, ia sepertinya belum mempersiapkan mentalnya.

Brenda Hua mengulurkan tangannya dan mengelus dagunya.

"Lelaki yang di rumahku itu tidak bisa menahannya, kasihanilah aku...... Tubuh yang muda ini, bagaimana kalau kakak menantu...... puasi aku?"

Dennis Zhang tidak menyangka bahwa Brenda Hua akan memberikan ketentuan seperti ini, sebenarnya, Brenda Hua tidak terlalu cantik, jika mereka berlima dibandingkan, ia bahkan tidak akan mengalahkan Bonnie Hua.

Dennis Zhang tidak memiliki sedikitpun harapan terhadap dirinya, namun, ia tetap harus melakukannya bagaimanapun ceritanya.

Akhirnya, dibawah tekanan Brenda Hua, terjadi sebuah koneksi diantara Dennis Zhang dan Brenda Hua di ruang kantornya.

Setelah setengah jam, Brenda Hua kemudian berjalan keluar dari ruang kerja Dennis Zhang dengan bergairah.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu