Bretta’s Diary - Bab 164 Membayar Kompensasi

Jepit rambut pelindung nyawanya, entah sejak kapan menjadi kebiasaan?

Saat kecil, ketika Bretta Hua berusia enam atau tujuh tahun.

Nenek membawa Bretta Hua dan beberapa bibi pengasuh untuk memetik jamur dan sayuran di bawah bukit Hillside

Bretta Hua berjalan sedikit menjauh, tapi para pengasuh tidak ada yang memperhatikannya.

Sungguh sial bertemu seorang paman yang datang menyelinap.

Dia melihat Bretta Hua sangat cantik, seketika hatinya mesum

Mencium mulut Bretta Hua dan membawanya ke dalam Hutan,

Bretta Hua berjuang untuk menyelamatkan dirinya, lalu teringat akan jepitan rambutnya

Lalu menusuk mata pria itu dengan jepit rambutnya untuk melarikan diri.

Kemudian, Nenek keluarga Hua memerintahkan beberapa orang untuk mencari dan membunuh pria tersebut, dan dibuang ke tempat sampah.

Bretta Hua karena kejadian ini menjadi takut, demam berulang, dan sakit selama lebih dari sebulan.

Setelah sembuh dari sakitnya, Bretta Hua memiliki perlindungan diri yang kuat..

Dia memakai pejepit rambut sebagai alat pelindung di tubuhnya, untuk berjaga-jaga jikalau suatu waktu membutuhkannya.

Ironisnya, setelah beberapa tahun lamanya, dia menggunakan pejepit rambut ini di taman sekolah.

Bretta Hua mengejutkan banyak orang, dan ini merupakan kemenangan total.

Beberapa murid yang melihat peristiwa itu menjadi takut dan tidak berani mendekatinya lagi.

Seperti kata pepatah, lemah takut akan yang keras, yang keras takut akan yang seimbang, yang seimbang takut hidup.

Perlahan-lahan, desas-desus tentang Kepala Sekolah mulai menyebar di kampus.

Siapa yang akan menyangka kepala sekolah Universitas Nasional adalah seorang perempuan yang memiliki malaikat.

Tapi inilah faktanya, sulit untuk tidak mengakuinya.

Tiga hari kemudian, kondisi Jonathan Yuan semakin membaik, dan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan ulang.

Tanpa terduga, dia bertemu Bretta Hua atau lebih tepatnya menunggunya di rumah sakit. Mereka berdua belum pernah bertemu setelah peristiwa itu.

Jonathan Yuan mencari tempat untuk berbicara, mereka saling menatap mata.

"Kamu, aku ..." Jonathan Yuan tiba-tiba merasa kehilangan kata-katanya, tidak tahu harus berkata apa.

Pada masa pemulihan seperti ini, perasaannya sangat kacau, tidak bisa untuk membenci Bretta Hua, tetapi merasa dirinya sendiri sudah sangat keterlaluan, jikalau saat itu menciumnya di depan orang banyak, tentu akan lebih sulit. Bukankah nama baik seorang wanita lebih penting, jadi dia sendiri harus meminta maaf atau menunggu Bretta Hua meminta maaf terlebih dahulu?

"Karena kamu tidak bisa mengatakannya, biarkan aku berbicara terlebih dahulu."

Bretta Hua tidak bermaksud membuang waktu melihat Jonathan Yuan terbata-bata.

“Yah, silahkan.” Jonathan Yuan mencoba menenangkan dirinya dan memandangi perempuan di depannya.

"Pengacara ku berkata bahwa keluarga mu belum siap untuk menuntut.

"Ya, aku mengatakan kepada orang-tua ku, bahwa hal ini terjadi karena kesalahanku, tidak perlu menuntut," Jonathan Yuan menjelaskan.

"Ya, kalau itu masalahnya, maka kita selesaikan secara pribadi, berapa yang kamu inginkan?"

“Aku tidak mau uang.” Keluarga Jonathan Yuan cukup baik, biaya pengobatan juga tidak seberapa, jadi tidak berniat meminta uang kepadanya.

Bretta Hua tidak mempedulikannya, “Aku baru saja memeriksa tagihan rumah sakit. Biaya rawat inap adalah Rp 370.000.000,00. Ditambah waktu keluargamu yang hilang, biaya transportasi dll. Aku akan memberimu Rp 400.000.000,00 "

Dia mengeluarkan selembar cek tertulis Rp 400.000.000,00 dari dalam tasnya.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu