Bretta’s Diary - Bab 13 Pulang Rumah Setelah Tiga Hari Kemudian

Satu perkataan ini membuat Bretta Hua sedikit gelisah.

Dia pun marah dan berkata, “Kalau kamu tidak setuju, maka kontrak kita cukup sampai disini.”

Bretta Hua juga berpikir dia telah mengikuti keinginan Hayden Jiang datang ke rumah Keluarga Jiang, memanggil ayah dan ibu, dan juga tidak membuat mereka malu.

Kenapa sekarang berkata ingin pindah rumah, dia menyebutnya seperti itu?

Apakah ini adalah sindiran?

Dia tahu betul keluarga Hua sekarang sudah bangkrut, tentu saja tidak seperti Keluarga Jiang, dia masih sengaja berkata seperti itu?

Sebenarnya, Bretta Hua sungguh salahpaham, Hayden Jiang hanya merasa dia sangat menarik, hanya ingin mengusilinya.

Tidak diduga dia menjadi marah, dan memarahinya.

Melihat Bretta Hua marah, Hayden Jiang pun segera meminta maaf.

“Aku bercanda, lihat kamu, temperamenmu itu..... Orchard Cottage, aku tahu tempat itu, 5 tahun yang lalu kalian Keluarga Hua yang membangunnya, tipe-tipe Chinese, tidak disangka kamu usia yang muda, ternyata suka tipe Chinese, ya sudah, aku akan menebalkan muka dan mengikutimu pindah, aku juga sudah terlalu lama tinggal disini.”

Mengenai pindah rumah, Hayden Jiang tidak menolak.

Berpikir bahwa mereka sudah menikah, dimanapun boleh, lagipula rumah besar bisnis besar, bukankah rumah masih banyak lagi?

Karena Bretta Hua berkata ingin tinggal disana, maka pergi kesana saja.

Setelah mereka berbicara dengan tidak menyenangkan, Bretta Hua bersiap istirahat, tidak memperdulikan dia lagi.

Bretta Hua memeluk selimut dan disaat sudah selesai membentangkannya, pria itu langsung tidur disitu begitu saja.

“Kamu......”

“Aku suka tidur di lantai, sejuk.” Setelah selesai berkata, Hayden Jiang terus memejamkan matanya.

Bretta Hua menjadi terdiam.

Apakah pria ini adalah berandalan?

Tadi dia berkata ingin tidur di tempat tidur, kenapa sekarang Bretta Hua sudah membentangkan kasur dilantai, dia malah merebutnya?

Bretta Hua marah dan langsung membalikkan badan pergi ke tempat tidur, dia menarik selimutnya, mematikan lampu, dan tidak berkata apapun lagi.

Ini adalah pertama kalinya dia tidur bersama pria dalam satu kamar, untung saja Hayden Jiang tidak hobi aneh, mereka berdua sangat sunyi, jadi tidurnya pun lumayan nyenyak.

Besok paginya, Hayden Jiang sibuk di kantor seharian, Bretta Hua di rumah saja tidak keluar, berdiam diri selama seharian.

Sampai di hari ketiga.

Pagi ini, setelah mereka berdua sarapan di rumah Keluarga Jiang, lalu mengajak Elly Chun pulang kerumah keluarga Bretta Hua.

Ini adalah tradisi masyarakat daerah utara yang disebut tiga hari lalu pulang rumah.

Ini adalah tradisi masyarakat, dimana saat pengantin wanita menikah setelah 3 hari, dia harus mengajak suaminya dan hadiahnya, bersama-sama pulang kerumah mempelai wanita, untuk mengucapkan terimakasih kepada keluarga mempelai wanita yang telah menjaganya selama ini.

Bretta Hua tidak terlalu suka dengan Keluarga Hua, yang membuatnya rindu adalah neneknya saja.

Supir Hayden Jiang mengendarai mobil Rolls Royce berwarna kuning emas, dan mengantar mereka ke rumah Keluarga Hua.

Dan juga mengantar hadiah yang mewah, semua ini Hayden Jiang yang menyiapkannya.

Ginseng dengan harga ratusan juta, jamur dan ulat yang susah di dapatkan, sarang burung dari Indonesia, dan juga kolam pemandian yang sengaja dikirim.

Dirumah Keluarga Hua hari ini juga sangat ramai, tahu adik kelimanya akan pulang, para kakaknya pun pulang semua.

Sekali masuk, Hayden Jiang melihat semuanya sedang di ruang tamu.

“Kami baru saja membicarakan kalian, pulangnya cepat juga.”

Yang berbicara adalah kakak tertua Bretta Hua yaitu Belinda Hua, direktur Hua’s Corp yang baru.

3 tahun yang lalu tuan Keluarga Hua menderita struk ringan dan tinggal di rumah sakit, jadi dia turun dari jabatan.

Jadi bisnis itu di urus oleh anak pertama dan anak keduanya.

“Kakak pertama.” Mulut Hayden Jiang sangat manis, dia menyapa Belinda Jiang.

Belinda Jiang tersenyum, “Adik kelimaku sungguh beruntung, awalnya akan menikah dengan Parker Xie, tapi tidak diduga sebelum kejadian terjadi hal seperti ini, untung saja akhirnya bisa diselesaikan, kalian berdua sungguh berjodoh.”

Didalam perkataan ini, terdapat banyak arti.

Bretta Hua tidak senang mendengar perkataan ini, hanya merasa itu sangat palsu, sangat menjijikkan.

“Dimana nenek?” Bretta Hua melihat sekilas orang-orang itu, rasa kesal tidak tertutupi di wajahnya.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu