Cinta Setelah Menikah - Bab 76 Tuan Mu, Aku Mencintaimu (2)

Pada segmen permainan ini, tidak memberikan kesempatan mereka untuk mendapatkan gosip.

Tifanny Wen berhasil lari dari musibah ini. Setelah itu program acara selesai. Tifanny Wen juga tidak perlu berlama-lama berada di sini, setelah meninggalkan ruang siaran, Tifanny Wen meninggalkan tempat acara dengan Wilson Xu.

Dan saat ini...

Sudah mulai ramai di berbagai grup penggemar Tifanny Wen.

Para Wens yang menonton acara 《Janji Luna》, saat ini sudah mulai membicarakan penampilan Tifanny Wen di dalam grup penggemar. Mereka juga membicarakan jawaban Tifanny Wen dan hal ketika Tifanny Wen menelpon ayahnya.

Ketika Tifanny Wen membicarakan dengan begitu leluasa tentang Raymond Jiang yang dirawatnya dulu, para penggemar merasa iba, semuanya bertepuk tangan dan berteriak 'hebat!'. Setelah itu para penggemar mengunjungi sosial media milik Raymond Jiang dan melihat banyak komentar sejenis 'pria yang bergantung pada wanita' di Instagram pria itu.

Dan ketika para penggemar mendengar bahwa Tifanny Wen menangis di lokasi, saat itu hati para penggemar merasa sangat sakit. Selanjutnya topik 'Kasihan Tifanny Wen' menjadi perbincangan.

Selain komentar atas acara 《Janji Luna》, yang paling banyak di kolom komentar adalah insiden tentang tanda tangan.

Hanya beberapa jam, hal ini sudah menyebar.

Paling ramai di grup penggemar.

Jika hanya bicara di Instagram, ada banyak orang yang paham tentang masalah 'tanda tangan' ini.

Karena, awal sekali ada seorang jurnalis yang memotret kejadian tersebut, menulis artikel tersebut lalu ditambah dengan beberapa foto dan disebarkan di internet. Bahkan tanpa kurang satu huruf pun, jurnalis itu juga menuliskan apa yang dikatakan Tifanny Wen pada Wens.

Orang yang berada di lokasi kejadian itu, memiliki akun instagram bernama 'Gendut Andy An'. Pria itu meminta maaf atas nama ibunya karena telah memukul Tifanny Wen:

[Selamanya aku adalah Wens (Andy An)]: Maaf atas masalah hari ini, aku lah yang tidak berkomunikasi baik dengan ibuku. @TifannyWen. Tetapi, aku tidak pernah menyesal menjadi seorang Wens. Mungkin banyak orang yang tidak paham dengan perasaan murni antara seorang penggemar dan idolanya, tapi aku hanya ingin bilang, dengan menjadi seorang Wens tidak menjadikan aku buruk. Dia adalah artis yang mengejar kekayaan tetapi tetap positif, di dalam banyak kondisi akan membuat kita tetap positif, maju ke depan, giat, di dalam hati tulus para Wens, tidak peduli bagaimana dunia luar memfitnahnya, kita selalu percaya bahwa Tifanny adalah artis yang penuh energi positif. Seperti yang dia katakan, dia berharap ingin bekerja keras bersama kami, berubah menjadi lebih baik. Menanti masa depan dan Tifanny menuntun kami untuk tumbuh bersama.]

Hal ini muncul di instagram ditambah dengan laporan jurnalis yang tadi. Tidak sedikit orang yang mengikuti penggemar Tifanny Wen itu menjadi paham seluruh insiden tersebut. Tifanny Wen tersentuh, diam-diam dalam hati berpikir: dirinya pasti harus giat untuk menjadi lebih baik! Tidak boleh membiarkan orang berpikir bahwa Wens adalah orang jahat dan tidak berkualitas.

[Netizen nomor pertama: Hft! Semakin orang berkata bahwa kami salah mengidolakan orang, berkata bahwa kami mengidolakan Tifanny pasti juga berubah menjadi orang jahat, kami akan semakin berubah menjadi orang yang berkualitas. Hft! Wens perhatikan! Kualitas diri! Kualitas diri! Setidaknya harus memiliki sedikit kualitas diri untuk mengurangi orang-orang berkata bahwa penggemar Tifanny Wen begini begitu! Demi Tifanny kita harus berargumen.]

[Netizen nomor dua: Ya benar! Saat ini aku akan mengerjakan tugas. Ibuku mengatakan bahwa aku mengidolakan Tifanny tapi tidak mengerjakan tugasku. Lagipula, sebelum mengidolakan Tifanny, aku paling sebal mengerjakan tugas. Setelahnya, aku memutuskan untuk menjadi Wens. Demi Tifanny aku berargumen dan mengerjakan tugasku! Dengarkan ucapan Tifanny, kerja keras agar berubah menjadi lebih baik.]

[Netizen nomor tiga: Tifanny bilang, ada satu hari dimana dia akan membuat Wens dengan bangganya meneriakkan: Idola kami adalah Tifanny Wen. Tapi aku... sepertinya juga ada hari dimana dengan bangganya Tifanny mengatakan: Aku memiliki sebuah grup penggemar yang hebat. Hahaha... perasaan itu pasti akan menyenangkan, kan? Lihat nanti, apakah masih ada orang yang merendahkan Wens.]

[Netizen nomor empat: Aku setuju dengan yang di atas.]

Tifanny Wen tidak tahu bahwa insiden kecil tanda tangan akan menarik reaksi yang besar.

Tapi Tifanny Wen tahu, ada beberapa keluarga yang kepala keluarganya tidak membolehkan anak-anaknya mengidolakan dirinya, pasti ada saja orang seperti itu. Mungkin banyak Wens yang mendengar insiden ini akan menyambungkannya dengan kondisi masing-masing.

Maka dari itu muncul pemikiran menggunakan aksi ini untuk merubah pemikiran keluarga.

Tifanny Wen berseluncur ria di Instagram, ketika melihat Instagram milik Gendut Andy An, hatinya tersentuh lalu tersenyum tipis.

Ketika Tifanny Wen kembali ke rumah, tangannya memegang seikat bunga yang berantakan.

Yansen Mu saat ini sudah berada di rumah.

Begitu melihat Tifanny Wen memegang seikat bunga, Yansen Mu terkejut... Jelas, pria ini belum melihat Instagram dan tidak tahu apa yang terjadi malam ini.

"Tuan Mu, cepat kemari. Tolong fotokan aku. Foto aku saat memeluk bunga ini. Aku ingin membagikannya ke internet."

Tifanny Wen masuk ke dalam kamar, pakaian pun malas berganti, wanita itu memberikan ponselnya ke Yansen Mu, membuat postur melambaikan tangan sambil menyuruh Yansen Mu memotret.

"Bunga?"

Sepasang mata Yansen Mu menyelidik bunga itu sambil mengernyit.

Lalu tatapan Yansen Mu mengarah ke pakaian yang dikenakan Tifanny Wen...

Rok yang pendeknya hanya sampai paha, pakaian atas wanita itu malah semakin memperlihatkan tulang selangkanya dari kerah baju berbentuk V.

Alis Yansen Mu semakin berkerut.

Yansen Mu masih merasa bahwa gadis bodoh ini lebih baik saat memakai rok panjang.

"Apakah penggemar yang memberikan?" Tanya Yansen Mu. "Kenapa begitu jelek?"

Tifanny Wen: "Bagus kok. Keindahannya terlihat dari berantakannya. Mengerti tidak?"

"Apakah kamu sangat suka?"

"Hmm.”

"Penggemar pria yang memberikan?"

"Hmm."

"Umur berapa?"

"Mungkin dua puluhan?"

"Sepertinya bukan dari toko bunga biasa. Apakah pria itu sendiri yang membungkusnya?"

"Hm. Kamu juga bisa menebaknya?" Tifanny Wen terkejut.

"Kamu suka bunga?"

……

Tifanny Wen:……

Pria ini, kenapa banyak sekali pertanyaan.

Bukankah dia menyuruh pria ini untuk memotret dirinya?

"Foto, Tuan Mu." Dengan hati-hati Tifanny Wen mengingatkan.

"Buang bunga itu. Hasil fotonya akan lebih bagus." Ucap Yansen Mu.

"Eeng... tapi ini adalah pemberian penggemarku. Aku ingin memperlihatkannya."

Tifanny Wen terdiam.

Baiklah...

Yansen Mu dikalahkan.

Tapi melihat gadis bodoh ini begitu senang berfoto sambil memegang bunga dari pria lain, Yansen Mu merasa muram dan tidak senang.

Dirinya sebagai suaminya saja belum memberikan wanita itu bunga.

Yansen Mu muram, tapi pria itu juga tahu bahwa pekerjaan Tifanny Wen sudah pasti tidak boleh mengabaikan pengorbanan para penggemar. Hasilnya, Yansen Mu masih serius memotret Tifanny Wen.

Kemampuan Yansen Mu sangat bagus dalam memotret. Wanita di foto itu mencium kelopak bunga, emosi wanita itu terlihat bahagia dan menikmati, tangannya memegang bunga, foto dengan gaya tak beraturan.

Tifanny Wen sangat puas melihat fotonya lalu langsung membagikan foto itu ke Instagramnya:

[TifannyWenV: Bunganya sangat cantik, Para Wens sangat hangat!]

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu