Cinta Setelah Menikah - Bab 45 Memberi Hadiah (1)

Dan Juwita Wen yang sekarang sangat kontras perbedaannya.

Yang terpenting bagi aktor adalah mengontrol perasaan.

Saat ini di depan semua orang Juwita Wen jelas tidak lolos kualifikasi.

Sekumpulan aktris wanita saling bertatapan satu sama lain, dalam hati sangat terkejut: sesuai dugaan, dia adalah artis cilik nomor pertama!

Walaupun pensiun dari publik selama dua tahun, bakatnya dari lahir tidak bisa dibandingkan dengan aktris biasa.

"Kamu sengaja, ya kan?"

Juwita Wen hanya merasa wajahnya bagai ditampar, pipinya terasa panas dan sakit.

Juwita Wen merasa tidak nyaman menatap ke arah Tifanny Wen. Juwita Wen merasa ekspresi perasaan Tifanny Wen yang tadi hanya demi mengganggu aktingnya.

"Kenapa? Apakah ada masalah dengan penampilanku tadi?" Dibalas senyuman oleh Tifanny Wen.

"Kamu……”

Juwita Wen merasa marah tapi tidak bisa membela diri. Juwita Wen terpaku di tempatnya berdiri, hatinya tidak rela dan tahu bahwa sutradara Aliando Zhang tidak akan memberikannya kesempatan yang kedua.

Juwita Wen juga merupakan orang yang angkuh, dia tidak akan memohon pada orang.

Akhirnya Juwita Wen hanya memasang wajah pucat lalu berganti pakaian, setelah itu menarik Raymond Jiang, tidak melirik sutradara Aliando Zhang, Juwita Wen langsung pergi.

Sebelum pergi, Juwita Wen melemparkan tatapan ke arah Tifanny Wen lalu berkata: "Aktris papan atas dengan 'peraturan khusus yang tak tertulis', tidak mengapa jika kamu tidak mau bekerja sama."

Tifanny Wen, kamu pikir masalah ini akan selesai begitu saja?

Aku, Juwita Wen, jika cara yang ku pakai sedikit begini, aku tidak akan dengan cepat mencapai posisi atas di industri hiburan!

“Ah……”

Semua orang menatap punggung Juwita Wen yang pergi lalu tiba-tiba mendengar jeritan wanita itu dan suara sepatu hak tinggi yang patah, tiba-tiba kaki wanita itu tidak stabil dan Juwita Wen terjatuh.

“Juwita……”

Raymond Jiang terkejut, pria itu langsung berjongkok dan menggendong Juwita Wen yang kakinya terkilir.

Mata Raymond Jiang berbalik melihat Tifanny Wen yang melemparkannya senyuman dingin.

Saat ini tatapan Raymond Jiang menyorotkan perasaan bahwa pria itu tidak bisa berkata apa-apa.

"Tifanny, kamu... sangat membuatku kecewa."

Setelah melemparkan ucapan tersebut, Raymond Jiang mengalihkan pandangannya lalu menggendong Juwita Wen dan pergi.

……

Tifanny Wen diam.

Aturan khusus?

Bergantung pada pria untuk mencapai posisi tinggi?

Apakah orang jaman sekarang selalu berpikir seperti ini?

Hei hei hei!

Baiklah! Benar bahwa dirinya memiliki kecurigaan bahwa dirinya bergantung pada tuan Mu.

Ekspresi wajah Tifanny Wen pasrah.

"Tifanny, sudah sesuai dugaanku kalau kamu adalah artis cilik nomor satu."

Sudah tidak ada ekspresi tidak terima dari para aktris yang berada di lokasi syuting.

Malah mereka seakan membuang Juwita Wen. Jelas saja, latar belakang Tifanny Wen tidak biasa, sudah seharusnya mereka tidak memprovokasinya.

Tifanny Wen tersenyum, tapi dalam matanya tersirat rasa dingin, lalu melirik Tika Luo dalam diam.

Wajah Tika Luo pucat, wanita itu menundukkan kepalanya seperti tikus yang bertemu dengan kucing, tidak berani melihat Tifanny Wen.

……

Setelah itu syuting secara resmi di mulai.

Kemampuan akting Tifanny Wen tidak menjadi masalah, setelahnya malah Tifanny Wen merasa sangat nyaman beradu akting dengan Yuri Bai, suasana hatinya juga sangat membaik.

Setelah Tifanny Wen menyelesaikan syutingnya, waktu sudah tidak pagi lagi.

Tifanny Wen sedang ingin kembali, tiba-tiba Yuri Bai yang selalu berada di sampingnya dan diam-diam berada di gerombolan sambil menatap penulis skenario itu menghampiri Tifanny Wen.

"Tifanny, apakah hari minggu ini kamu ada waktu?"

Putri Bai langsung membuat jelas maksud tersebut, "Apakah kamu tertarik untuk membicarakan peran Erin Leng denganku?"

"Ha?" Tifanny sedikit tidak menduga, "Jika Bibi Putri punya waktu, aku bisa saja."

Lagipula Putri Bai adalah ibu kandung dari peran Erin Leng.

Jika mereka saling berkomunikasi, pasti akan berkontribusi untuk pemahamannya akan peran Erin Leng.

Ini yang diharapkan oleh Tifanny Wen.

Maka dari itu saat Putri Bai membuat janji padanya untuk pergi bertandang ke rumah Putri Bai untuk makan dan membicarakan masalah tentang peran Erin Leng, Tifanny Wen langsung menyetujuinya.

……

Tifanny Wen datang ke lokasi syuting dengan taksi.

Walaupun wanita itu memiliki mobil tapi dia benci menyetir.

Maka dari itu Tifanny Wen lebih banyak memilih naik taksi.

Awalnya Tifanny Wen berpikir bahwa dirinya harus kembali ke rumah dengan naik taksi, tapi tiba-tiba wanita itu menerima panggilan dari Helen Mu.

"Halo? Tifanny, apakah kamu sudah selesai syuting? Bagaimana kalau aku menjemputmu? Sambil kita makan malam." Tanya Helen Mu.

"Oke. Jemput aku di Jalan Shabin Utara."

Tifanny Wen sedikitpun tidak segan.

Helen Mu setuju, hanya saja wanita di telepon itu tersenyum licik.

Tidak lama kemudian, Tifanny Wen memasuki mobil Ferarri berwarna merah seksi milik Helen Mu.

"Ini, ku berikan kado pernikahan baru untukmu dan kakak."

Begitu melihat Tifanny Wen masuk ke dalam mobil, Helen Mu langsung memberikan Tifanny Wen dua kotak dan berkata: "Satu kotak untukmu, kotak yang lain untuk kakak. Tapi kakakku sangat kesal jika aku sembarangan membuang uang, maka dari itu nanti kamu bilang kalau kamu yang memberikan untuknya, mengerti?"

Tifanny Wen terdiam, "Kamu menyuruhku untuk menjadi korban? Tapi apa yang kamu beli untuk kakakmu? Apakah mahal?"

Tifanny Wen ingin membukanya tetapi ditarik oleh Helen Mu, "Hei hei hei, tidak sopan membuka kado milik orang lain. Harus kakakku yang membongkarnya. Kamu buka kadomu saja ya?"

Tifanny Wen berpikir. Ya benar, tidak baik membuka kado orang lain. Setelah itu Tifanny Wen menghentikan tangannya.

Tifanny Wen membuka kadonya sendiri. Wanita itu menunduk dan melihat sebuah gelang, kelihatannya agak mahal.

Tifanny Wen mengucapkan terima kasih lalu langsung memakai gelang tersebut. Dalam hati Tifanny Wen Berkata: "hadiah yang Helen Mu berikan ke Yansen Mu pasti juga mahal."

Tifanny Wen dengan kedua tangannya memegang hadiah itu lalu  berterima kasih pada Helen Mu sambil memberikan gadis itu 'ciuman melalui udara'.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu