Cinta Setelah Menikah - Bab 66 Menarik Wanita Ini Keluar (1)

(Netizen nomor empat: Wow! Sangat menarik. Aku ingin sekali berganti menjadi penggemarnya. Tidak ada yang bisa ku lakukan, wanita ini wajahnya oke ditambah penampilannya juga sangat bagus.)

(Netizen nomor lima: untuk yang di atasku, ganti saja. Lagipula aku sudah berganti menjadi penggemarnya. Biarkan orang lain benar-benar memiliki kemampuan, dia membuktikan ketika ada rumor tentangnya dia bersikap tenang, aku juga menetapkan untuk menjadi penggemarnya. Untuk Juwita Wen... aku lihat sekarang wanita itu sepertu ingin memaki.)

(Netizen nomor enam: matanya cantik >.< ! Selamat datang di klub Wens! Tifanny kami akan membuktikan pada kalian kalau dia pantas untuk disukai.)

……

Tentu saja, walaupun ada banyak pujian dari para netizen untuk penampilan Tifanny Wen. Sekarang Tifanny Wen hanya tinggal menunggu jawaban. Dia adalah peserta audisi terakhir, selesai audisi dan menyapa para juri, Tifanny Wen langsung membuka pintu dan meninggalkan ruangan.

"Presdir Mu, bagaimana menurut anda?"

Di panggung juri, seluruh para juri saat ini akhirnya membicarakan audisi yang baru saja berlangsung dan mereka ingin tahu pendapat menurut atasan mereka.

Para juri sadar bahwa mata presdir Mu saat ini terlihat muram menatap pintu, auranya juga berubah agak dingin. Jari jemarinya yang panjang mengetuk-ngetuk di atas selembar foto yang pria itu pegang. Wanita di foto itu adalah yang hari ini penampilannya sangat bagus, Tifanny Wen.

Ada apa dengan presdir Mu? Kenapa aura pria itu tidak seperti biasanya? Siapa yang membuat pria itu marah?

Siapa lagi yang bisa membuat marah tuan ini selain Tifanny Wen?

Perasaan Yansen Mu saat ini sangat tidak nyaman.

Setelah kedatangan wanita itu, Yansen Mu seperti digoda, tidak bersedia melepaskan pandangannya dari wanita itu.

Tapi... gadis bodoh itu, setelah masuk ke ruangan, pandangan wanita itu sama sekali tidak menatap ke arah Yansen Mu. Paling banyak juga hanya melihatnya sebagai juri dan melihat juri lainnya. Tapi ketika melihat Yansen Mu,  mata Tifanny Wen tenang, sama sekali tidak muncul rasa terkejut dan seperti mengenal Yansen Mu. Sampai ketika wanita itu keluar, wanita itu juga tidak menatap ke arahnya.

Ada rasa kesal yang sulit dijelaskan di hati Yansen Mu.

Setelah pandangannya tidak melihat ke pintu lagi, melihat para juri dengan was-was melihatnya, Yansen Mu tiba-tiba berkata: "Melihatnya begitu lama, apakah tidak ada rasa pasti dari kalian? Tidak perlu mempertimbangkan faktor lain, murni hanya melihat skor penampilan audisi sudah cukup."

Berucap begitu, Yansen Mu tidak benar-benar memberikan pandangannya terhadap audisi, lalu pria itu bangkit dari duduknya dan pergi, dengan langkah besar pergi keluar.

Tapi arti ucapan itu adalah... yang mereka sadari adalah Presdir Mu menyuruh mereka jangan mempertimbangkan kekurangan artis dan harus adil memberikan poin.

Tapi brand ambassador akan mewakilkan imej perusahaan, mana mungkin tidak mempertimbangkan imej buruk seseorang? Tentu saja, jika seperti Juwita Wen, walaupun wanita itu adalah pelakor tapi wanita itu sangat populer, sebenarnya bisa dipertimbangkan. Jika Tifanny Wen... uh.

Presdir Mu, bukankah seharusnya dia tidak membiarkan mereka memberi Tifanny Wen skor rendah? Bagaimanapun juga semua orang melihat penampilan spektakuler dari Tifanny Wen.

Dan juga... bagaimanapun juga pandangan presdir Mu tidak pernah lepas dari Tifanny Wen. Sebelum wanita itu datang, presdir Mu sudah memandangi fotonya, setelah wanita itu datang Presdir Mu menatapnya. Setelah wanita itu pergi presdir Mu masih menatap ke arah perginya wanita itu dan melamun... uhuk! Presdir Mu! Apakah anda pikir kami tidak melihatnya?

Para juri saling memandang satu sama lain, mata mereka berpura-pura bersinar, di matanya tersorot 'ada gosip!'.

Setelah Yansen Mu pergi....

Di pintu masuk sudah tidak ada orang.

Juwita Wen yang ternyata selalu menunggu di depan pintu, karena melihat para artis lain pergi, Juwita Wen merasa tidak enak selalu menunggu di depan pintu. Walaupun hatinya merasa tidak rela, dihatinya ada rasa menunggu seorang pria keluar dari kantor dan bertemu dengannya tanpa sengaja, tapi Juwita Wen juga tidak mau hal ini terlihat dengan jelas dan wanita itu terpaksa pergi

Tentu saja, setelah menunggu begitu lama, Juwita Wen benar-benar pergi walaupun hatinya tidak rela.

Memang pergi, tetapi Juwita Wen malah pergi ke arah toilet di lantai delapan, tidak benar-benar rela meninggalkan lantai gedung ini.

"Apakah sudah pergi?"

Sedangkan Yansen Mu yang baru saja keluar dari ruang audisi, begitu keluar langsung mengirim pesan ke Tifanny Wen.

Selesai audisi, para artis boleh menggunakan alat komunikasi.

Dibalas dengan cepat oleh Tifanny Wen: "Belum. Aku masih di toilet."

Toilet?

Melihat pesan tersebut, Yansen Mu melangkahkan kakinya dan pergi ke arah toilet.

Tentu saja, dia hanya berpikir sederhana jika gadis bodoh di rumahnya itu ada di sini, dia bisa mudah mencarinya. Yansen Mu tidak masuk ke dalam toilet, pria itu hanya berdiri di dinding yang berada di luar toilet sambil mengetuk-ngetuk pelan jarinya.

Ketika Juwita Wen keluar dari toilet... mata wanita itu bertemu dengan siluet tubuh pria yang tinggi dan besar yang sedang berdiri diam. Tubuh pria itu tinggi dan tegap, jas berwarna hitam sangat jelas memperlihatkan aura pria itu. Dilihat dari jauh, punggung pria itu membuat orang berpikir pria itu memiliki aura ajaib, sulit untuk diraih dan ada rasa ingin dekat yang sulit dijelaskan.

Pria yang seperti ini....

Baru pertama kali Juwita Wen temui.

Juwita Wen tidak tahu kenapa dirinya masih terus menunggu hingga sekarang, tidak tahu kenapa dirinya menggunakan alasan mencari toilet untuk tetap lama berada di lantai gedung ini, tidak tahu kenapa muncul hasrat ingin bertemu pria itu.... apakah karena pria itu sulit untuk diraih? Atau karena pria ini membuatnya terpikirkan kata 'luar biasa'?

Juwita Wen agak linglung sebentar.

Tapi muncul senyuman bahagia dari sudut bibirnya.

Anggap saja kebetulan. Menunggu begitu lama di sini untuk menunggu kesempatan ini.

Juwita Wen mengangkat roknya, perlahan-lahan mendekat...

"Ah..."

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu