Cinta Setelah Menikah - Bab 215 Ini Adalah Laguku (2)

Saat Tifanny Wen mengetuk tuts terakhir, satu lagu, sudah selesai di Nyanyikan.

Dia menarik napas, akhirnya sudah sedikit lega.

Akhirnya sudah selesai bernyanyi!

Tifanny Wen sebenarnya sedikit resah. Bagaimana pun dia bukanlah penyanyi professional, juga pertama kali ada di panggung konser, nyanyi sebagainya, dia bisa, tapi tidak percaya diri untuk menyanyikan lagu Gina Si ini.

Jadi……… dia sedikit gugup takut kalau dia menghancurkan lagunya.

Terutama saat tadi dia bernyanyi, dia masih harus memperhatikan alunan musiknya.

Lagu ini tidak pernah gladi resik atau di rekam, Tifanny Wen tentu saja hanya bisa memainkan lagunya sendiri.

Untung saja, dia bisa bermain piano, sedangkan alunan musik piano, kebetulan sedikit pelan.

Saat ini dia selesai bernyanyi….

Tifanny Wen melihat ke depan……..

e……. kenapa tidak ada tepuk tangan?

Tifanny Wen sudah mengerutkan dahinya.

Tidak mungkin penampilannya begitu buruk bukan!

Saat dia berpikir seperti ini, tiba – tiba.

“a…. bagus sekali, Tifanny, kamu sudah bisa mengeluarkan album…..” penonton baris depan, entah siapa yang berteriak begitu kencang.

“betul! Keluarkan album! Buat album!” sedangkan saat ini, penonton baris depan juga ikut berteriak.

Hanya saja saat ini suara teriakan terlalu berisik, karena itu, Tifanny Wen juga tidak bisa mendengar suara dengan jelas.

Jika saat ini dia ada bersama penonton, pasti bisa mendengar, saat ini perasaan orang yang sedang membicarakan lagu ini.

“tadi siapa yang bilang kalau Tifanny Wen tidak bisa bernyanyi?” di antara penonton, ada yang berbicara.

Yang satunya berkata: “Tifanny Wen sebelumnya tidak pernah bernyanyi, mana aku tahu suaranya begitu bagus?”

Lalu ada yang berkata: “aku belajar musik, dan aku merasa kemampuannya bagus, tapi tetap ada perbedaan dengan penyanyi professional. Jadi jika mengatakan kalau Tifanny Wen bernyanyi dengan baik, sebaiknya mengatakan kalau Tuhan memberikannya pita suara yang bagus, dan juga, lirik lagu ini di tulis dengan baik.”

Orang lainnya berpikir, dan menganggukkan kepala: “benar! Bukankah kamu bilang kalau aku lupa memberitahu kalian! Tadi aku sudah mencari lirik lagu, ini bukanlah edisi yang biasa, ini adalah buatannya sendiri. Ini lagu baru.”

Yang lainnya: “lagu baru? Siapa yang buat? Tidak mungkin Tifanny Wen yang menulisnya sendiri bukan?”

….

Saat penonton sibuk berbicara, di setiap sisi ada pembicaraan seperti ini.

Terutama mengenai apakah adalah lagu baru, siapa yang membuat lagunya, kira – kira hampir 90 persen orang sibuk membicarakannya.

…….

“aa…. Bagus! Tifanny Wen keluarkan album, aku pasti akan membelinya!”

Di tempat duduk, Luna Jiang berteriak dengan kencang.

“a! pasti lagu baru, siapa yang membuatnya?” Regina Qiu yang ada di samping berteriak, “Tifanny, apakah ini lagu baru? Benar – benar enak di dengar?”

Regina Qiu tadi juga berteriak, lalu melihat ke arah Luna Jiang, “benar bukan! Enak di dengar kan!” Lalu melihat ke arah Gina Si, “iya bukan, Gina Si?”

Sedangkan….

Dia baru selesai berbicara, Regina Qiu sudah tercengang, pandangannya terhenti, melihat ke arah Gina Si, tiba – tiba….. mengedipkan mata dengan curiga, senyumannya juga hilang, seakan terlihat serius.

“Gina Si, kamu….. kenapa?” Regina Qiu bertanya dengan suara kecil, melihat ke arah Gina Si.

Karena, dia menyadari, semua orang sedang teriak, hanya perempuan ini yang sebelumnya suasana hatinya sangat baik, sekarang ternyata sedang menangis!

Iya! Regina Qiu mengedipkan mata, dirinya tidak salah melihat.

Dia melihat wajah Gina Si masih ada tetesan air mata. Ujung mata perempuan ini juga memerah. Tangisan ini….

Sudah pasti bukan tangisan kecil, jelas – jelas suasana hatinya sudah “meledak”.

Apa yang terjadi?

“a?” Luna Jiang mendengar kecurigaan ini, juga ikut memalingkan kepala, melihat suasana hati Gina Si, juga ikut tercengang.

Ini………

“apa yang terjadi?” Luna Jiang sudah tidak berani tertawa. Setelah berpikir, bertanya: “kamu tidak mungkin mendengar lagu ini hingga begitu terharu bukan?”

Setelah bertanya, dia merasa ada yang aneh.

Terharu?

Lagu ini meskipun membuat orang berimajinasi, tapi bukan lagu yang sedih. Menangis seperti ini agak berlebihan.

“lagu ini….” Gina Si membuka mulut, tapi suaranya sangat kecil.

Apa yang akan dia katakan?

Dia akan mengatakan, lagu ini…. Dia yang menulisnya?

Gina Si tidak pernah terpikirkan, kalau di konser ini, akan mendengar lagu buatannya.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu