Cinta Setelah Menikah - Bab 155 love! Tuan Mu Yang Mengerikan (1)

Yansen Mu tidak melihat Tifanny Wen dalam kamar, berarti dia belum keluar dari kamar mandi. Mengetuk pintu kamar mandi, lalu meletakkan kedua kantong plastik di depan pintu, lalu mengatakan, “aku sudah membelinya.” Lalu membalikkan badan, jelas mempertimbangkan kalau perempuan ini mungkin akan ngambek, tidak ingin dirinya melihat tubuhnya.

Tifanny Wen membuka pintu kamar mandi, melihat dua kantong plastik di depan pintu tapi tidak melihat ada orang lain, langsung mengambil kantong plastiknya.

Saat Tifanny Wen sudah mengganti baju dan keluar, melihat meja yang ada di kamar sudah ada semangkuk bubur panas beserta dengan obat penahan rasa sakit dan penghangat yang dibeli barusan. Tiba – tiba dia mengerti mengapa lelaki ini pergi begitu lama.

Melihat perempuan itu sudah keluar, Yansen Mu melihat ke arahnya, berkata: “makan dulu baru tidur.”

Dia juga tidak berbicara apa, langsung mengabaikan permasalahan di antara mereka, dan nadanya sangat damai seakan kalau mereka adalah sepasang suami istri.

Tifanny Wen tidak menolak, berjalan ke arahnya, lalu memakan buburnya.

Yansen Mu melihat perempuan itu, lalu dia pergi ke kamar mandi.

Tifanny Wen memakan buburnya dengan cepat, hanya menghabiskan waktu dua menit dan sudah menghabiskan semuanya. Lalu dia menyeka mulut, melihat ke arah ranjang, dan langsung naik. Karena dia sudah datang, tidur saja, juga tidak apa.

Tiba – tiba ponsel Tifanny Wen berdering.

Telepon itu dari Daniel An.

Tifanny Wen mengambilnya.

“Tifanny, besok aku akan ke pulau Nanqiong, bisakah kamu menjemputku di bandara?” telepon itu, terdengar suara Daniel An.

Tifanny Wen tercengang.

Bagaimana Daniel An tahu kalau dia datang ke pulau Nanqiong.

Masalah Tifanny Wen datang ke pulau Nanqiong, hanya keluarganya yang tahu. Bahkan dia saja tidak beri tahu Yansen Mu, apalagi orang lain.

Tapi dia juga tidak bertanya, hanya membalasnya, “besok aku ada latihan militer, tidak bisa pergi.”

“apakah bisa izin?” Yansen Mu tidak sungkan.

“ini… takutnya akan susah.” Tifanny Wen menjawab.

“masih ada satu orang yang mengikutiku, apakah kamu yakin tidak mau datang? Empat tahun lalu gurumu saat mengikuti kelas akting internasional di negara F, Aston datang loh, ikut aku. Sekarang aktingmu begitu bagus, susah payah baru punya kesempatan untuk menunjukkan dirimu di depan gurumu, yakin tidak mau?” Daniel An bertanya.

Tifanny Wen tercengang.

Aston?

Apakah Daniel An sudah menebak kalau ingatannya sudah kembali?

Aston itu siapa, tentu saja Tifanny Wen ingat. 4 tahun lalu pergi ke negara F, tujuan awalnya bukan untuk liburan, yaitu untuk mengikuti kelas akting milik Aston. Di kelas Aston inilah, dia mengenal Sherina.

Mengenai Aston orang ini, Tifanny Wen sangat mengenal dan menghormatinya. Jika dia tidak melupakan kejadian tahun itu, dia pasti akan mengunjungi Aston setiap tahunya. Sedangkan saat dia kembali ke negaranya, dia masih ingat kalau dia pernah berkata kepada gurunya, untuk mengunjunginya.

Dan akhirnya setelah 4 tahun, dia tidak pernah melihatnya…

Tifanny Wen mengingat ini merasa malu. Tapi dia tidak pernah menduga, kalau Aston ternyata sedang bersama Daniel An, besok masih mau ke pulau Nanqiong. Hanya saja mereka berdua tiba – tiba datang ke sini untuk apa?

Sedangkan Aston bukan orang negara Long, sekarang ternyata muncul di negara Long?

“Tifanny, apakah kamu sudah melupakan gurumu.” Tifanny Wen tercengang, suara itu, terdengar suara orang lain.

Tifanny Wen tercengang lagi.

Ini adalah suara dari Aston gurunya, Bahasa negara Longnya tidak terdengar biasa.

Tentu saja, orang di telepon itu, Aston benar – benar mengikuti Daniel An, jika tidak juga tidak mungkin mengambil ponselnya untuk mengangkat teleponnya.

Tifanny Wen kaget, tapi juga terkejut, sakit perutnya juga menjadi tidak sakit lagi. dia langsung menyapa Aston. Orang yang ada di telepon itu Aston menyalahkan Tifanny Wen, terus bertanya mengapa dia tidak datang melihatnya. Tifanny Wen hanya mengatakan kalau dia mengalami masalah, kelak pasti akan menjelaskan hingga dia mengerti.

“huh! Gadis jahat.” Aston menghela napas, dengan nada manja, “besok datang jemput gurumu, jika tidak aku tidak akan memaafkanmu.”

Tahun itu Aston sangat menikmati bakat akting Tifanny Wen. Tahun itu di kelasnya hanya Beberapa aktris yang dia suka, salah satunya adalah Tifanny Wen. Tifanny Wen mengerti kalau gurunya menyalahkannya karena mengingat dirinya, juga karena sedih dia tidak pernah menjenguknya. Tiba – tiba dia tidak punya alasan untuk menolaknya, hanya berkata: “baik, besok aku akan tepat waktu menjemputmu.”

“good! Ini baru muridku. Love, my baby!” Aston yang mendengarnya sangat senang, bahkan kemarahannya juga sudah reda.

Tifanny Wen “puu” tertawa, berkata: “love, too! Waiting for me.”

Saat ini telepon baru dimatikan.

Setelah telepon di matikan, Tifanny Wen masih tersenyum dengan lebar. Mengetahui gurunya datang melihatnya, suasana harinya sekarang sangat senang, merasa kalau permasalahannya sudah hilang semua.

Dia merapikan poninya, tiba – tiba berdeham sambil bernyanyi, bersandar dengan suasana hatinya yang sangat baik.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu