Cinta Setelah Menikah - Bab 111 Pesta Perayaan (1)

Akhir-akhir banyak sekali yang antusias pada Tifanny Wen, tidak sedikit orang yang memperhatikannya. Tapi tidak terpikirkan bahwa mereka belum melihat Tifanny Wen, padahal pesta sudah berlangsung lama.

Setelah Raymond Jiang mendengar, tatapan pria itu menyorot ke seluruh ruangan dan sesuai perkiraan, dia tak menemukan Tifanny Wen. Tiba-tiba Raymond Jiang meminum alkohol yang ada di tangannya. Matanya langsung memperhatikan Juwita Wen yang masih dikelilingi sekumpulan pria. Dahi Raymond Jiang berkerut, pria itu memutar tubuhnya lalu berjalan ke toilet...

Di toilet...

Setelah Raymond Jiang keluar dari toilet, pria itu tidak menyangka dirinya selalu tidak melihat Tifanny Wen di lokasi acara, tapi ternyata malah menemukan Tifanny Wen di sini.

Saat ini Tifanny Wen sudah sampai di April Hotel. Hanya saja wanita itu belum berganti pakaian, jadi Tifanny Wen tidak masuk melalui pintu depan. Tifanny Wen langsung pergi ke lift menuju kamar yang sudah dipesan untuk berganti pakaian.

Baru saja Tifanny Wen sampai, Tifanny Wen mempersilahkan orangnya pergi terlebih dahulu ke kamar, karena ada 'panggilan alam', Tifanny Wen pergi ke toilet dahulu.

Tifanny Wen tidak menyangka bahwa hari ini dia akan gagal. Baru saja keluar dari toilet, Tifanny Wen langsung bertemu dengan orang yang tidak ingin dia temui, Raymond Jiang.

"Wah, kebetulan sekali!"

Raymond Jiang juga terkejut melihat Tifanny Wen.

Pria itu memperhatikan Tifanny Wen beberapa kali dan sadar bahwa yang dikenakan wanita itu sangat biasa, Tifanny Wen hanya memakai gaun pendek santai. Tapi model rambutnya... gaya rambut yang kuat dan gagah, membuat Raymond Jiang tiba-tiba merasa orang di depannya berbeda, hampir saja Raymond Jiang tidak mengenalinya. Jika bukan karena memperhatikan beberapa kali, Raymond Jiang tidak akan tahu kalau dia adalah Tifanny Wen.

Walaupun Tifanny Wen berganti gaya rambut pendek, tapi kecantikan dan keseksiannya tak berkurang, malah membuat orang terkejut dan penasaran. Hanya saja... Raymond Jiang merasa kenapa model rambut itu janggal.

Hm hm! Di rambut pendek dan dandanan seperti ini, dipadukan dengan gaun santai wanita itu, kenapa Raymond Jiang merasa tidak serasi?

Dan juga warna hiasan di rambut Tifanny Wen tidak serasi dengan warna gaunnya.

"Kesalahan penata gaya?" Tiba-tiba Raymond Jiang tertawa. Bibir pria itu tersenyum mengejek, "Banyak atasan penting Hairui Entertainment adalah orang-orang Jeklin, karena adikmu, Jeklin... tidak, karena kamu baru saja menjatuhkan Jeklin. Tidak mungkin kan atasan Hairui Entertainment yang sebelumnya membuat penata gaya sengaja melakukan hal ini padamu, kan?"

Melihat penampilan Tifanny Wen, Raymond Jiang mulai menebak.

Sebenarnya setelah bertemu Tifanny Wen, Raymond Jiang baru memikirkannya, yaitu saat Hairui Entertainment berganti nama, Raymond Jiang sudah pernah memikirkannya.

Tidak peduli apakah perusahaan baru bernama New Ball Entertainment, intinya, selama perusahaan masih menggunakan karyawan Hairui Entertainment, di sini banyak sekali bawahan Jeklin Jin. Khususnya pegawai tingkat atas Hairui Entertainment yang lama. Jika tidak diganti, mereka masihlah pegawai tingkat atas di perusahaan baru.

Jika para atasan ini ada yang ingin membalaskan dendam Jeklin Jin, mereka akan sembarangan memerintahkan tim penata gaya perusahaan untuk membuat buruk Tifanny Wen.

Artis! Bagaimanapun juga dia hanyalah artis yang mencari uang demi perusahaan! Tidak mungkin diistimewakan oleh pegawai tingkat atas.

"Bukan urusanmu."

Tifanny Wen malas menjelaskan. Dia hanya asal menjawab lalu bersiap pergi.

Suara Tifanny Wen sangat dingin dan tatapannya seperti tidak mengenal Raymond Jiang.

Begitu melihat, Raymond Jiang yang dari awal sedang dalam kondisi tidak senang, perasaannya semakin tidak senang. Tangan Raymond Jiang menghalangi, sambil tertawa dingin berkata: "Tifanny, apakah kamu pikir karena kamu dekat dengan putri keluarga Mu dan memiliki hubungan teman dengan direktur Sentum Group, kamu bisa berjalan semakin tinggi? Orang luar hanyalah orang luar! Kamu hanya bergantung pada hubungan pertemanan dan latar belakangmu masih tidak cukup untuk mampu membuat orang melihatmu. Atau bisa dibilang kamu benar-benar berpikir hanya dengan bergantung pada wajah cantikmu yang muda, bergantung pada seks untuk mendapatkan om-om penyokong, kamu pikir kamu bisa berada di hadapan Juwita? Mungkin saat ini kamu cukup melejit, tapi di lingkaran para penyokong, ketertarikan mereka wanita selalu berubah. Kamu pikir penyokong di belakangmu akan tetap tertarik pada pelacur sepertimu?"

Raymond Jiang yang menghalangi Tifanny Wen langsung meluncurkan ucapan tersebut.

Selesai bicara, senyum mengejek di wajah pria itu semakin lama semakin menguat.

Acara malam amal yang lalu, dengan matanya sendiri Raymond Jiang melihat keseluruhan acara. Bisa dianggap, dia tahu hubungan antara Yansen Mu dan Tifanny Wen.

Ternyata Tifanny Wen mengenal Yansen Mu karena wanita itu mengenal putri dari keluarga Mu.

Terkait hubungan lain antara Yansen Mu dan Tifanny Wen... Raymond Jiang langsung menyatakan keduanya tidak berhubungan. Bagaimanapun juga, dulu dia melihat kalau Tifanny Wen bersikap dingin pada Yansen Mu.

Walaupun sikap Yansen Mu terhadap Tifanny Wen jelas sekali bukan sikap terhadap teman, melainkan pria itu bersikap seperti mengejar Tifanny Wen.

Tetapi...

Karena Tifanny Wen begitu dingin pada Yansen Mu, Raymond Jiang tebak bahwa Yansen Mu gagal menaklukan Tifanny Wen. Terkait kenapa gagal... ini membuat Raymond Jiang saat ini memiliki tebakan lain atau mungkin alasannya karena 'urutan datang'?

Dulu sekali, pasti Tifanny Wen menemukan seorang penyokong. Karena wanita itu hanya bergantung pada satu orang dan sudah mencapai kesepakatan dengan seorang penyokong, maka Tifanny Wen tidak memiliki cara untuk berganti orang. Pasti karena wanita itu takut membuat marah penyokongnya yang dulu.

Jika tidak, maka Raymond Jiang tidak mengerti. Jika Tifanny Wen ingin mencari seorang penyokong, kenapa wanita itu begitu dingin pada Yansen Mu?

Terkait kenapa Raymond Jiang yakin sekali bahwa di belakang Tifanny Wen ada seorang penyokong dan wanita itu pasti sudah melakukan kesepakatan kotor, karena Raymond Jiang terlalu mengerti latar belakang Tifanny Wen dan terlalu mengerti lingkungan industri hiburan.

Bisa dibilang di industri hiburan, jika tidak ada orang yang menyokong, jangankan mendapatkan peran utama wanita,   mendapatkan peran pembantu pun sangat sulit. Bahkan jika kamu memiliki kekuatan, itu juga sulit. Terlebih lagi saat Tifanny Wen kembali ke dunia hiburan, banyak sekali hinaan terhadap wanita itu.

Di situasi seperti ini lalu bilang bahwa di belakangnya tidak ada orang yang menyokong? Jangan percaya! Tapi orang yang berada di belakang Tifanny Wen tidaklah besar. Jadi kemungkinan Tifanny Wen hanya mencari uang pria itu saja.

Bagi Raymond Jiang, tidak peduli Tifanny Wen bergantung pada kesepakatan yang tidak normal untuk cepat melambung ke atas, Raymond Jiang menghina tindakan tersebut.

Terkait peristiwa yang lalu...

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu