Cinta Setelah Menikah - Bab 253 Tidak Boleh Pulang (1)

Jeremy Fan tertawa, lalu mengatakan satu per satu kata, dengan nada mesra memanggil “Fanny”.

Cemburu?

Yansen Mu setelah mendengar kata ini, membalas: “aku kira kamu sudah gila.”

Dari pada bilang cemburu, sebenarnya dia terkejut. Dia tidak pernah melihat ketua memanggil seseorang seperti ini?

“Fanny…..” Yansen Mu tidak mem-pedulikan Jeremy Fan, lalu langsung mengambil ponselnya sendiri dan menelepon ponsel pribadi Tifanny Wen.

Dengan segera, Tifanny Wen menjawabnya.

“kenapa? Mengapa Mencarinya?” Yansen Mu bertanya.

Tifanny Wen justru tidak menjawab, setelah Beberapa saat, bertanya: “kamu membuat orang mengerjai Emi?”

Yansen Mu tercengang.

“masih dengan….” Jeremy Fan melihat Yansen Mu langsung menelepon dengan ponselnya sendiri, tidak tahu harus berkata apa. Dia melirik ke arah Yansen Mu penasaran, akhirnya melihat lelaki itu juga melihat ke arahnya.

“kenapa?” Jeremy Fan menyadari pandangan aneh dari Yansen Mu.

“apa yang kamu bicarakan dengan Fanny?” Yansen Mu bertanya.

Jeremy Fan: ……

Saat mereka saling menatap, Tifanny Wen yang ada di telepon, saat ini ekspresinya seakan kesal.

Dia tercengang, curiga dirinya salah mendengar. Yansen Mu ternyata membuat Jeremy Fan langsung menggunakan cara “mata di ganti mata gigi di ganti gigi” menghadapi Emi.

“mata di ganti mata gigi di ganti gigi” kalimat ini, Tifanny Wen lebih jelas dari siapa pun.

Dia bukannya tidak tahu kalau Yansen Mu bisa sekejam ini. Dia lebih jelas dari siapa pun, Yansen Mu adalah lelaki yang pernah menghadapi berbagai latihan keras.

Benar – benar….

Bagaimana dia bisa melakukan itu terhadap Emi?

Bukankah dia pernah demi Emi, merebut giok dari dirinya?

Bukankah dia masih pernah mencari tahu kesukaan dan hobi Emi?

Tifanny Wen benar – benar tidak bisa percaya, dia masih mengira lelaki yang tidak begitu mencintainya, akan sangat marah karena masalah ini.

Bersamaan, dia juga marah!

Tidak!

Seharusnya bukan marah!

Sangat marah karena lelaki itu tidak menanyakan pendapatnya, sama sekali tidak memberi tahunya, diam – diam melakukan semua ini.

Karena, dia tidak ingin lelaki itu berbuat seperti itu.

Tentu saja, ini bukan karena pendidikan yang dia terima sejak kecil hingga sekarang tidak bisa menerima tindakan seperti ini, melainkan karena dia merasa, demi perempuan seperti itu, tuan Mu mengotori tangannya sendiri, dia akan merasa kasihan.

Terutama saat ini

Tifanny Wen saat ini, meskipun memegang tangannya sendiri. Tapi tangan yang satunya memegang ponsel Yansen Mu, telepon dengan Jeremy Fan sudah dia matikan. Sedangkan ponsel Yansen Mu yang sedang dia pegang, saat memencet kembali justru bukan halaman utama, melainkan halaman pesan.

Satu menit sebelumnya, ponsel Yansen Mu, menerima sebuah pesan.

Pesan itu di lampirkan sebuah Gambar, yaitu Gambar design.

Design dari sebuah giok!

Giok itu berwarna merah darah, yaitu giok yang selalu dia pakai sebelumnya. Tapi yang berbeda adalah, di atas giok itu, sudah di tambah dengan warna berlian yang halus hingga tak terbayangkan.

Gambar design giok itu, di bandingkan dengan yang sebelumnya, lebih indah.

Tapi Tifanny Wen dapat mengenalinya, warna berlian itu jika di hilangkan, sama persis, dengan design aksesoris nya sebelumnya.

Dan, ada kalimat penjelasan.

Kira – kira pesan dari designer itu memberi tahu Yansen Mu kalau design nya sudah selesai seperti yang di inginkannya. memberi tahunya bahwa dia tidak akan terlihat retakan setelah menambahkan warna berlian di atasnya, mengatakan kepadanya untuk tenang. Bahkan ada kata-kata seperti "nyonya akan menyukainya lebih baik dari sebelumnya".

Pesan seperti ini, membuat Tifanny Wen yakin, kalau giok ini, adalah yang di ambil Yansen Mu dari dirinya dan di berikan kepada Emi.

Tapi maksud pesan itu adalah, giok itu masih ada pada Yansen Mu, tapi, seharusnya sudah terjatuh, dan muncul retakan.

Tifanny Wen sekarang sudah yakin, kalau dirinya tidak sedang berhalusinasi.

Dan yang lebih hebat. Mengapa Yansen Mu mengambil kembali gioknya?

Lelaki ini, bukan seperti yang dia pikirkan tidak mempedulikan perasaannya?

Lelaki ini, bukan seperti yang dia pikirkan, begitu mempedulikan Emi?

Tifanny Wen melihat pesan itu, suasana hatinya aneh.

Kali ini, jika dia masih tidak percaya kalau masalah giok itu karena lelaki itu ada kesulitan terpendam, maka dia sangat bodoh.

Dia menyembunyikan banyak masalah darinya!

Tifanny Wen tiba – tiba merasa tidak senang.

“Fanny, kamu tidak suka?”

Kali ini, terdengar suara Yansen Mu dari telepon itu.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu