Cinta Setelah Menikah - Bab 135 Tuan Mu Kembali (2)

Aji yang berada di samping berwajah kaku, tanpa ekspresi, tapi diam-diam Aji tertawa dalam hati.

Jelas sekali malam ini tuan pergi ke toilet untuk memuntahkan makanan yang dimakan malam ini.

Jika tidak memuntahkannya, bagaimana tuan bisa memakan makanan yang dibuat nyonya?

Dari awal bibi Lin tidak mengerti, tapi setelah beberapa saat mengerutkan dahinya, bibi Lin langsung mengerti apa yang terjadi, saat itu juga bibi Lin tidak kuasa menahan senyum.

Harusnya bibi Lin saat ini sudah pergi, tidak seharusnya berada di sini mengganggu keduanya.

Bibi Lin bersiap pergi, tapi tiba-tiba Yansen Mu memanggil bibi Lin, "Bibi Lin..."

"Hm?" Bibi Lin mengangkat sebelah alisnya heran.

"Ehem..."

"Apakah bibi Lin tahu bagaimana caranya menghilangkan kemarahan dia?" Tanya Yansen Mu.

Dia, tentu saja 'dia' ditujukan untuk Tifanny Wen.

Tuan ini tahu bahwa Tifanny Wen sangat marah dari ucapan bibi Lin. Yansen Mu melihat bibi Lin dengan agak kecewa, pria itu merasa untuk membujuk orang... mungkin bibi Lin lebih pandai darinya.

Bibi Lin terkejut, lalu langsung tersenyum, "Jika tuan tidak melakukan kesalahan, tidak masalah jika bersikap agak tidak tahu malu. Tidak peduli ocehan apa yang akan dikatakan nyonya, tuan jangan menganggapnya serius, jangan terprovokasi dengan ocehan yang diucapkan oleh nyonya."

Selesai bicara, bibi Lin baru pergi.

Tersisa Ali yang berdiri sendiri di depan pintu masuk sambil menahan senyum. Perasaan Aji campur aduk melihat penampilan kusut dan kesal seorang pria yang biasanya tegas. Aji tidak kuasa menghela napas.

Menikah sungguh menakutkan!

Watak orang bisa diubah!

Otak juga bisa dibodohi!

Diam-diam Aji merinding. Aji merasa lebih baik dirinya pergi istirahat. Lagipula dirinya sudah makan malam, dirinya tidak ingin seperti tuan yang pergi ke toilet demi makan lagi.

Ketika bersiap pergi, Aji tiba-tiba sadar di pintu masuk masih ada Melly. Wanita ini memakai gaun tidur yang longgar, tangannya dilipat di depan dada sambil memperhatikan kondisi saat ini.

Aji mengangkat sebelah alisnya, "Sudah tengah malam, kenapa kamu berlari ke sini? Tidak tidur?"

Melly menjawab: "Setelah dibangunkan oleh mimpi erotis, aku tidak bisa tidur lagi."

Selesai bicara, Melly membalikkan tubuh dan pergi.

Aji mengangkat sebelah alisnya bingung. Wanita ini benar-benar... membuatnya tak bisa berkata apa-apa. Jelas-jelas karena dia seorang pengawal dan tahu bahwa di luar ada pergerakan jadi terbiasa untuk keluar dan melihat.

Aji juga malas memikirkan pemikiran Melly. Aji membalikkan tubuh dan pergi ke kamarnya.

Yansen Mu memanaskan kembali masakan yang dibuat Tifanny Wen. Ketika melihat di atas meja digambar dua orang di atas kue ulang tahun, Yansen Mu terkejut sambil mengedip-ngedipkan mata.

Kue, mie panjang umur, makan malam... dalam ingatan Yansen Mu, ulang tahun seperti ini belum pernah dirayakan.

Di ingatannya, ulang tahunnya pernah dirayakan di sekolah. Saat itu Yansen Mu tinggal di sekolah, maka dari itu dirinya tidak pernah memiliki kesempatan untuk merayakan ulang tahun di rumah.

Setelah masuk militer, Yansen Mu semakin tidak memiliki kesempatan untuk merayakan.

Ulang tahun, dua kata itu, dalam kamus Yansen Mu adalah kado mewah.

Saat ini Yansen Mu menunduk melihat makanan yang ada di atas meja, ekspresi mata pria itu sedikit frustasi. Bibir tipis itu tiba-tiba mengulas senyum tipis yang bahagia.

Yansen Mu mengambil ponsel dan baru sadar kemarin ketika jam 23.59, gadis bodohnya dengan rasa segan mengucapkan 'selamat ulang tahun'. Pasti karena kemarin hanya tersisa waktu satu menit terakhir, gadis bodoh itu mau tidak mau mengirimkan ucapan selamat padanya.

Sayangnya saat itu Yansen Mu sedang menyetir dan tidak melihat ponsel.

Tiba-tiba perasaan Yansen Mu saat ini agak membaik.

Tentu saja, perasaan baiknya muncuk saat di kondisi ini... jika Yansen Mu tahu kalau hari ini Tifanny Wen dijebak, bisa ditebak bahwa wajah Yansen Mu langsung redup.

Tetapi, setelah insiden itu muncul, Yansen Mu dan Aji tidak melihat Instagram, lumrah kalau mereka tidak mengerti kondisi Tifanny Wen.

Sebenarnya kebiasaan membuka Instagram, di hari biasa Yansen Mu jarang melakukannya. Hanya saja ketika melihat status Tifanny Wen, Yansen Mu sekalian melihat-lihat hal lain yang dia sukai.

Dan saat ini, seseorang sama sekali tidak memiliki waktu untuk bermain Instagram. Setelah melamun sebentar menatap makanan di atas meja, diam-diam Yansen Mu mencicipi dan langsung berlari ke kamar.

Setelah masuk kamar, Yansen Mu langsung mandi dengan sangat cepat, sampai yakin bahwa aroma alkohol sudah benar-benar hilang dari tubuhnya, Yansen Mu melirik ke arah seseorang yang seperti sedang tertidur di atas ranjang.

Tentu saja, wanita itu hanya berbaring di ranjang saja.

Saat ini Tifanny Wen belum tidur.

Belum lagi hal-hal yang mengganggu membuat wanita itu sedikit tidak bisa tidur, hanya karena dia tidak makan malam, malam ini Tifanny Wen tidak bisa tidur tanpa bolak-balik selama beberapa jam.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu