Cinta Setelah Menikah - Bab 209 Aku Adalah Tifanny Wen! (1)

Mereka melihat jelas saat sekelompok orang berpakaian hitam itu belum mengambil handphone mereka, Luna Jiang sudah menyerahkan handphone miliknya kepada sekelompok orang berpakaian hitam itu.

Lalu kenapa.................ada 1 handphone lagi?

“Hah, barusan sekelompok orang berpakaian hitam itu mengawasi kita, aku tidak berani mengeluarkannya.” Luna Jiang berkata: “Tetapi ini bukan handphone-ku, sebenarnya ini adalah handphone milik Gina.”

“Gina?” Regina Qiu dan Johnny Gu terkejut.

“Iya.” Luna Jiang berkata: “Sebenarnya begini. Awalnya saat didalam mobil, saat pertama kali menyadari bahwa supir itu bersikap aneh, bukankah telepon Gina tidak tersambung karena sinyalnya dihalangi oleh alat penghalang sinyal? kemudian dia segera mengeluarkan handphone-nya yang lain secara diam-diam dan memberikannya padaku. Lalu dia berbisik ke telingaku beberapa kata. Dia mengatakan bahwa dia melakukan ini demi melindungi diri dari tindak kejahatan, dia juga mengatakan nantinya jika ada orang yang merebut handphone kita setelah kita turun dari mobil, maka kita serahkan handphone milik kita masing-masing ke orang itu, tetapi kita masih bisa menyembunyikan handphone yang satu ini secara diam-diam. Mengenai alasan kenapa Gina membawa handphone lebih dari satu dan memberikannya padaku..........aku berpikir, dia seharusnya sudah menduga jika orang yang dicari oleh supir itu hanyalah dia, kemungkinan waktu kita mengalami bahaya dan diawasi oleh sekelompok orang berpakaian hitam itu lebih sedikit dibanding dia, kemungkinan menelepon dan meminta pertolongan juga sedikit rendah.”

Setelah Luna Jiang selesai bicara, dia menambahkan perkataannya, “Aku berpikir, Gina pasti memiliki rasa kelam didalam hatinya setelah kejadian waktu lalu, jadi sekalinya dia pergi keluar, dia membawa 2 handphone.”

“Hah, jangan banyak bicara, cepat telepon.” Regina Qiu berkata: “Haiya, tidak benar, kamu ini melakukan panggilan telepon ke nomor apa? bukan kantor polisi? kenapa nomor ini seperti nomor telepon pribadi?”

Regina Qiu saat ini menyadari Luna Jiang sudah melakukan panggilan telepon. Tetapi nomor telepon itu sangat terlihat jelas bahwa itu bukan nomor telepon kantor polisi, nomor itu sudah diberi keterangan nama.

Regina Qiu barusan tidak melihat jelas nama kontak telepon itu.

“Aku menelepon Febby.” Luna Jiang berkata: “Karena saat didalam mobil, Gina diam-diam mengatakan padaku. Jika ingin melakukan panggilan telepon atau mengirim pesan, maka sebaiknya menelepon atau mengirim pesan ke Febby. Setelah mendengar saran dia, barulah memutuskan untuk melapor ke polisi atau tidak.”

“Febby? apa dia teman sekelas kita yang sampai saat ini belum pernah masuk ke kelas satu kali pun?” Regina Qiu seolah mengingat orang ini, dia terkejut dan curiga: “Gina mengalami bahaya, tetapi kita malah menelepon Febby? apa kamu bisa menjelaskan keterkaitan masalah ini secara logis?”

“Hmmm............baiklah, sebenarnya aku juga tidak mengerti apa gunanya menelepon gadis tidak berguna itu.” Luna Jiang berkata: “Mungkin Febby memiliki latar belakang yang lain. Sebaiknya kita turuti perkataan Gina saja. Apalagi pihak kepolisian pulau Nanqiong juga tidak bisa diandalkan.”

Sebenarnya dia barusan sudah mengirimkan sebuah pesan. Hanya saja, demi menjamin pesan itu dibaca oleh Febby Wen atau tidak, maka sebaiknya dia meneleponnya.

Mengenai Febby Wen................

Ingatan Luna Jiang sebenarnya terhenti di saat dia merayakan pesta ulang tahunnya waktu lalu, dia melihat pelatih Yansen Mu yang dia sukai ini memeluk Febby Wen. Mungkin sebagian besar wanita juga pasti akan merasa tidak senang dengan hal seperti itu. Tetapi Luna Jiang terlihat sangat berlapang dada, dia tidak begitu peduli dengan hal itu. Mengenai Yansen Mu.............pokoknya Luna Jiang hanya terpesona padanya. Cinta mati? tidak mungkin.

“Halo? Gina?” Lawan bicaranya di telepon itu menerima panggilan teleponnya dengan sangat cepat, ini adalah suara “Febby Wen”.

“Halo..............Luna Jiang segera menjelaskan kejadian barusan kepada Tifanny Wen.

..............................

Beberapa saat kemudian.

Tifanny Wen memutuskan sambungan telepon, dia melirik ke arah Melly yang berada di sebelahnya dengan wajahnya yang sangat muram, lalu berkata: “Gina sepertinya mengalami masalah lagi.”

Benar!

Saat ini, Melly sudah kembali mengikuti Tifanny Wen.

Hanya saja, rambut palsunya yang panjang itu sudah dia lepas, dia juga merubah riasan wajahnya, mengganti busana rok menjadi celana yang paling dia sukai dalam kesehariannya.

Meskipun Tifanny Wen tinggal di rumah keluarga Long, tetapi dia terkadang memerintahkan Melly untuk mengawasi Gina Si, agar mencegah terjadi masalah yang sangat mendadak. Tetapi Gina Si tidak sama seperti Tifanny Wen, dia melakukan kegiatan belajar didalam sekolah dan tidak boleh diikuti oleh seorang pengawal. Oleh karena itu, meskipun Melly mengikutinya, dia juga hanya bisa memastikan keamanannya saat Gina Si sudah selesai melakukan kegiatan belajar di kelas.

Tetapi, hari ini, Tifanny Wen sebelumnya sudah mengatakan rute perjalanannya pada Melly, oleh karena itu, Melly juga sudah menunggu Tifanny Wen di luar sedari tadi, dia pun tidak melanjutkan mengawasi Gina Si.

Apalagi Tifanny Wen dan Melly sebenarnya merasa dengan adanya ancaman Yansen Mu, kelompok elang hitam pasti tidak berani memukul Gina Si karena masalah Queenie Si. Jawaban ini juga pernah dikatakan oleh Yansen Mu pada Tifanny Wen sebelumnya. Sekarang Tifanny Wen dan Melly bagaimana mungkin bisa berpikiran bahwa hari ini Gina Si akan diculik saat keluar dari sekolah.

“Nyonya muda, aku segera menelepon tuan muda dan menjelaskan masalah ini padanya.” Melly segera berbicara setelah mendengar masalah itu.

Lalu setelah melakukan panggilan telepon, panggilan telepon pun sudah tersambung, tetapi tidak ada orang yang menerima panggilan teleponnya.

Saat Melly ingin melakukan panggilan telepon untuk kedua kalinya, Tifanny Wen berkata: “Jangan telepon lagi. Dia sangat sibuk. Lagipula, aku juga tidak ingin terus bergantung padanya setiap ada masalah.”

Beberapa hari yang lalu, Yansen Mu memberikan mobil Lamborghini miliknya kepada Ferdi Long untuk memulihkan kondisi tubuhnya, setelah melakukan beberapa diskusi, urusan jual beli lahan penanaman anggur pun sudah terselesaikan. Yansen Mu beberapa hari ini sedang sibuk mengurus pemindahtanganan tugas mengenai urusan ini, dia sudah sangat sibuk hingga dia tidak mempunyai waktu untuk menerima panggilan telepon Tifanny Wen saat Tifanny Wen meneleponnya pada malam hari, kemudian barulah dia membalas Tifanny Wen pada tengah malam dan menjelaskan pada Tifanny Wen bahwa dia sedang sibuk mengurus urusannya.

Tifanny Wen berpikir, Yansen Mu saat ini sedang sibuk mengurus urusan yang sangat penting, oleh karena itu dia tidak mempunyai waktu untuk menerima panggilan teleponnya.

Tifanny Wen juga tidak ingin mengganggu Yansen Mu pada saat seperti ini. Lagipula..........dia juga tidak merasa bahwa Yansen Mu bisa menyelesaikan masalah dengan kelompok elang hitam. Yansen Mu membutuhkan tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan beberapa masalah ini. Tifanny Wen pun merasa sebaiknya jangan merepotkan dia lagi.

“Tetapi, bukankah nyonya muda sudah mengatakan pada Luna untuk tidak melapor ke polisi? kalau tidak mencari tuan muda dan tidak melapor ke polisi, lalu bagaimana kita bisa menyelamatkannya?” tanya Melly.

“Lapor polisi? di negara Long mungkin masih bisa. Tetapi di tempat yang kacau seperti pulau Nanqiong ini....................pihak kepolisian memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kelompok mafia.” Tifanny Wen berkata: “Adanya petunjuk lokasi yang jelas, sebenarnya tidak sulit untuk menyelamatkannya.”

“Nyonya muda ingin pergi sendiri? bukankah itu terlalu berbahaya?”

“Jumlah orang kita banyak, tidak akan berbahaya.”

“Hah?” Melly heran: “Banyak orang? banyak orang darimana?”

Sudah jelas bahwa jumlah lawannya lah yang lebih banyak.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu