Cinta Setelah Menikah - Bab 319 Menyadari Identitas Tifanny Wen? (1)

Tifanny Wen pikir, setelah wanita ini diculik olehnya, begitu melihat dirinya Tiara Han akan bersembunyi.

Jelas sekali dirinya merendahkan kemampuan sabar Tiara Han.

"Huh!" Tiara Han mendengus dingin, "Kamu pikir aku takut denganmu?"

Tiara Han agak takut sebenarnya.

Tetapi ketakutan tidak bisa mengalahkan rasa penasaran di dalam hatinya.

"Baguslah kalau kamu tidak takut. Pas sekali aku sangat membutuhkan kerja sama dengan dirimu yang bersikap tak seperti biasanya ini." Ada sesuatu dari kalimat Tifanny Wen.

Jika Tiara Han terlihat ketakutan, baru wanita itu merasa khawatir. Karena bersikap seperti itu, orang yang familiar dengan sikap Tiara Han pasti akan curiga. Mungkin karena hal ini, Tifanny Wen akan kembali diperhatikan oleh orang-orang dari Elang Hitam.

Tiara Han tak bisa membalas perkataan Tifanny Wen, wanita itu sangat marah sampai rasanya ingin menampar Tifanny Wen.

Tiara Han ingin menggunakan sikap beraninya.

Tapi Tiara Han tahu, akan berakhir buruk kalau dirinya menampar Tifanny Wen. Tiara Han hanya bisa menelan kembali kemarahannya. Saat ini Tifanny Wen sudah tidak meladeni Tiara Han, setelah masuk ke asrama untuk menaruh barang, dengan cepat Tifanny Wen keluar dari kamar lalu memanggil Luna Jiang dan Regina Qiu untuk siap-siap pergi.

"Kamu sungguhan tidak mau melihat kamera cctv? Kalau terlambat datang dan video itu sudah dihapus oleh mereka bagaimana?"

Ketika berjalan di koridor asrama, Luna Jiang masih ingin pergi melihat kamera cctv.

Wanita itu bahkan tak ingin menelan rasa marahnya.

"Sebenarnya sekarang yang menjaga kamera tidak ada. Sekarang waktu makan siang, kalau kita ingin pergi ke ruang cctv pasti tidak ada orang." Jawab Tifanny Wen.

"....." Luna Jiang diam, mengiyakan perkataan Tifanny Wen.

Luna Jiang pikir Tifanny Wen masih memiliki alasan 'kuat' lainnya, tapi tak disangka alasannya hanya karena ini.

Baiklah, walaupun alasannya seolah dibuat-buat, tapi kalau tidak ada orang yang menjaga ruang cctv, mereka juga tidak bisa memeriksa.

Yang Luna Jiang tidak tahu adalah ketika Tifanny Wen memotret tulisan tersebut, Tifanny Wen sekalian mengirim pesan pada Yansen Mu, menyuruh pria itu untuk masuk ke website cctv sekolah. Tifanny Wen percaya, Yansen Mu akan lebih cepat daripada mereka pergi mencari penjaga kamera cctv untuk memeriksanya.

Sesuai dugaannya, baru mereka berjalan kembali ke lantai dasar asrama, Tifanny Wen sudah menerima balasan pesan Yansen Mu.

Isi pesannya sangat singkat, "Rekamannya kurang satu dan sudah dihapus."

Sudah dihapus?

Secepat itu?

Saat ini Tifanny Wen semakin yakin ada orang hebat yang merencanakan hal ini.

Jika hanya 'orang-orang terpencar', kira-kira semua orang akan berpikiran seperti ini: ada banyak yang menempel kertas di pintu Tifanny, aku juga menempel untuk ikut meramaikan.

Karena ada banyak orang, 'orang-orang terpencar' ini tidak akan peduli dilihat orang lain. Lagipula, ada banyak orang yang menempel kertas....

Jadi, kemungkinan besar ada 'si penyebab utama' masalah ini.

Dan juga kemampuan si penyebab utama masalah ini tidak rendah. Menghapus video cctv? Orang ini mungkin meminta tolong lalu langsung masuk ke ruang cctv dan menghapusnya atau mungkin dia seorang peretas seperti Yansen Mu.

Tapi siapa orang penggangguran itu hingga berbuat sampai seperti ini padanya?

"Fanny, apa yang kamu pikirkan?" Luna Jiang yang berada di samping merasa Tifanny Wen tak fokus.

"Aku sedang berpikir. Apakah aku pernah membuat orang lain marah saat di sekolah?" Tanya Tifanny Wen, "Selain Tiara."

"Eee... ada banyak. Kamu menerima peran tersebut sama saja kamu membuat marah 90% kontestan lainnya." Jawab Regina Qiu.

"Ternyata banyak sekali yang tidak suka padaku, tetapi, bukan orang-orang yang sedang 'merendahkanku', yang ku maksud orang-orang yang sungguh beraksi melawanku." Ucap Tifanny Wen: "Dan juga, dilihat dari fitnahan yang ada di semua media, sepertinya ada seseorang yang ingin memanfaatkan opini masyarakat untuk memfitnahku. Walaupun aku menerima peran film ini, namaku menjadi buruk sekali, bagaimanapun juga aku orang baru dalam industri ini dan juga akun resmi 《Sword Woman》 belum secara resmi mengumumkan aku terpilih sebagai pemeran Yujin. Logikanya, dalam menghadapi artis baru dan kabar yang belum tentu, harusnya para media untuk sementara menunggu dan menantikan diriku, media akan melihat respon para netizen serta reaksi terkait masalah ini baru media membagikan komentar. Tapi saat ini aku lihat, berita hiburan di internet hampir semua isinya tentang berita saat aku audisi sore itu, berita itu sudah ditulis atau dibagikan. Melihat waktunya, sebenarnya media-media inilah yang menarik komentar publik terhadap diriku."

Dan juga berdasarkan waktunya, Tifanny Wen rasa tidak mungkin media-media itu dalam waktu singkat bisa yakin dirinya menerima peran sebagai Yujin, bahkan mereka bisa mencari namanya, sekolahnya, umur serta informasi lain.

"Sepertinya... ada seseorang yang sengaja menjelekkan namamu."

"Ya. Walaupun tidak ada yang mengeluarkan uang pun, aku tetap akan dijelek-jelekkan. Tetapi harusnya tidak tersebar secepat itu." Ucap Tifanny Wen.

Hal ini hanya bisa tersebar kalau sudah lewat satu hari! Terlebih lagi media sosial resmi film ini belum mengumumkan apapun tentang dirinya.

"Eee... pasti Tiara. Harusnya dia yang paling membencimu." Ucap Luna Jiang.

Walaupun Luna Jiang tidak tahu mengapa Tiara Han selama seminggu tidak masuk sekolah dan hari ini tiba-tiba masuk, tapi Luna Jiang tak pernah menyangka kalau Melly yang membawa Tiara Han dan langsung 'menculik' wanita itu. Luna Jiang juga masih menganggap saat itu Melly hanya membuang Tiara Han begitu saja, berpikir Tiara Han masih memiliki kemampuan untuk memfitnah Tifanny Wen.

"Selain Tiara?"

"Apa selain Tiara kamu masih memiliki orang yang menganggapmu sebagai musuh?"

"Tidak ada." Jawab Tifanny Wen. Jika identitas dirinya sebagai aktris Tifanny Wen, musuhnya sebenarnya banyak, tapi identitasnya kali ini sebagai murid bernama Tifanny Wen... sepertinya dia tidak pernah membuat orang kesal sampai seperti ini.

"Kalau begitu ada orang yang iri padamu." Ucap Regina Qiu, "Contohnya orang yang audisi bersamamu. Melihat kamu lolos, mereka tidak senang padamu."

"Hm." Tifanny Wen mengangguk. Ini kemungkinan lainnya.

Ketika ketiga orang tersebut sedang mengobrol, tanpa sadar mereka sudah sampai di sebuah restoran bergaya barat yang mahal tidak jauh dari sekolah.

Tempat seperti ini, lebih mengakui uang. Bahkan jika mereka mengenali Tifanny Wen, mereka tidak akan melakukan hal kekanakkan karena opini netizen di internet.

Beberapa saat kemudian...

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu