Cinta Setelah Menikah - Bab 220 Tidak Menolong Dia! Malah Menolong Lawan! (2)

Saat ini juga tidak bisa kemana-mana.

Karena barusan tangannya menangkap sebilah pisau tajam itu demi mencegah tertusuk pisau itu, telapak tangannya pun tergores, darah pun langsung mengalir.

Ini juga tidak masalah, wanita barusan yang berkelahi dengannya ini memang tidak cocok untuk beradu bela diri dengannya. Oleh karena itu, kakinya menendang, tetapi gerakan itu membuat dia tidak seimbang.

Tidak, saat ini tubuhnya tidak seimbang dan langsung mundur. Tifanny Wen tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya sendiri, posisi selanjutnya, kedua kakinya tiba-tiba membentur ke tanah.

Tifanny Wen merasa yakin bahwa dirinya akan terjatuh! lagipula, dia akan terjatuh dengan sedikit parah!

Tetapi, dugaan dia akan terjatuh itu tidak sempat dialaminya. Tetapi dia bisa merasakan kakinya terpelintir sangat keras. Lagipula, kaki kanan dan kirinya semuanya terpelintir.

Dia tidak terjatuh, karena...................tiba-tiba ada seseorang yang menahannya!

Tangannya yang kuat ini menahan tubuhnya, Tifanny Wen bisa merasakan jika tangan ini adalah tangan seorang pria.

Pasti dia adalah Yansen Mu!

Tifanny Wen didalam hatinya terharu, tiba-tiba melihat ke arah sampingnya.

Meskipun tangannya terluka, kakinya terpelintir, dia sepertinya juga akan mendapat hukuman dari orang yang bukan termasuk kalangan biasa jika melihat gaya bela diri Emi. Tetapi suasana hati Tifanny Wen masih tetap gembira.

Karena dia tahu bahwa tangan Tuan Mu ini selalu memeganginya dari belakang.

Sebelumnya, dia berani meremehkan Queenie Si juga karena dia ingat perkataan Tuan Mu kepadanya “Jangan lupa, kamu adalah istri Yansen Mu.”

“Adik kelas................”

Kemudian terdengar suara pria lain yang sangat familiar di telinganya.

Saat menengokkan kepala dan penglihatannya semakin jelas, ternyata wajah pria lain.

Bukan Tuan Mu!

“Aldric Long!” sekalinya Tifanny Wen sadarkan diri, dia memanggil nama itu, tatapan matanya sedikit heran.

Aldric Long? kenapa bisa melihat dia disini?

Awalnya Tifanny Wen tidak menyadari keberadaan Aldric Long disini.

Saat sebelumnya dia menampar Queenie Si, Aldric Long berdiri di belakangnya, dia tentu saja tidak melihatnya.

Kemudian saat berkelahi dengan Emi, dia hanya memusatkan perhatiannya pada Emi. Dia memang tidak memperhatikan orang lain dan hal lain di sekitarnya, kata sebutan“Adik kelas” itu pun tidak terdengar olehnya.

Oleh karena itu, saat dia melihat Aldric Long, Tifanny Wen merasa tidak menyangka dan masih berpikir bagaimana dia bisa muncul disini.

“Adik kelas, apa kamu mengenalku?” Aldric Long termangu.

Dia terlihat heran karena Tifanny Wen bisa tahu namanya.

Dia dan Tifanny Wen adalah murid Aston. Sebenarnya bisa disebut memiliki hubungan “Kakak kelas dan adik kelas”. Mereka berdua belum pernah bertemu.

Tetapi Tifanny Wen adalah seorang pemain film, Aldric Long juga pernah memperhatikannya, dia juga mengenalnya, dia pun tidak heran.

Tetapi Aldric Long mengira Tifanny Wen tidak mungkin mengenalinya.

Pandangan mata dia berbinar-binar melihat Tifanny Wen sambil menanyakan kalimat itu seolah merasa gembira, kemudian dia melihat wajah Tifanny Wen sudah tidak melihatnya lagi, wajahnya sedang melihat ke arah Emi yang berada di sudut dinding.

Aldric Long melihat wajah Tifanny Wen, kebetulan tiba-tiba panik melihat ekspresi wajahnya.

Aldric Long kemudian melihat ke arah dimana pandangan mata Tifanny Wen mengarah.

“Hah! Tuan Mu, ini.................melukaimu.”

Dia melihat Emi saat ini tidak mengalami masalah, dia masih tetap berdiri tegak.

Hanya saja..................

Di sebelahnya ada Yansen Mu yang terluka!

Setelah pisau yang barusan melayang itu terjatuh, pisau itu tidak melukai Emi, tetapi malah menusuk bagian kiri bahu Yansen Mu.

Saat ini, bahu pria ini meneteskan darah.

Tentu saja, muncul kejadian seperti ini, tidak mungkin ini adalah kesialan Yansen Mu.

Tifanny Wen masih ingat, saat pisau itu melayang ke arah Emi, jarak diantara Yansen Mu dan Emi itu jauh. Berdasarkan logikanya, pisau itu akan melukai tubuhnya, kecuali jika pisau itu disihir, jika tidak, bagaimana mungkin pisau itu tidak melukai tubuhnya.

Dan saat ini?

Tifanny Wen berdiri dengan perasaan sedikit terkejut, saat ini melihat dengan jelas Yansen Mu sedang berdiri di sebelah Emi, sangat dekat, tangannya saat ini sedang merangkul bahunya.

Meskipun tangannya ini dilepaskan dengan sangat cepat, tetapi Tifanny Wen masih bisa melihat gerakannya tadi, pria itu berlari demi melindungi wanita itu dari “Pisau tajam”, dan barusan ada gerakan seperti itu.

Aldric Long menahan tubuhnya dari belakang adalah gerakan biasa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang untuk melindungi orang tersebut.

Tetapi Tifanny Wen masih menyipitkan mata dan menatap tajam ke arah tangan Yansen Mu.

Mengenai luka di bahunya................sekarang, seorang idiot pun bisa menebaknya, dia terluka karena melindungi nona Emi, setelah merangkulnya untuk menghindari pisau itu, dirinya malah tidak sempat menghindar, kemudian pisau itu jatuh ke bahunya.

“Manusia tidak berguna! kalian ini sedang apa? apa kalian tidak bisa bergerak melindunginya?”

Emi sangat marah, dia berbalik badan menghadap ke pengawal yang berpakaian hitam itu, lalu berkata: “Jika bukan karena Tuan Mu, mata kiriku pasti tertusuk dan cacat karena pisau itu!”

Wajah Emi pucat, dia terlihat sangat dikejutkan dan masih terlihat sangat terkejut setengah mati.

Jika barusan bukan karena Yansen Mu, dia yakin bahwa pisau itu benar-benar akan menusuk kedalam matanya.

“Nona............” sekelompok pengawal berpakaian hitam itu menundukkan kepala, ekspresi wajahnya seolah merasa mengaku bersalah.

Mereka bukan tidak ingin menolong, tetapi barusan mereka tidak sempat...............

“Manusia tidak berguna!”

Saat ini wajah Alex juga berubah, setelah dia mengucapkan terima kasih kepada Yansen Mu, dia pun tegang sambil menarik adik perempuannya ini, lalu memeriksa kondisinya, setelah memastikan dia tidak terluka, barulah wajahnya sedikit membaik.

“Hah! gelangku rusak!” kemudian Emi saat ini berteriak.

Semua orang pun melihat ke arah pergelangan tangannya, melihat pergelangan tangan wanita itu saat ini sedang memakai gelang giok berwarna merah. Saat ini gelang itu terdapat retakan yang terlihat sangat jelas, ini pasti disebabkan karena barusan membentur dinding.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu