Cinta Setelah Menikah - Bab 87 Dari Awal Tidak Suka Berkomunikasi Dengannya (2)

Ketika Yansen Mu membicarakan topik ini, ekspresi mata pria itu menjadi serius, "Ketika dia berada di tim tentara, aku pernah menjadi pelatihnya, dengan mataku sendiri aku pernah melihat dia menjebak tentara perempuan yang tidak bersalah, lalu dia menggunakan kekuasaannya sebagai keluarga Gu untuk membuat tentara wanita itu dikeluarkan dari tentara. Alasannya karena... nilai tes tentara wanita itu lebih bagus daripada dia. Dan juga... ketika dia menemaniku mengemban sebuah tugas, demi mencapai tujuan dia menggunakan cara paling kejam. Dia memilih mengorbankan banyak bawahan keluarga Gu untuk menyelesaikan tugas, sebenarnya.. jelas-jelas masih ada pilihan lain. Dan juga... gelang merah yang ingin ku berikan padamu, dulu hampir dijatuhkan olehnya."

Dari nada suara Yansen Mu jelas sekali muncul nada suara tidak senang dan tak berdaya.

Tidak senang, tentu karena alasan ini.

Dan tidak berdaya, karena setelahnya ada hutang budi kepada Gu dan Yansen Mu memilih untuk berteman dengan wanita itu.

Dan sekarang, ketika Yansen Mu menolak untuk berhubungan dengan wanita itu, sebenarnya tidak ada rasa tidak rela dan rasa bersalah di hati Tifanny Wen.

Dan tentang hutang budi...

Sebenarnya beberapa tahun ini, Yansen Mu sudah memberikan kompensasi begitu banyak!

"Apakah kemarin... kamu bersamanya?"

Tifanny Wen meraih kesempatan untuk bertanya. Padahal jelas ini bukan inti yang diceritakan Yansen Mu.

Saat Tifanny Wen bertanya, senyuman di sudut bibir wanita itu menghilang. Tifanny Wen turun dari tubuh Yansen Mu dan berbaring. Pikirannya yang kacau malah dibuat pusing dengan cerita tentang Gu.

Jelas-jelas Tifanny Wen tidak mengerti apapun tentang Gu. Keluarga Gu? Apa dengan apa? Tifanny Wen sama sekali belum pernah mendengar.

Tifanny Wen hanya tahu percakapan antara Gu dan Yansen Mu menjelaskan kalau terjadi sesuatu antara mereka kemarin.

Yansen Mu dibuat terdiam oleh pertanyaan tersebut. Saat itu Yansen Mu tidak menyembunyikan detil peristiwa dan menceritakan hal kemarin malam pada Tifanny Wen, termasuk saat Gu menelponnya setelah terjadi peristiwa itu, Yansen Mu menceritakan seluruhnya dan juga memberikan rekaman cctv kepada Tifanny Wen.

Sebenarnya... Yansen Mu tidak berencana menceritakan hal ini kepada Tifanny Wen, jadi Yansen Mu sebelumnya tidak memberikan rekaman cctv kepada Tifanny Wen. Alasannya karena Yansen Mu sudah malas dengan masalahnya dan Gu kemarin malam. Tapi karena Gu menelpon, Yansen Mu tidak bisa menutupi hal saat dia tidak menjemput Tifanny Wen. Saat gadis bodoh ini bertanya, mau tidak mau Yansen Mu menjawab.

Mendengar Yansen Mu berkata seperti itu, Tifanny Wen semakin yakin bahwa tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

Jika Yansen Mu kebetulan tepat waktu menyelamatkan dirinya dan ini membuat Tifanny Wen agak tidak percaya dengan kebetulan seperti ini. Maka dari itu, Raymond Jiang yang datang tepat waktu padanya, Tifanny Wen bisa percaya sepenuhnya hal itu.

Karena ini bukanlah kebetulan.

Raymond Jiang mengirim paparazzi untuk membuntutinya!

Tifanny Wen tersenyum dingin. Apa yang sedang direncanakan Raymond Jiang, membuat Tifanny Wen semakin mengerti.

Tapi nantinya, Tifanny Wen tidak akan memberikan kesempatan seperti ini lagi pada Raymond Jiang.

Tifanny Wen berpikir sejenak, hatinya akhirnya menjadi lega. Ternyata ini bukan ancaman yang serius.

Lalu beberapa menit kemudian gadis bodoh ini kembali tertidur dengan nyenyak. Meninggalkan Yansen Mu sendiri dalam perasaan yang buruk dan Yansen Mu hanya pasrah menatap wanita itu tertidur. Yansen Mu ingin membangunkannya tapi tidak tega.

Hanya saja, gadis bodoh ini sudah menyalakan api tapi tidak bertanggung jawab. Tunggu sampai dia sembuh, baru Yansen Mu akan benar-benar mendisiplinkannya.

……

Tifanny Wen tertidur, tapi Yansen Mu yang semalaman tidak tertidur dan tidak sedang melakukan apa-apa, tiba-tiba teringat sesuatu lalu mengambil ponsel dan menelpon Baim Su, memberikan pria itu beberapa tugas.

Setelah itu, Yansen Mu masih menelpon seseorang.

"Halo, bisakah kamu membawa seorang pengawal dari grup militer internasional kemari?

Setelah tersambung ke telepon Yansen Mu langsung berucap.

……

Sekitar jam tujuh pagi.

Para polisi di kantor polisi tidak menemukan adanya obat ilegal di Obat Taixia.

Raymond Jiang marah. Melalui masalah ini Raymond Jiang mengancam para polisi bahkan langsung menelpon kepala polisi untuk meminta penjelasan. Jika urusan ini tidak diurus dengan benar, Raymond Jiang akan melapor, bahkan mengancam para polisi untuk meminta maaf dengan terbuka kepada perusahaan obat Taixia.

Saat ancaman itu baru diucapkan, ponsel Raymond Jiang berdering, ibunya yang berkarir di dunia politik yang menelponnya.

"Halo, nak. Lupakan saja masalah obat Taixia. Jangan diurusi lagi."

"Hm?" Raymond Jiang tertegun.

"Atasanku memerintahkan. Kalau kamu masih berani membuat keributan, komisi pemeriksaan akan datang sendiri memeriksa aku, ibumu. Beberapa tahun yang lalu saat mengumpulkan beberapa uang dari teman, aku juga banyak membantu masalah di perusahaanmu. Jika komisi pemeriksaan datang memeriksa, sepertinya ibumu akan masuk ke kantor komisi pemeriksaan."

"Hah?"

Saat itu Raymond Jiang terkejut. Kenapa masalah ini bisa sampai ke pemerintahan? Bagaimana ibu bisa tahu? Sebenarnya siapa yang menelpon ibu dan memberitahu ibu masalah ini? Raymond Jiang juga tidak menduga bahwa pejabat pemerintahan mengancamnya.

Raymond Jiang hanya merasa heran. Samar-samar pria itu memiliki tebakan yang menakutkan...

Datang bolak-balik ke kantor polisi, tujuannya pun tercapai, hanya saja...

Raymond Jiang menyipitkan matanya. Menghentakkan kaki di tanah dengan tidak percaya. Apakah... apakah...

Apakah mungkin yang dibayangkannya akan benar seperti ini?

Raymond Jiang termenung cukup lama, tapi hatinya juga tidak menemukan jawaban yang tepat. Hanya saja dirinya tidak berani lagi menggunakan masalah ini untuk mengancam orang-orang di kepolisian. Demi membuktikan tebakan dirinya, Raymond Jiang tanpa beristirahat langsung pergi ke hotel di mana dia mengunci Tifanny Wen.

Hasilnya, ketika dia sampai di hotel, di kamar hotel Sudah tidak ada Tifanny Wen.

Raymond Jiang bertanya pada manajer hotel, tapi hanya dibalas senyum dingin. Manajer hotel malas menjawab pertanyaan Raymond Jiang.

Saat ini Raymond Jiang baru tersadar kalau semalam ada orang yang tahu bahwa Tifanny Wen ada di hotel dan membawa wanita itu pergi!

Mungkin, dia pergi sendiri dan orang itu sengaja mengeluarkan Tifanny Wen.

Hanya saja, orang itu bisa sampai langsung memerintah orang di kepolisian serta bisa menyuruh orang di komisi pemeriksaan datang sendiri mengancamnya. Bukankah orang itu sangat menakutkan?

Saat ini Raymond Jiang benar-benar merasa bahwa orang yang berada di belakang Tifanny Wen mungkin tidak bisa diprovokasi!

Tapi bukan berarti orang itu tidak bisa diprovokasi, keluarga Gu juga tidak bisa!

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu