Cinta Setelah Menikah - Bab 177 Tuan Mu, Ternyata Kamu, Haha (2)

Kemudian.................

Dia langsung menyesal!

Iya iya!

Dia tidak seharusnya datang kesini!

Karena, seorang pria yang sedang duduk didalam ruangan itu, saat ini dia bagai seorang raja yang agung, di tangannya menggenggam sebuah gelas yang terbuat dari batu giok yang diukir, dia menyipitkan kedua bola matanya yang sedang melihat ke arah dirinya dan Aldric Long yang barusan berjalan masuk kedalam ruangan, ternyata adalah

“Tuan Mu, sudah lama menunggu. Jika tidak keberatan, aku membawa kekasihku datang kemari.” Aldric Long berjalan masuk ke ruangan, tangannya yang memegang tangan Tifanny Wen itu membawanya duduk berhadapan dengan Yansen Mu.

Kedua bola mata Yansen Mu yang tadinya sedang melihat ke arah Aldric Long, tiba-tiba melirik sadis ke arah tangan Aldric Long yang sedang memegang tangan Tifanny Wen, kemudian dia menjawabnya sambil tersenyum terpaksa: “Tidak keberatan.”

Aneh jika dia tidak keberatan!

Aji yang ada di belakangnya diam-diam mengeluh.

Dia yakin, Tuan muda sekarang pasti berasa ingin membunuh seseorang!

Tifanny Wen segera melepaskan tangannya yang ada di genggaman Aldric Long, didalam hatinya merasa sangat canggung.

Astaga!

Siapa yang dapat memberitahu dia, kenapa orang yang membahas bisnis dengan Aldric Long adalah Yansen Mu!

Tifanny Wen seolah ingin menabrakkan diri ke dinding.

Tetapi dimana dindingnya..............

“Itu.........aku pikir, seorang wanita sepertiku ada disini kelihatannya tidak begitu sopan, kalian mungkin juga tidak nyaman, kalian lebih baik berdiskusi saja dulu.” Tifanny Wen memutuskan sebaiknya pergi dari sini, “Aldric, aku tunggu kamu di luar.”

Akhirnya dia masih belum berdiri.

Lengan baju tangan kirinya tiba-tiba ditahan oleh Aldric Long, berkata: “Tuan Mu tidak keberatan, dia tidak akan tidak nyaman.”

Sedangkan tangan kanannya.............

Sekalinya tatapan mata Tifanny Wen melirik, dia langsung melihat saat ini tangan kanannya sudah berada di atas meja, lengan bajunya saat ini sedang ditekan oleh Yansen Mu dengan menggunakan sepuluh jari tangannya.

Tatapan mata pria ini menatap sangat tajam ke arahnya, “Nyaman. Aku pikir, jika Nona Febby tidak ada, mungkin diskusi kami tidak akan berlangsung dengan lancar!”

Jika dia tidak ada, maka dia pasti sudah mulai memukuli orang ini!

Apalagi, jika dia ada disini, dia masih merasa sangat keberatan. Karena, meskipun didalam hatinya merasa marah dan kesal, dia juga mengerti jelas bahwa istri kesayangannya ini pasti sedang melakukan sesuatu atau merencanakan sesuatu. Sekalinya dia marah, keamanan identitas palsunya ini pasti akan terbongkar. Ini juga alasan dia menahan emosinya semalaman ini.

Tetapi dia percaya, jika Tifanny Wen tidak ada di hadapan dia. Jika hanya ada dia dan Aldric Long, maka dia pasti tidak akan bisa menahannya.

Sudut bibir Tifanny Wen sedikit mencibir, dia menatap tajam ke arah jari tangan Yansen Mu yang sedang menekan lengan bajunya, dia diam-diam menarik kembali tangannya, lalu dia terpaksa melontarkan senyuman, berkata: “Itu.........kalau begitu kalian diskusi saja dulu. Aku tuangkan teh untuk kalian.”

Sebagai seorang pemeran film, pasti mampu tersenyum dibalik suasana hati yang canggung.

Justru sebaliknya, Tifanny Wen malah percaya, senyumannya ini pertama kali digunakan untuk berperan, tetapi tetap saja sangat kaku dan tidak indah dipandang.

Silakan minum teh............

Tifanny Wen segera menuangkan teh kedalam gelasnya sendiri, kemudian dia meminumnya dengan satu kali tegukan.

Aldric Long termangu melihat dia seperti itu. Tetapi dia tidak merasakan kejanggalan apapun, kemudian............dia mulai berdiskusi dengan Yansen Mu mengenai jual beli pabrik bir anggur.

Tifanny Wen mendengarkan perbincangan mereka di sebelahnya, dia tidak berani ikut campur satu kata pun. Tetapi dia mengerti inti dari obrolan mereka.

Dia diam-diam merasa heran.

Yansen Mu ingin membeli kebun anggur? bukankah dia ingin membuka pabrik bir anggur merah sendiri?

Ternyata, dia datang ke pulau Nanqiong tidak hanya sekedar demi dirinya. Tetapi juga demi melakukan urusan bisnis lainnya.

Tifanny Wen masih mendengarkan obrolan mereka, tiba-tiba menyadari bahwa teh yang ada di meja.............hampir dihabiskan olehnya seorang diri.

Bukankah sudah dikatakan bahwa dia diam-diam mendengarkan sambil menuangkan teh untuk mereka berdua? pada akhirnya dia menuangkan teh kedalam gelasnya sendiri, bahkan di tengah obrolan mereka pun, dia tidak menuangkan teh untuk mereka berdua.

Didalam hati Tifanny Wen penuh dengan rasa malu.

Tidak ada cara lain, dia pertama kali merasa begitu tegang.

Sekalinya tegang, dia hanya mempedulikan dirinya meminum teh, kemudian melupakan urusan bisnis ini.

Tifanny Wen berani meyakini bahwa seumur hidupnya ini belum pernah mengalami rasa tegang seperti ini. Entah apakah karena masalah ini terlalu membuat dia merasa takut secara berlebihan jika identitasnya terbongkar atau karena penyebab lain.

Untungnya 2 tuan ini seolah lupa meminum teh, mereka juga hanya terus berbincang.

Tetapi balasan untuk Tifanny Wen akan segera datang..........

“Itu...........aku pergi ke kamar mandi dulu.”

Di tengah perbincangan, Tifanny Wen memang sudah tidak tahan lagi, sehingga dia mengganggu perbincangan mereka berdua, lalu mengatakan kalimat itu.

Meskipun merasa dirinya tidak seharusnya pergi. Tetapi dia merasa sedikit takut jika Yansen Mu memukuli Aldric Long disana.

Tetapi, dia sudah tidak tahan ingin pergi ke kamar mandi, dia juga tidak memiliki cara lain.

“Iya.” Aldric Long tidak keberatan sambil menganggukkan kepala.

Tifanny Wen segera berdiri, setelah melihat Yansen Mu tidak merespon perkataannya, barulah dia berdiri dan berjalan ke kamar mandi............

“Sejak kapan Tuan Long mulai berpacaran dengan kekasih anda ini?” setelah Tifanny Wen pergi, topik perbincangan Yansen Mu tiba-tiba membahas Tifanny Wen.

“Saat berada di Hinterland.” Aldric Long termasuk orang yang wajahnya tidak memerah dan detak jantungnya tidak berdebar kencang jika dia berbohong, berkata: “Dengar-dengar, Tuan Mu mengenal Tifanny Wen?”

Informasi pertemanan Yansen Mu dan Tifanny Wen itu terbongkar dengan sangat heboh karena masalah yang disebabkan oleh sutradara Jacky Yu.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu