Cinta Setelah Menikah - Bab 242 Satu - Satunya Tempat Yang Membuat Hatinya Melembut.... (2)

Melihat Tifanny Wen membuka pintu, seorang lelaki dengan suara keras, langsung menuju ke arah pintu dan menarik Tifanny Wen.

Ruangan itu tidak terlalu besar, apalagi, sekarang mereka berlima.

Tifanny Wen keluar dari ruangan, tapi tidak berguna. Tetap di tahan oleh 3 lelaki.

Tifanny Wen menggertak giginya, menaikkan kerahnya, lalu berkata: “jangan memaksaku.”

Di tangannya saat ini, masih memegang serpihan botol bir.

“pff… memaksamu? Apakah kita memaksamu, kamu akan berbuat hal yang membuat kita menyesal? Artis besar, coba lihat kamu, sudah terluka di mana – mana, keadaanmu juga tidak lebih baik dari teman – temanku.

Memaksamu, yang bisa kamu lakukan hanyalah bunuh diri. Masih bisa apa? Hahaha! Sayang saja…. Kamu coba saja. Lihat apakah kita akan peduli atau tidak.”

Lelaki itu tertawa.

Nadanya, terdengar biasa saja.

Tifanny Wen jika bunuh diri, mereka tidak akan peduli.

Selesai bicara, dua orang menuju ke ruangan. Di depan pintu, sudah ada 5 orang, mengelilingi Tifanny Wen.

“jangan memaksaku…..”

Suara Tifanny Wen, pertama kali terdengar bergetar. Tapi dia sangat tegas, masih mengatakan dua kata itu.

“jangan mempedulikannya. Teruskan…..”

Lelaki itu saling melihat, lalu berkata.

Selesai bicara, kelima orang itu menuju ke arah Tifanny Wen.

Keadaan Tifanny Wen saat ini tidak termasuk baik. Tetapi dia tidak ada maksud menyerah. Saat lelaki itu menarik tangannya, dia berusaha melepaskannya.

Tiba – tiba, dia mengangkat tangan satunya, lalu memukul kepala lelaki di sebelahnya….

Siiii……

Lelaki yang di pukul menjadi kaku, tidak ada gerakan apa pun, hanya saja matanya membesar. Lalu….

Prakk, lelaki itu jatuh di lantai, badannya gemetar.

Setelah orang di seketar melihatnya, kepala lelaki itu, sedang berdarah, letak itu baru saja di pukul Tifanny Wen menggunakan serpihan kaca.

Ini juga pertama kali, langsung memukul ke arah yang membahayakan nyawa orang!

Tifanny Wen saat ini tangannya masih bergetar, bahkan jantungnya, berdegup kencang.

Dia sedikit panik!

Bukan karena takut kepada lelaki ini, hanya takut dengan perbuatannya.

Pada akhirnya, lingkungannya yang sebelumnya lebih bersih. Dia tidak pernah berhubungan dengan mafia.

Masalah membunuh orang, dia tidak pernah melakukannya.

Meskipun, orang ini, adalah orang jahat, tapi sangat jelas, dia belum mati. Tapi dia masih gugup karena pukulannya tadi begitu keras.

Sebenarnya, meskipun sebelumnya dalam ruangan. Tangan dia, juga akan mengampuni orang. Membiarkan orang terluka, tapi tidak akan membahayakan nyawanya.

Di pengetahuannya, orang jahat, seharusnya di laporkan kepada polisi.

Tapi sekarang?

Tifanny Wen tidak ingin berpikir. Dia mengangkat tangannya, kaca di tangannya di arahkan kepada kepala lelaki itu.

Raut wajah 4 orang lelaki sisanya juga ikut berubah. Juga terkejut karena kekejaman dan kekuatan Tifanny Wen.

Sangat jelas. Mereka dapat lihat.

Kalau kalimat perempuan itu “jangan memaksaku” artinya, dia mau membunuh orang!

“ke…. Kenapa?”

Lelaki yang tidak begitu berani, langsung berjalan mundur. Tiba – tiba tidak berani bergerak maju.

Membunuh orang? Di antara mereka 10, semuanya pernah melakukan hal ini, yang di bunuh, semuanya adalah rakyat baik – baik. Tapi semua adalah yang mudah di taklukkan.

Hanya saja perempuan di depannya, jika tidak seperti sebelumnya, mengikat tangan dan kakinya, maka kemampuan bertarungnya, dapat membuat mereka merasakan nyawanya terancam!

Tifanny Wen mendayung tangannya, 4 orang yang terkejut akan temannya menjadi seperti ini, masih berhati – hati akan kemampuan Tifanny Wen sebelumnya mengalahkan 10 lelaki. Demi menjamin bisa menghindari serpihan kacanya, akhirnya bersamaan berjalan mundur 3 langkah.

Tifanny Wen memanfaatkan kesempatan ini, tidak peduli kakinya sakit, langsung berlari kencang.

“kejar!” lelaki yang di belakang berkata.

Tifanny Wen berlari sekencang mungkin. Seakan melupakan kesakitan di kakinya.

Hanya saja, dia memang sudah begitu kelelahan. Setelah berlari Beberapa saat, tidak bisa melepaskan diri dari lelaki itu, dirinya justru hampir tidak bisa bertahan.

Justru saat ini, dia kebetulan berjalan ke depan rak. Di rak itu di pajang Beberapa bir.

Tifanny Wen menggigit giginya, mengambil Beberapa bir, membukanya dan menuangkannya di lantai. Sambil berlari, sambil menuangkan.

Lalu, mengambil korek api dari rak itu.

“gadis sial, lihat kamu masih bisa berlari ke mana!”

Lelaki yang melihatnya, Tifanny Wen tiba – tiba berhenti, kakinya tidak stabil berjalan mundur. Sangat jelas, dia sudah tidak bisa berlari lagi.

“hehe.”

Tifanny Wen tertawa sinis.

Selanjutnya, dia menyalakan api.

Korek yang ada di tangannya juga di lemparkan ke sana.

“sial! Cepat keluar! Perempuan ini mau menyalakan api!”

Seorang lelaki, tiba – tiba berteriak….

Selanjutnya, dia mana mungkin masih mem -pedulikan Tifanny Wen, hanya mem-pedulikan dirinya dan langsung berlari.

Bersamaan, Beberapa orang saat ini hatinya bagaikan abu…..

Mereka seakan dapat meliat akhir mereka yang mengerikan.

Tapi bukan karena mereka tidak bisa berlari keluar.

Melainkan jika bar Rambo kebakaran, ketua yang akan menghabisi mereka!

Di sini, adalah kenangan ketua! Kesayangan ketua! Tempat yang bisa membuat hati ketua melembut….

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu