Cinta Setelah Menikah - Bab 277 Suamiku, Aku Hamil (2)

Ini..............pintunya terbuka?

Tifanny Wen tiba-tiba terkejut.

Setelah itu, dia dipeluk oleh Yansen Mu. Dia menengokkan kepala dan melirik, bukankah pintunya sudah terbuka?

Tetapi tempat ini, bukankah pembantu tadi mengatakan bahwa ini adalah kamar pribadi Yansen Mu? bukankah dia melarang siapapun masuk kedalam kamar ini? bukankah dia bahkan membersihkan kamar ini sendiri?

Tifanny Wen merasa aneh. Tetapi biarpun merasa aneh, dia tidak bisa menyangkalnya, saat ini dia sudah dibawa masuk ke kamar oleh pria ini.

Prakkk..............

Tiba-tiba terdengar bunyi pintu ditutup.

Pandangan mata Tifanny Wen dengan sangat cepat langsung terpikat oleh dekorasi kamar ini.

Ini.................

“Kamu ini?”

Tifanny Wen membelalakkan mata saat melihat benda-benda yang memenuhi kamar ini.

Benda-benda itu adalah pistol dan sejenisnya. Beberapa tahun yang lalu, Yansen Mu adalah seorang tentara, dia juga memiliki latar belakang keluarga seperti itu, sehingga tidak masalah jika dibocorkan bahwa di kamarnya ini terdapat benda ini. Karena demi alasan merendah diri, dia pun melarang orang lain masuk ke kamar ini.

Tetapi.............apa alasan dia murni hanya karena demi merendah diri?

Saat Tifanny Wen melihat kamar ini dipenuhi dengan poster dirinya dan fotonya, tiba-tiba dia merasa sedikit.............aneh.

Benar!

Kamar ini dicat warna abu-abu. Jika diperhatikan, warna ini cocok dengan Yansen Mu yang memiliki sikap acuh.

Awalnya memang kamar yang sangat monoton. Dikatakan tidak monoton, itu karena di kamar ini banyak poster dan foto figur seseorang. Gambarannya sangat berwarna-warni, sangat indah dipandang.

Poster dan foto publik figur ini adalah Tifanny Wen.

Rahasia dari kamar Yansen Mu adalah................dia?

Tifanny Wen melihat jelas beberapa foto itu diantaranya ada foto akting dia sewaktu kecil.

Koleksi fotonya ini cukup lengkap.

“Kamar ini sangat bagus, kenapa malam ini kita harus pindah kamar?”

Saat ini Tifanny Wen tersenyum sambil bertanya.

Pertanyaan dia ini menjelaskan bahwa dia sedang menanyakan: Bukankah kamar kamu ini awalnya sudah direncanakan untuk merahasiakannya dariku dan melarangku masuk?

Jika tidak, untuk apa berpindah kamar?

Jika ini adalah rahasia, Tifanny Wen sebenarnya bisa menjadikan alasan Yansen Mu ini untuk mempersulit perasaannya!

Lalu, matanya ini mengandung sebuah ledekan terhadap Yansen Mu. Ternyata benar, wajahnya memerah. Wajahnya sangat merah dan hangat.

Tifanny Wen tidah tahan ingin mengelus wajahnya.

“Benar-benar hangat.” ucap Tifanny Wen.

Dia terlihat sangat tidak menghargainya.

Setelah Tifanny Wen melakukan gerakan jahilnya ini, dia pun segera melompat turun dari tubuh Yansen Mu sebelum Yansen Mu membalasnya, kemudian, dia berlari menuju arah tempat tidur, berkata: “Aku ingin lihat, apakah di bawah tempat tidurmu juga ada fotoku.”

Jika dia tidak berlari, mungkin itu lebih baik. Saat Tifanny Wen berlari, tiba-tiba dia melihat sebuah kotak besar diletakkan tidak jauh dari tempat tidur.

Tifanny Wen termangu, sementara ini dia mengundurkan rencananya untuk pergi ke tempat tidur mencari fotonya, dia pun beralih arah menuju ke kotak itu, berkata: “Ini apa?”

“Fanny..............”

Pada akhirnya Tifanny Wen langsung ditarik Yansen Mu.

“Jangan berpikir sembarangan.”

Setelah Yansen Mu mengatakan kalimat ini, dia langsung mendorong Tifanny Wen ke tempat tidur.

“Melarangku tidak berpikir sembarangan atau melarangku untuk tidak melihat isi dari kotak itu?

Tifanny Wen tiba-tiba menyadari wajah pria ini semakin memerah, juga terlihat seolah sedikit................malu!

Malu? apa isi dari kotak itu? kenapa dia begitu keberatan dia melihatnya?

Tifanny Wen penasaran.

Lagipula, saat dia melihat reaksi Yansen Mu seperti ini, dia pun merasa yakin jika isi kotak ini bukanlah sebuah rahasia negara yang tidak boleh dilihat oleh orang biasa. Jika tidak, dia pasti akan langsung mengatakannya, bukan malah seperti ini...............begitu malu.

Yansen Mu malah tidak memberikan kesempatan untuknya, dia langsung mendekap Tifanny Wen kedalam pelukannya.

Tifanny Wen tidak menurutinya, dia mengedipkan mata, lalu berkata dengan manja: “Lepaskan aku, jika tidak membiarkan aku melihatnya, maka aku juga tidak akan memberikan apa yang kamu inginkan.”

Dia berbicara sambil mendorong tangan pria ini.

Wajah Yansen Mu muram.

“Fanny!”

“Iya.” Tifanny Wen menjawab dengan suara pelan.

“Itu adalah kado yang diberikan oleh teman luar negeriku kepadaku, tidak ada yang indah sama sekali.”

“Tetapi aku ingin melihatnya.”

“Tidak baik jika rasa penasaranku ini terlalu besar.”

“Kamu ijinkan aku melihatnya atau tidak?”

Tifanny Wen tetap bersikeras.

Tetapi Yansen Mu kali ini juga terlihat sangat bersikeras. Dia tetap tidak menghiraukan permintaan Tifanny Wen, sekalinya Tifanny Wen mendorongnya, dia langsung menggunakan tenaganya untuk mendorong Tifanny Wen ke atas tempat tidur.

Kemudian, biarpun didorong dan ditekan, istri kesayangannya ini tetap memberontak.

Wajah Tifanny Wen muram, dia masih tetap melawan. Tetapi pada akhirnya dia ditekan oleh badan Yansen Mu.

Dia merasa sangat kesal, lalu memiringkan kepala melihat kotak itu, rasa penasarannya masih belum berkurang, justru semakin bertambah.

Jika pria ini semakin bersikap seperti ini, maka dia langsung tahu jika didalam kotak itu pasti menyembunyikan sesuatu.

Lagipula, mungkin isi dari kotak itu berkaitan dengan dirinya!

“Fanny, jangan berpikir sembarangan.” Yansen Mu saat ini mengulang perkataannya.

Tifanny Wen marah.

Tetapi...................

Tidak masalah jika itu hanya sebuah kado, lagipula itu bukanlah sebuah rahasia negara, kenapa dia benar-benar berani tidak memperlihatkan itu kepadanya?

“Suamiku, aku...............aku hamil.” ucap Tifanny Wen.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu