Cinta Setelah Menikah - Bab 219 Tuan Mu: Adik Kelas? (1)

Lembut?

Ini sangat kasar, bagaimana mungkin dia pantas dengan julukan para penggemarnya ini?

Beberapa orang yang sedang melamun termangu ini menundukkan kepala melihat Queenie Si si permaisuri ini dengan posisi tergeletak di tanah seperti “seekor anjing yang sedang memakan makanannya” itu, diam-diam mereka didalam hatinya merasa prihatin kepadanya.

Dia adalah permaisuri loh!

Queenie Si saat ini memang sangat tragis, dia membentur tanah dan merasa sangat kesakitan hingga meneteskan air mata. Ditambah lagi, dia sejak kecil hingga dewasa belum pernah dihina seperti ini. Saat ini, hampir sudah tidak bisa menahan ingin berkelahi dengan Tifanny Wen.

Tetapi, sikapnya mudah emosi, dia juga bukan orang yang tidak memiliki akal. Dia tahu sikap Tifanny Wen yang seperti ini mengartikan bahwa dia tidak menghargainya. Maka............dia saat ini tidak akan bisa baikan dalam keadaan seperti ini. Terutama............... Tifanny Wen ini, sepertinya dia bisa bela diri.

Tetapi, apa mungkin dia bisa membiarkan emosinya begitu saja? ditampar 10 kali begitu saja?

@(((

Queenie Si menggigit gigi, dia mulai bangun, didalam hatinya merasa sangat tidak puas.

Saat merapikan penampilannya, kepalanya sedikit mengangkat. Kebetulan juga didalam pandangan matanya, di sudut belokan lorong terdengar suara langkah kaki sekelompok orang, kelihatannya ada orang yang akan datang kesini.

Queenie Si termangu, matanya tiba-tiba teralihkan. Saat ini juga, matanya seolah memancarkan sesuatu, bola matanya yang sedikit merah ini menyiratkan secercah cahaya.

He! Tifanny Wen! menampar permaisuriku, kamu pikir.................apa kamu begitu mudah menebus kesalahanmu itu?

Jika aku pingsan disini dan masalah kamu menampar orang ini tersebar keluar. Aku ingin lihat, bagaimana kamu mengatasi masalah hubungan publik ini!

Seorang penyanyi yang didasari oleh banyak penggemar ini pasti tidak akan mudah diganggu begitu saja!

Kemudian.....................

Tifanny Wen dan Gina Si juga temannya melihat Queenie Si yang barusan mengangkat kepala seolah ingin bangun.............tiba-tiba, dia terjatuh lagi.

Lagipula kali ini kepalanya langsung menempel di tanah, dia memejamkan mata, posisi tubuhnya seolah jatuh pingsan.

Jatuh pingsan?

“Dia? dia kenapa?” Luna Jiang seketika itu juga terkejut melihat Queenie Si tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Tifanny Wen yang sudah berencana untuk meninggalkannya ini seketika itu juga terkejut melihat suasana seperti ini.

“Ini ini...............dia tidak mungkin pingsan kan?” Regina Qiu terkejut sambil bergumam pelan.

Tetapi? bukankah barusan dia baik-baik saja?

Saat ini juga, suara langkah kaki sekelompok orang itu semakin dekat, dari sudut belokan itu tiba-tiba mereka muncul disini dan sedang berjalan menghampiri Tifanny Wen dan yang lainnya.

“Apa yang terjadi? Si? Queenie Si? bukankah dia adalah Queenie Si? kenapa dia jatuh ke tanah?”

Suara yang terdengar pertama kali dari sekelompok orang itu adalah suara seorang wanita.

Suara langkah kaki yang berisik itu menghampiri mereka. Suara yang paling jelas diantaranya adalah suara sepatu hak tinggi seorang wanita.

Tifanny Wen dan yang lainnya melihat ke arah sekelompok orang yang tiba-tiba muncul dari sudut belokan lorong itu.

Pandangan mata Tifanny Wen seketika itu juga terlihat sangat yakin!

Dia melihat ke arah datangnya sekelompok orang itu berjalan. Di barisan pertama adalah 2 orang pria dan 1 orang wanita. Di belakang mereka bertiga diikuti oleh 8 pria berpakaian hitam, kelihatannya mereka seperti kelompok bayaran, identitasnya mungkin lebih rendah 1 tingkatan dibanding mereka, seperti pengawal dan semacamnya.

Dan orang yang barusan menanyakan “Apa yang terjadi” ini adalah seorang wanita yang berada di barisan pertama yang berjalan bersama 2 pria itu.

Mengenai “2 pria” itu, dilihat dari penampilan fisiknya, 1 diantaranya adalah orang asing. Tubuhnya sangat kekar, usianya kurang lebih 30 sampai 40 tahun, tidak bisa menebak perkiraan angkanya. Hanya bisa melihat dari pakaian yang dia pakai, identitas pria ini tidak mungkin hanyalah orang biasa.

Dan 1 pria yang lainnya...............pandangan mata Tifanny Wen berhenti beberapa lama di pria ini. Ekspresi matanya sedikit aneh. Karena, pria ini bukanlah orang lain, ternyata dia adalah Yansen Mu!

Tuan Mu?

Tifanny Wen mengedipkan mata, dia merasa aneh.

Pria ini kenapa bisa muncul disini?

Bukankah dia sedang mengurus pekerjaannya? bukankah dia sangat sibuk?

“Si? nona Queenie Si? kamu kenapa? astaga! wajahnya kenapa merah dan bengkak seperti ini? ini pasti ditampar orang! Nona Queenie Si..............”

Suasananya sangat kacau. Seorang wanita yang barusan muncul bersama sekelompok orang ini tidak mengenal Tifanny Wen.

Justru sebaliknya, sepertinya dia lebih perhatian pada Queenie Si. Sekalinya mendekat, hal yang paling dia perhatikan pertama kali bukanlah seorang pemain film yg bernama Tifanny Wen, justru sebaliknya, dia lebih perhatian pada seorang penyanyi bernama Queenie Si yang sedang tergeletak di tanah.

Mendengar intonasi bicaranya ini sepertinya dia sedikit mengkhawatirkan Queenie Si.

Tifanny Wen termangu sejenak.

Dia menundukkan mata melihat Queenie Si yang kelihatannya benar-benar pingsan, dia mengedipkan mata seolah bisa menebak semua yang terjadi.

Bertahun-tahun bergelut di dunia entertainment, bagaimana mungkin Tifanny Wen tidak bisa menebak jika dia sedang berpura-pura?

Berpura-pura pingsan?

Ingin membuat masalah ini semakin besar?

Faktanya, Tifanny Wen sempat memikirkan konsekuensi dari masalah ini jika masalahnya semakin besar.

Sehingga, saat barusan dia menampar Queenie Si, dia masih bisa memperhatikan batasannya. Memperkirakan paling lama setelah setengah jam, bengkak di wajah Queenie Si akan hilang. Dan dirinya tidak berencana terlalu banyak bicara dengannya. Jika nantinya dia ingin menyebarkan masalah ini, itu hanya sebuah omong kosong belaka.

Terlebih lagi, menampar? dirinya yang menamparnya. Tetapi bukankah Queenie Si yang mulai menampar terlebih dahulu?

Tifanny Wen mengakui didalam karakter dirinya terdapat sikap “Melindungi teman”, dia benar-benar tidak bisa membiarkan orang terdekatnya ditampar oleh orang lain dan sebagainya.

Lagipula, orang itu adalah orang yang akan masuk ke New Ball Entertainment, bagaimanapun juga dia adalah seorang atasan, jika dia tidak bisa melindungi harga diri dan martabat seorang bawahannya, maka jangan harap orang yang masuk ke New Ball Entertainment itu bisa populer.

Ditambah lagi, satu alasan penting Gina Si, dia tidak berencana untuk kompromi dengan Queenie Si. Dengan begini, pertentangan ini adalah hal yang sangat diharuskan.

Jadi, tidak peduli memukul atau tidak, dia dengan Queenie Si akan tetap melanjutkan perselisihan sengit ini.

Dengan begini, jika tidak memukul, maka sia-sia tidak memukul!

Tentu saja, sebelumnya Tifanny Wen berpikir seperti itu. Tetapi dia tidak menyangka bisa tiba-tiba datang begitu banyak orang.

Lagipula, melihat penampilan sekelompok orang ini, pasti tidak bisa diatasi dengan perkataan yang sembarangan.

Tidak masalah jika sekelompok orang ini lebih memilih tidak menghiraukannya.

Kelihatannya wanita yang sedang menundukkan mata ini tidak mungkin tidak menghiraukannya.

“Emi............Kak Emi..........” saat ini tubuh Queenie Si digoyangkan oleh wanita yang tidak dikenal, wanita itu menggoyangkan tubuhnya seolah membangunkannya dari pingsannya, tiba-tiba membuka mata “Sepenuh tenaga”.

Nona Emi?

Tifanny Wen termangu saat mendengar sebutan nama itu.

Queenie Si dan wanita ini saling mengenal?

Orang terdekat?

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu