Cinta Setelah Menikah - Bab 285 Tuan Mu, Dia Memberikanku Banyak Uang... (2)

"Senior, baik-baiklah melakukan pekerjaan. Nantinya kamu harus memberikan keuntung pada perusahaan Wen."

Saat ini, di sebuah ruangan khusus di sebuah teahouse, Tifanny Wen tersenyum pada pria yang sedang mengangkat gelas, tanpa wajah malu meminta sebuah keuntungan.

Di hadapan Tifanny Wen, pria itu memakai setelan jas, mengangkat kepala dan melihat ke wanita di hadapannya yang tersenyum manis dengan lesung pipinya, membuat pria itu mematung.

Tapi dengan cepat, pria itu mengangkat gelasnya, terlihat senyuman dari matanya, "Baiklah."

Kedua gelas itu bersentuhan, suara nyaring melayang-layang di telinga.

Tifanny Wen menundukkan kepala, langsung meminum alkohol yang ada di dalam gelasnya.

Ketika Tifanny Wen mengangkat kepala, Tifanny Wen sadar pria itu memberi sebuah kartu bank pada Tifanny Wen.

"Hadiah?" Tifanny Wen tersenyum.

"Hm." Aldric Long mengangguk, "Kata sandinya adalah ulang tahunmu."

"Duh, senior tahu ulang tahunku." Tifanny Wen menerima kartu bank tersebut lalu menggoda Aldric Long.

Aldric Long tertawa pelan, tidak menjawab.

Bagaimana mungkin dirinya tidak tahu?

Aldric Long mengangkat tangan dan menuangkan segelas alkohol lagi. Aldric Long mengangkat gelasnya, menuangkan cairan itu masuk ke dalam tenggorokannya. Di dalam otak Aldric Long, masih ada ingatan hari di mana pesta pertunangan mereka diselenggarakan... setelah wanita itu keluar dari toilet, sebuah wajah lain menghadap padanya sambil tersenyum.

Hari itu dia berucap: "Senior, aku Tifanny, orang yang juga kamu anggap sebagai Febby."

Sampai beberapa hari berlalu, jawaban itu... ketika Aldric Long mengingatnya, Aldric Long merasa bingung.

Akhirnya dirinya tahu kenapa tuan Mu secara bersamaan bersama dengan 'dua wanita'...

Akhirnya dirinya tahu, sebenarnya tuan Mu bukanlah seorang playboy....

Hanya saja...

Mau bagaimana lagi?

Aldric Long  mengangkat kepalanya, melihat ke arah wanita cantik dan anggun di depannya, dengan cepat Aldric Long menyembunyikan seluruh perasaannya sampai tak berbekas lalu bertanya: "Setelah ini apa rencanamu?"

"Senior, aku bersiap untuk sekolah. Aku sudah izin begitu lama, tentu saja aku harus kembali sekolah." Jawab Tifanny Wen, lalu langsung meletakkan gelasnya dan berucap kembali: "Aku sudah selesai makan. Terima kasih sudah mentraktirku makan. Suatu hari kita akan bertemu lagi."

Selesai bicara, Tifanny Wen mengambil tasnya bersiap pergi.

Lagipula Tifanny Wen juga berucap lebih awal pada Aldric Long, waktu yang dia miliki sedikit sehingga tidak bisa berlama-lama.

"Aku antar." Aldric Long berdiri.

"Tidak perlu. Tuan Mu ada di luar." Jawab Tifanny Wen.

Aldric Long kembali mematung.

Kali ini Aldric Long tidak berkata apa-apa. Setelah berucap 'baiklah', Aldric Long melihat wanita di hadapannya berbalik pergi, membuka pintu... lalu dalam sekejap wanita itu hilang dari pandangannya.

Aldric Long menatap ke arah pintu, setelah berdiri beberapa saat, baru pria itu mengalihkan pandangannya.

Mungkin...

Ini adalah pertemuan terakhir mereka?

"Tuan kedua."

Saat ini, ponsel Aldric Long berdering. Aldric Long mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Hm, bicaralah." Ucap Aldric Long.

"Tuan kedua, aku sudah melakukan sesuai perintah anda untuk mengekspos foto Jason dengan Queenie ke media. Dan juga, sebelumnya tuan sudah tahu tentang gosip Jason dan Ferry, semuanya sudah diekspos ke media. Termasuk gosip tentang Jennie. Sekarang semuanya sudah diberikan ke media."

"Hm."

Aldric Long mengiyakan baru mematikan panggilan tersebut.

Wajah lembut itu, sepertinya saat ini... sudah bertambah ekspresi kejam yang tidak terlihat!

Keluarga?

Bukannya Aldric Long tidak memiliki kelicikan di dirinya, hanya saja, pria ini juga akan memperhitungkan 'keluarga' nya sendiri.

Dan juga kalau bukan karena kakek, Aldric Long tidak akan tertarik pada properti keluarga Long.

Tapi sekarang...

Siapa yang berani membuat rencana jahat padanya?

Kalau begitu orang itu...

Akan dibuang!

……

"Ya Tuhan, ini berkali-kali lipat banyaknya."

Setelah Tifanny Wen meninggalkan teahouse, Tifanny Wen mengambil ponsel untuk memeriksa jumlah saldo kartu bank tersebut.

Dari awal itu memang miliknya, dirinya tak perlu segan.

Tapi ketika melihat jumlahnya, Tifanny Wen dibuat terkejut.

Ini bukanlah harga yang awalnya dibicarakan. Aldric Long memberinya berkali-kali lipat lebih banyak.

Tifanny Wen.

Dirinya bukan orang yang selalu mencari keuntungan. Tifanny Wen merasa uang ini harusnya dikembalikan.

"Tifanny... kamu di mana? Aku akan menjemputmu."

Tiba-tiba Tifanny Wen menerima telepon dari Yansen Mu.

Sebenarnya, di teahouse lantai bawah... Yansen Mu belum sama sekali menjemputnya.

Tifanny Wen hanya tidak ingin Aldric Long mengantarnya saja.

Terkait beberapa pemikiran Aldric Long... Tifanny Wen berhati-hati. Tapi berpikir, bahwa sikapnya pada Aldric Long pasti sudah jelas.

Tifanny Wen langsung memberikan alamatnya.

"Sudah lega? Hari ini aku akan membawamu pergi bermain." Ucap Yansen Mu.

"Eum. Itu... tuan Mu... apakah kamu bisa mencari akun bank milik Aldric?" Tanya Tifanny Wen.

"Hm?"

"Itu... dia memberikanku uang banyak sekali. Empat kali lipat." Ucap Tifanny Wen.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu