Cinta Setelah Menikah - Bab 223 Fanny, Pulang Tidak? (1)

Aji, selalu ada di tempat itu.

Sebelumnya dia berada di belakang pengawal Alex. Luna Jiang dan yang lainnya, mengira kalau dia adalah orang Alex. Sebenarnya dia adalah orang Yansen Mu. hanya saka, dia tidak mengeluarkan suara, hanya terdiam di belakang saja.

Kejadian tadi, Aji sudah melihatnya semua.

Berdasarkan pengenalan Aji kepada tuannya, mana mungkin tidak tahu selama dia ingin, maka tadi dia bisa langsung menggendong Tifanny Wen.

Hanya saja, Yansen Mu tidak berbuat seperti itu.

Takutnya, karena dia menjaga perasaan nyonya bukan.

“tidak usah.” Yansen Mu berkata:”biarkan dia menenangkan perasaannya dulu.”

Selesai berbicara, melihat sekelilingnya tidak ada orang, Yansen Mu menundukkan kepala, lalu dengan suara kecil berbicara kepada Aji.

“a? tuan?” Aji terkejut, “jika berbuat seperti ini, apakah tidak akan di curigai oleh Alex.”

“musuhnya masih banyak. Emi mengalami masalah kecil, tidak akan menebaknya ke atas ku. Setidaknya, sekarang masih belum.” Yansen Mu berkata: “beri tahu semua orang, laksanakan.”

“tapi tuan, lukamu…..”

“tidak apa.” Yansen Mu, “hanya luka kecil saja.”

“hanya saja, tuan, belakangan ini pilekmu…..”

Aji sedikit khawatir, melihat ke luka Yansen Mu yang di pundak, meskipun tidak tahu tentang seberapa parah lukanya. Lelaki itu berpakaian kemeja hitam. Warna darahnya tidak akan terlihat jelas. Terlihat, tidak se parah luka di tangan Tifanny Wen. Tapi menurut Aji, pisau tadi, dari arah tertancapnya…. Luka tuan Mu, tidak mungkin ringan.

“tuan, aku akan meminta dokter Rans….”

“tidak usah.” Yansen Mu menggelengkan kepala, berkata: “tidak usah mem-pedulikanku, segera lakukan.”

…..

Setengah jam kemudian.

Setelah perempuan itu meninggalkan kakaknya, nona Emi yang mengendarai mobil sendiri kembali ke vilanya, tiba – tiba mobilnya di tahan oleh se-gerombol orang, lalu, di pukul oleh preman yang tidak terlihat wajahnya, langsung di pukul hingga pingsan.

Sedangkan, di dalam mobil, barang berharga, yang ada di badannya semua sudah di ambil oleh preman itu. bahkan “satu - satunya” uang yang ada di badannya, juga di ambil bersih.

40 menit kemudian.

Jalan Nanyun.

Aji mendekati sebuah mobil, mengetuk pintu mobil, tiba - tiba berkata: “tuan, sudah di selesaikan.”

“barangnya?” dalam mobil, lelaki itu bertanya.

Aji tercengang, mengeluarkan sesuatu dari badannya, membuka mobil dan memberikan badannya, tiba – tiba berkata: “tuan, Aji tidak menyelesaikan masalah dengan baik, giok ini, tadi saat Emi memberontak sudah menjatuhkannya di lantai, dan lecet sedikit.”

Tangan Aji bergetar, tidak berani melihat pandangan lelaki itu.

Lelaki itu mengambil kotak aksesoris nya. Menggunakan lampu di mobil dan membukanya perlahan. Kotak di buka, yang di lihat adalah giok merah yang bersinar, saat di sinari oleh lampu, cahayanya menyilaukan mata.

Tapi, kilau itu tetap ada, saat dia mengambilnya, justru menyadari ada goresan di giok itu.

Meskipun tidak dalam, dan jika di lihat dari jauh tidak akan kelihatan, juga tidak membuat giok itu pecah. Tapi tidak bisa di abaikan, giok ini, sudah lecet.

Yansen Mu terdiam, tidak mengeluarkan suara, hanya menyimpan barang itu, memasukkannya ke kantong di pakaiannya.

“tuan.”

“iya.”

“di sekitar sini ada Rumah sakit, sebaiknya luka itu di obati dulu. Sedangkan, nyonya juga ada di Rumah sakit sekitar sini. Bagaimana…. Jika meminta dokter Rans datang ke sekitar sini juga bisa.”

“tidak usah. Melly di mana? Sudah meneleponnya belum?” Yansen Mu bertanya.

“sudah meneleponnya. Kata Melly. Setelah konser berakhir, tadi dia menuruti perintah nyonya, menyampaikan kepada Daniel An apa yang di beritahu nyonya di belakang panggung. Sepertinya nyonya masih memintanya mengajari tentang pengaturan penyanyi. Jadi saat nyonya dan Queenie Si terjadi sesuatu dia tidak ada di tempat. Hanya saja, aku sudah meminta Melly untuk pergi ke Rumah sakit melihat nyonya. Kata Melly, tuan tidak perlu khawatir, nyonya tidak apa, hanya saja luka di kakinya…. Sepertinya harus beristirahat Beberapa hari baru bisa bergerak.” Jawab Aji.

Selesai berbicara, Aji berpikir, dan berkata, “tuan. Luka nyonya bukan penyakit dalam, tangan dan kaki bisa di rawat di Rumah. Tapi jika dia kembali ke Keluarga Long, luka itu pasti akan membocorkan identitasnya sebagai ‘Tifanny Wen’. Jadi hari ini pasti sudah tidak bisa menggunakan identitas ‘Febby Wen’ untuk kembali ke Keluarga Long. Nyonya hari ini, jika di rawat di Rumah sakit, atau tidak harus mencari tempat untuk menginap. Tapi berdasarkan sidat nyonya, sepertinya… dia tidak suka tinggal di Rumah sakit.”

Maksud Aji, berkata kalau Tifanny Wen sudah tidak bisa kembali ke Keluarga Long, dan kemungkinannya kecil tinggal di Rumah sakit.

Sedangkan Tifanny Wen jika tidak bisa menggunakan identitas sebagai ‘Febby Wen’ kembali ke Keluarga Long, tentu saja, hanya bisa pulang ke Rumah!

Pulang ke rumah?

Jika biasanya, tentu saja Tifanny Wen akan pulang.

Tapi Aji saat ini berpikir, nyonya hari ini sangat marah. Sudah mengalami hal ini, berdasarkan sifat nyonya yang tidak mau kalah, kemungkinan memilih tinggal di hotel dari pada pulang ke Rumah juga besar.

Aji berbicara panjang lebar, akhirnya Yansen Mu hanya menjawab ‘iya’ dengan suara kecil.

Iya!

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu