Cinta Setelah Menikah - Bab 107 Misteri Parfum (1)

"Ah Yansen Mu, dasar pria jahat!"

Sakit sekali...

Setelah semuanya selesai, Tifanny Wen yang kelelahan bersandar di atas tubuh Yansen Mu. Tifanny Wen memiringkan kepalanya menatap punggung Yansen Mu dan tersadar bahwa saat ini punggung pria itu dipenuhi jejak cengkramannya, jejak itu panjang dan terlihat sangat jelas. Hal ini berkaitan dengan bagaimana Tifanny Wen menyakiti pria itu...

Tifanny Wen menunduk melihat sebentar jari kukunya. Sebenarnya jari kukunya tidak terlalu panjang, hanya saja malam ini pria ini bukanlah manusia. Dimulai dari berbaring, duduk dan beberapa kali menginginkannya berubah posisi dan pria itu selalu menggunakan tenaga yang besar, sangat sakit sekali.... terlebih lagi pria itu selalu memakai ukuran yang besar...

Saat ini Tifanny Wen diletakkan Yansen Mu di atas pahanya. Bibir pria itu saat ini masih menempel di bahu Tifanny Wen, dengan pelan tangannya mengelus pinggul Tifanny Wen. Napas pria itu berhembus di samping telinga Tifanny Wen. Tifanny Wen masih merasa bahwa napas hangat pria ini masih tidak beraturan.

"Sudah minum obat?" Tiba-tiba Tifanny Wen bertanya, menunduk lalu menggigit keras bahu Yansen Mu.

Yansen Mu tersenyum lemas, lalu mengelus belakang kepala Tifanny Wen, telinga itu semakin memerah. Yansen Mu bukannya sengaja, hanya saja hari ini... dia berada di luar kendali.

Baiknya Tifanny Wen hanya memelototi Yansen Mu dengan kesal dan tidak ada tenaga pada suara wanita itu. Setelah menggigit Yansen Mu beberapa kali, Tifanny Wen memejamkan mata. Tifanny Wen memeluk leher Yansen Mu dan duduk di atas paha pria itu, kepalanya bersandar di bahu Yansen Mu dan langsung tertidur.

Yansen Mu menggendong Tifanny Wen lalu meletakkan di atas ranjang. Pria itu agak kesal, sebenarnya Yansen Mu ingin Tifanny Wen mengingat.... Yansen Mu juga hari ini sedikit di luar kendali.

Yansen Mu berbaring lalu memiringkan kepalanya menatap Tifanny Wen, tapi tatapan wanita itu malah sudah menggelap...

Dirinya tidak bisa membangkitkan apapun ingatan Tifanny Wen.

Tapi Daniel bisa. Apakah pria itu begitu penting di dalam hati Tifanny Wen?

……

Kota X.

Imperial Hotel.

"Keluar."

Di sebuah tempat yang tanpa cinta, setelah selesai bercinta, seorang pria memakai jubah tidur yang berada di sebelah ranjang, dengan suara dingin berkata 'keluar' pada wanita yang ada di hadapannya.

Selesai berkata pria itu menuruni ranjang lalu berjalan ke arah kamar mandi.

"Tuan Daniel, biarkan aku menemanimu lagi." Wanita itu bangun dari ranjang dengan tubuh bergetar. Wanita itu belum memakai baju, juga belum pergi sesuai perintah pria tersebut. Wanita itu menggertakan gigi, mengumpulkan keberanian lalu berkata: "Tuan Daniel, kamu tidak memiliki kekasih, kenapa tidak bisa..."

"Keluar."

Pria itu kembali berkata dan tiba-tiba memutar tubuhnya. Tatapan pria itu jatuh ke wajah wanita cantik itu. Seketika Daniel merasa pikirannya kosong. Ketika kesadarannya kembali, ekspresi pria itu kembali datar dan asing.

Pada akhirnya... itu bukan dia!

Wanita di hadapannya didatangkan untuk sementara waktu mengisi kebutuhan biologisnya saja. Nama wanita itu pun Daniel sudah lupa.

Masalahnya sudah selesai, membiarkan wanita itu pun tidak akan banyak kegunaan.

"Ketika aku keluar, aku sudah tidak mau melihatmu lagi."

Daniel berkata lagi, tanpa basa-basi langsung memutar tubuhnya berjalan ke kamar mandi. Pria itu ingin membersihkan dirinya dari aroma tadi...

Ketika Daniel keluar dari kamar mandi, wanita itu sudah pergi. Pasti wanita itu tidak berani untuk tidak mematuhi perintahnya.

Daniel adalah warga negara Long. Tidak ada yang tahu identitas pria itu, bahkan Yansen Mu juga tidak begitu mengerti. Yansen Mu hanya tahu, saat itu Daniel adalah seorang pemain film dari luar negeri. Popularitas Daniel juga cukup populer di luar. Tapi di dalam negeri... sepertinya pria itu hampir tidak pernah kembali ke negara. Selain identitasnya sebagai pemain film, Yansen Mu mungkin juga tidak menemukan latar belakang keluarga Daniel.

Setelah Daniel keluar dari kamar mandi, pria itu yang tidak mengantuk sama sekali teringat akan kejadian siang tadi. Tiba-tiba mengeluarkan ponsel menelpon seseorang.

"Halo.."

"Daniel An."

"Apakah kamu yakin? Itu adalah obat penawarnya?"

"Ya. Hanya saja saat itu kita menandatangani perjanjian rahasia. Negara membuat Tifanny mengonsumsi obat penghilang ingatan, aku ingin memulihkan ingatannya, melanggar aturan besar. Jika diketahui oleh pihak atas, kamu pasti paham konsekuensinya akan sangat serius.

Jadi tidak usah buru-buru dengan hal ini, buat Tifanny mengingat sedikit-sedikit saja, buat orang-orang salah paham dan mengira bahwa Tifanny sendiri lah yang mengembalikan ingatan. Maka dari itu... obat itu tidak bisa dipakai terlalu banyak, hanya bisa dipakai sedikit di parfummu, buat dia mengingat kembali sedikit demi sedikit."

Wanita di telepon itu tertawa: "Kenapa? Khawatir? Santai, selama kamu menemukan kesempatan untuk bekerja sama dengannya, contohnya syuting bersama atau sebagainya, saat dia berada lama di dekatmu, obat yang lama-lama dia hirup akan terkumpul dan dengan berjalannya waktu akan muncul pengaruhnya."

Setelah mendengar, Daniel terdiam.

……

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu