Cinta Setelah Menikah - Bab 211 Oh Tuhan (1)

“pesan kamar.” Tifanny Wen berkata.

Resepsionis di depan melihat Tifanny Wen dari atas hingga bawah, memintanya untuk mendaftar dan memberikannya kartu.

Mengenai orang di belakang Tifanny Wen, dia juga tidak bertanya.

Artis di ikuti banyak orang, bukanlah hal yang baru. Resepsionis juga tidak berani bertanya. Justru senang karena Bertemu dengan artis terkenal.

Bagaimana pun, meskipun Puri Hotel adalah hotel yang besar, tapi hampir tidak ada artis yang datang. Mungkin karena yang terkenal dari Puri Group bukanlah hotelnya, di mata artis juga tidak termasuk bagus, atau mungkin karena banyak artis yang mengetahui ada latar belakang mafia di balik Puri Group.

Tifanny Wen memesan kamar, pelayan hotel dengan inisiatif menunjukkan jalan untuknya, tetapi di tolak, juga hanya mengatakan dirinya hanya akan menaruh koper lalu keluar lagi.

Maka, saat Tifanny Wen mengambil kartu dan berjalan ke arah lift, meskipun di belakangnya diikuti banyak orang, para pelayan juga tidak keberatan. Di hotel mereka, tidak ada peraturan yang melarang orang yang tidak memesan kamar untuk masuk.

“Tifanny, apakah kamu belum memesan kamar? Kenapa memilih di sini? Meskipun Puri Group sangat terkenal, tapi hotelnya tidak begitu baik.”

Saat para reporter mengikutinya masuk hotel, terhadap keputusan artis ini, mereka tidak terlalu mengerti.

Dia adalah artis besar, seharusnya semua aktivitasnya sudah di atur oleh tim tertentu, mengapa bisa tiba – tiba muncul di sini dan memesan hotel sendiri?

Yang di pesan, masih hotel yang tidak termasuk bagus.

“kali ini aku datang ke pulau Nanqiong adalah keputusan pribadi ku, tidak ada hubungannya dengan perusahaan dan tim. Jadi aku ingin sedikit kebebasan.” Tifanny Wen berkata.

Saat ini, dia sudah memencet tombol lantai 10. Meskipun…. Nomor kamarnya 403, ada di lantai 4.

Hanya saja, orang lain sepertinya tidak melihat nomor kamarnya, karena itu tidak merasa aneh saat Tifanny Wen memencet lantai 10.

Saat ini, Beberapa orang ini tidak ada suasana hati untuk memperhatikan detail ini? Mereka benar – benar sudah senang karena Tifanny Wen muncul di tengah jalan Secara bebas dan masih mengizinkan mereka untuk mengikutinya. Biasanya saat para artis keluar mereka selalu bersembunyi.

Dengan cepat, pintu lift terbuka di lantai 10. Saat ini Tifanny Wen masih keluar lift dengan koper besar dan kecilnya.

Kenyataannya, dia mana ada koper? Koper yang ada di tangannya, tadi dia baru membelinya di pinggir jalan.

Gina Si, apakah dia di lantai 10?

Tifanny Wen tentu saja mau membuka kamar. Mengambil kartu, hanya untuk menyembunyikan, hanya membiarkan dirinya untuk naik dengan natural saja.

“wah? Mengapa begitu ramai? Mengapa begitu banyak orang?”

Begitu keluar dari lift, dan berbelok, orang yang di belakang Tifanny Wen dengan terkejut mengatakan.

Bukankah memang ramai?

Lorong hotel di lantai 10 ini, ternyata muncul begitu banyak orang!

Iya ! di sini memang ada banyak lelaki, dengan jas hitam, mengapa semua berdiri di samping? Masih berdiri dengan tegap? Apakah ini adalah pengawal dari seorang bos?

“Tifanny, kamarmu yang mana? Lantai ini sepertinya ada bos besar.” Seorang reporter berkata.

“iya. Mungkin.” Tifanny Wen berkata.

Selesai berkata langsung berjalan ke arah kamar yang di beri tahu oleh Luna Jiang.

Sedangkan bawahan Elang Hitam yang ada di lorong hotel lantai 10, saat ini tiba – tiba melihat se gerombolan orang datang. Sedangkan… totalnya kira – kira ada lebih dari 20orang. Mereka menjadi tercengang.

Eee……

Apa yang terjadi?

Kamar di lantai 10 biasanya tidak di berikan untuk tamu sembarangan mengapa tiba – tiba ada banyak orang yang datang?

“apa yang kalian !lakukan? Lantai 10 tidak diizinkan sembarangan orang untuk masuk! Pergi pergi pergi!” seseorang dengan baju hitam berkata, saat melihat Tifanny Wen berjalan maju, tiba – tiba dengan dingin, berkata: “cepat pergi, ini bukan tempat untuk kalian datangi!”

“Tifanny Wen?” sedangkan seseorang dengan baju hitam lainnya mengenali Tifanny Wen, melotot dengan terkejut.

Tidak…. Tidak salah bukan! Ini? Adalah Tifanny Wen! Sepertinya memang dia! Mengapa dia bisa muncul di sini?

“Tiff… Tifanny Wen….” Satu lelaki lainnya, tiba – tiba bergerak maju, tiba- tiba langsung meloncat ke hadapan Tifanny Wen, dengan terkejut menatapnya.

Ternyata, di antara lelaki berbaju hitam ini, juga ada penggemar Tifanny Wen.

Hanya saja lelaki yang terharu melihat Tifanny Wen ini, di peringati oleh tatapan temannya yang lain, maka, dia berjalan mundur, lalu berkata: “apakah Tifanny Wen? Mengapa bisa muncul di sini? Lantai 10 Hotel Puri tidak di berikan untuk tamu sembarangan.”

Lelaki yang sedang berbicara dan lelaki lainnya, sebenarnya sekarang hanya mengira Tifanny Wen memesan kamar di hotel Puri, lalu hanya sembarangan berkeliling di lantai 10,juga tidak berpikir begitu banyak, meskipun mereka berpikir, juga tidak terpikirkan alasan lain.

“a? tidak biarkan masuk? Kamar yang Tifanny Wen pesan ada di sini? Kalian ini siapa? Apakah ada kartu pekerja? Jika tidak ada kartu pekerja mengapa kalian berbicara mewakili hotel Puri?”

Seorang reporter memutar bola matanya, mungkin salah seorang bos yang tinggal di sini, lalu dengan egois tidak membiarkan siapa pun menginap di lantai ini? Bagaimana pun. Banyak bos yang mempunyai kebiasaan aneh.

“tidak di izinkan masuk ya tidak di izinkan masuk? Omong kosong apa? Siapa kalian? Siapa yang membiarkan kalian masuk? Cepat keluar.” Seseorang lelaki berbaju hitam yang tidak sabaran langsung berkata dengan dingin.

Orang yang di belakang Tifanny Wen bingung. Apa …. Yang terjadi? Bukankah kamar yang di pesan Tifanny Wen ada di sini? Mengapa tidak diijinkan masuk?

….

Sedangkan saat ini…

Kamar di salah satu lorong ini.

Di pintunya, ada 3 orang yang sedang diam – diam, mendengarnya dari balik pintu.

“weh weh weh, apakah sekarang kita perlu membuka pintu kamar ini?

Bukankah kamar ini di jaga oleh Beberapa mafia?” Regina Qiu berkata.

Tiga orang ini, bukankah adalah Luna Jiang dan temannya yang lain?

“iya. Bukankah itu pesan yang di berikan oleh Febby? Katanya nanti jika mendengar ada suara di luar kamar, kita harus membuka pintu.” Luna Jiang berkata.

Luna Jiang selesai berbicara dan masih menggerakkan ponselnya.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu