Cinta Setelah Menikah - Bab 304 Fanny Berpikir Untuk Dirinya? (2)

Sebenarnya, sejak awal saat dia membawa Fanny keluar dari ruangan, dia sudah melihat kalau Fanny tidak merasa kasihan kepada Tiara Han.

Terhadap Tifanny Wen, Yansen Mu masih mengerti.

Dia pengertian, tapi dia bukan ibu Teresa.

Tadi Tiara Han mengalami hal seperti itu, Fanny mungkin merasakan sesuatu, tapi tidak mungkin karena merasa “kasihan” menyelamatkan seorang perempuan yang pantas dapat balasan seperti itu.

Maka, Fanny kembali menggunakan cara lain terhadap Tiara Han karena….

“jika begini, di rumahmu, akan tambah satu kartu. Aku tahu kamu tidak perlu, tapi Terkadang ada masalah, bisa menggunakan orang lain, aku berharap kamu tidak perlu mengurusnya sendiri.” Tifanny Wen tiba – tiba berkata.

Yansen Mu tercengang.

Tifanny Wen ini… demi dia?

Yansen Mu tiba – tiba terpikirkan perkataan yang di katakan Tifanny Wen kepada Tiara Han, membiarkan Tiara Han meminta kepada wakil ketua Elang Hitam membalas Emi.

Mengenai masalah pertemuan reporter Gina Si adalah permintaan dari Emi, dia baru menyadarinya dari hari ini.

Tapi Aldric Long sebelumnya memberitahunya kalau dia mengeluarkan uang banyak agar hubungan dia dengan Fanny tidak terbongkar, tapi justru Emi mengeluarkan uang yanag lebih banyak agar berita itu terbongkar, saat hal ini di ketahui, Fanny sendiri juga sudah tahu.

Di lihat seperti ini, Fanny juga mengikuti alur seperti ini, menebak kalau orang yang menghalangi Gina Si menuju ke pertemuan reporter dan yang ingin mencelakainya adalah Emi, bahkan menebak kalau orang selanjutnya adalah Emi, baru melakukan hal seperti ini.

Meskipun Yansen Mu merasa kalau dia tidak butuh kartu Tiara Han ini, hanya saja, saat ini masih merasa kalau perasaan ini tiba – tiba menjadi sedikit senang, hatinya merasa hangat. Tapi justru merasa… Fanny masih membelakanginya.

Tadi nadanya meski terdengar tenang, tapi melihat gerakan yang membelakanginya terlihat sedang…. Sedih!

“Fanny. Aku….”

Yansen Mu berjalan ke arahnya, memeluk pinggang Tifanny Wen dari belakang.

Hatinya berdegup kencang.

Masalah hari ini dia melakukan bisnis ini…. Bagaimana, membicarakan dengannya?

Ternyata, Tifanny Wen marah. Dia baru saja memeluknya, Tifanny Wen langsung melepaskan tangannya dan menghela napas dengan marah, berkata: “beri kamu waktu untuk berpikir baik – baik, bagaimana menjelaskan masalah malam ini denganku.”

Selesai berbicara, dia menatap Yansen Mu, lalu membuka pintu ruangan, hanya tersisa Yansen Mu.

Meskipun, dia sudah kira – kira menebaknya.

Tapi, menjadi suami istri begitu lama, masalah sebesar ini, dia masih menyembunyikan darinya!

Jahat!

Menikah begitu lama, bahkan identitas suaminya saja dia tidak mengerti.

Apakah bisa tidak marah?

Yansen Mu memijat kepalanya, melihat bayangan yang keluar dari pintu, tiba – tiba kepalanya sangat sakit.

Dia benar – benar, tidak pandai menggunakan kalimat untuk menghibur perempuan.

Yansen Mu sangat pasrah, hanya bisa mengikutinya.

Sedangkan saat ini, Tifanny Wen masuk ke ruangan 407 yang ada di sebalah.

Luna Jiang dan Beberapa orang, ada di ruangan ini.

Mengenai keamanan Tifanny Wen, Luna Jiang dan Beberapa orang saat Melly mengangkat telepon tadi mereka sudah mengetahuinya. Jadi, saat ini melihatnya yang muncul di depannya dengan selamat, juga tidak merasa terkejut.

Hanya saja, penasaran? Pasti ada.

“Fanny, di 408, semuanya orang seperti apa?” Luna Jiang bertanya.

“tidak apa.” Tifanny Wen menjawab, “semuanya pulang saja.”

“baik.”

Regina Qiu menganggukkan kepala, saat ini, menyadari di belakang Tifanny Wen, diikuti seseorang yang memakai topeng, lelaki dengan aura yang menarik perhatian, sesaat tercengang, “kamu siapa?”

Tifanny Wen tidak berbicara.

Regina Qiu melihat semua ini, merasa ada yang aneh. Suasana hati Tifanny Wen…. Ada yang tidak beres.

“e… ini.. ehek ehekk….” Baim Su yang di sebelahnya batuk, lalu tertawa, berkata: “ini adalah kakak Fanny, kakaknya.”

Selesai berbicara, Baim Su langsung merasakan tatapan Yansen Mu yang tajam.

“pacarnya.” Yansen Mu menjawab.

Luna Jiang: …..

Regina Qiu:….

Yansen Mu selesai berbicara, dia langsung menarik tangan Tifanny Wen, berkata: “malam ini ikut aku pulang.”

“kembali ke sekolah.” Tifanny Wen menghela napas marah.

“kamu yakin?” Yansen Mu bertanya.

“yakin.”

“tidak mendengarku menjelaskan?”

“lain kali.” Tifanny Wen berkata.

Dia hanya merasa perasaannya aneh, kacau, ingin sendiri sejenak. Masalah ini Tifanny Wen mengakui kalau dia belum menerimanya.

Terutama, dia tidak bisa menerima kebohongan ini.

Yansen Mu justru mengulanginya, “malam ini ikut aku pulang.”

“kembali ke sekolah.” Tifanny Wen langsung berkata.

Saat ini lelaki ini hanya bisa diam.

Dan setelah itu, Tifanny Wen merasa pinggangnya di pegang, lalu dia di gendong.

Wajahnya menjadi gelap, “apa yang kamu lakukan? Brengsek!”

“bawa kamu kembali.” Yansen Mu berkata.

“e… kamu mengabaikan ucapanku.”

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu