Cinta Setelah Menikah - Bab 88 Gaun Untuk Karpet Merah. (1)

Dia langsung menelpon Gu, memberitahu bahwa semalam dia belum beraksi. Tidak disangka Gu sudah tahu.

Raymond Jiang terkejut, ketika ingin bicara, tiba-tiba wanita di telepon membuka suara, "Masih ada tiga hari lagi, saat acara malam amal."

Raymond Jiang:……

Raymond Jiang tertegun, sejenak pria itu tidak tahu maksud ucapan Gu, tapi ketika terpikir sesuatu, wanita di telepon sudah memutuskan sambungan...

……

Kembali ke Tifanny Wen. Wanita itu tertidur dan tertidur selama seharian. Ketika menunggu wanita itu bangun, dirinya menyadari sudah berada di kamar yang lain.

Sudah berapa lama dirinya tertidur? Apakah Yansen Mu yang langsung memindahkan dirinya?

Tapi saat ini, jelas sekali kalau ini bukanlah kamar di apartemen kecilnya.

Tifanny Wen juga sadar bahwa dirinya saat ini sedang berbaring di ranjang besar yang empuk dan berwarna putih. Tifanny Wen memiringkan kepalanya, kamar di depan matanya lebih besar berkali-kali lipat dibandingkan kamarnya yang dulu. Dekorasinya... di dekor sesuai gaya eropa yang dia sukai.

"Sudah bangun?"

Tepat sekali Yansen Mu berdiri di dalam kamar. Melihat Tifanny Wen bangun, sambil tersenyum Yansen Mu berkata: "Ini rumah baru. Apakah kamu suka?

"Suka." Tifanny Wen juga menebak kalau ini adalah rumah baru yang dibeli Yansen Mu.

Tifanny Wen bangkit dari kasur, melihat sekarang lampu terang, Tifanny Wen tahu kalau ini sudah malam.

"Apakah sudah ada tenaga?"

Yansen Mu teringat bahwa wanita itu tidur seharian, akhirnya Yansen Mu naik ke atas ranjang mengelus-ngelus dahi Tifanny Wen.

Tapi tatapan mata Tifanny Wen jatuh ke tangan Yansen Mu. Tangan pria itu membawa kantong baju. Melihat kantongnya, sepertinya itu baju untuk perempuan.

"Tidak mungkin kamu membelikanku baju, kan?" Tanya Tifanny Wen langsung. Dengan terkekeh langsung merampas kantong baju tersebut. Setelah itu langsung membuka kantong dan mengambil barang tersebut keluar.

Sesuai dugaan, baju. Selain baju, masih ada aksesoris wanita.

"Ya!"

Ketika Tifanny Wen membolak-balikkan baju, mata gadis itu berbinar.

Tifanny Wen melihat gaun panjang berwarna merah nyala dan bergaya seksi. Desain tubuh bagian atas di desain seperti bra, sementara bagian tengah terhubung ke rok bagian bawah tubuh dengan sabuk merah berbentuk V yang lebar. Selain itu, desain seperti itu harmonis dan sekilas dikenal sebagai rok one-piece. Tali tubuh bagian atas juga cukup unik, sedikit tidak beraturan, tetapi terlihat tidak terlalu berlebihan.

Sedangkan desain bagian bawahnya terdapat lipatan kain tipis, warna menggoda itu menambah gaun menjadi berbeda dengan yang lain.

Wajar jika wanita menyukai pakaian, tak terkecuali Tifanny Wen. Begitu melihat baju ini dan mengatakan terima kasih kepada tuan Mu, Tifanny Wen langsung berlari ke ruang ganti.

Tifanny Wen baru melihat ruangan ini. Ruang ganti yang di desain khusus. Pasti Yansen Mu yang menyiapkan untuknya.

Melihat gadis bodoh itu langsung berlari masuk ke ruang ganti, Yansen Mu tertegun.

Gaun merah itu sebenarnya...

Tifanny Wen membukanya dan Yansen Mu melihat.

Hari ini, ketika Yansen Mu membawa Tifanny Wen ke rumah baru, Yansen Mu menerima telepon dari Febby Wen.  Febby Wen mengatakan baju ini diberikan untuk Tifanny Wen dan gaun merah tadi, disiapkan untuk Tifanny Wen untuk digunakan acara malam amal tiga hari yang akan datang.

Tiga hari yang akan datang, di acara malam amal, ada acara berjalan di atas karpet merah. Karena Tifanny Wen harus berjalan di atasnya, sudah pasti gaun untuk karpet merah harus disiapkan lebih awal.

Febby Wen baru saja mengirim orang untuk mengantar gaun tersebut, tentu saja gaunnya diterima oleh Yansen Mu. Febby Wen mengatakan Tifanny Wen harus mencobanya terlebih dahulu, jika wanita itu tidak suka, masih bisa diganti atau diubah.

Tapi gaun ini...

Benar-benar diluar ekspektasi Yansen Mu.

Jika tahu seperti itu, Yansen Mu tidak akan memberikannya ke Tifanny Wen.

Yansen Mu teringat saat melihat desain gaun tersebut. Pria itu hanya mengernyit.

Tidak disangka, ketika Tifanny Wen memakai gaun itu dan keluar, hasilnya..... lebih seksi dari yang Yansen Mu bayangkan!

"Tuan Mu, lihat. Apakah bagus?"

Tifanny Wen mengangkat roknya, sambil tersenyum cerah memutar tubuhnya. Jelas sekali kalau Tifanny Wen sangat puas dengan gaun ini.

Wajah Tifanny Wen sedari awal memang tipe yang menggoda. Terlebih lagi sepasang mata indah itu. Jika menyuruh Tifanny Wen memerankan peran sebagai seorang selir, pasti Tifanny Wen akan mendapatkan banyak pujian dari penonton.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu