Cinta Setelah Menikah - Bab 194 Keberuntungan Atau Kesialan? (1)

Hanya saja, Yansen Mu yang ada di samping Tifanny Wen, setelah mendengar percakapan dia dengan Aldric Long, raut wajahnya seketika itu juga berubah muram...............

Tinggal di rumah keluarga Long? Bersama Aldric Long?

“Itu, kalian jalan saja dulu. Kalian tidak perlu mengantarku.”

Tifanny Wen segera mengucapkan kalimat itu pada Aldric Long sambil diam-diam melirik ke Yansen Mu yang ada di sebelahnya, setelah itu................dia segera menarik lengan tangan Yansen Mu untuk naik kedalam mobil Yansen Mu yang saat ini sedang dikemudikan oleh Aji.

Aji setengah jam yang lalu membantu Yansen Mu mengemudikan mobilnya kemari.

Tifanny Wen didalam hatinya berpikir untuk tidak pergi bersama Yansen Mu, sepertinya Yansen Mu akan menginterogasi dirinya hingga menimbulkan perselisihan.

Perselisihan dan sebagainya.............tapi sebaiknya dia menyelesaikan masalahnya ini secara perlahan sembari pulang ke rumah.

Tifanny Wen menarik lengannya sambil tidak lupa mengatakan padanya: “Keluarga Long pasti akan menyiapkan kamar khusus untukku. Tenang saja............”

Jika satu kamar dengan Aldric Long, Tifanny Wen juga pasti tidak akan menyanggupi tinggal di rumahnya.

Entah apa gunanya Tifanny Wen mengatakan kalimat itu, atau mungkin karena Yansen Mu benar-benar menjaga “Rencana” dia itu, meskipun ekspresinya terlihat tidak seperti biasanya, tetapi Yansen Mu tetap terdiam dan tidak mengatakan apapun, dia pun membiarkan Tifanny Wen menarik tangannya dan masuk kedalam mobil.

“Oh! Tuhanku!” setelah mobil Yansen Mu meninggalkan rumah sakit, Lanny masih termangu didalam mobil Aldric Long, ekspresinya terlihat seolah melihat sesuatu hal yang baru.

“Sangat tidak bisa dipercaya!” ucap Lanny sambil menghela napas.

Ekspresi Aldric Long tidak berdaya hingga tidak mengatakan apapun sambil melihat Lanny yang duduk di sebelah jok pengemudi. Artis internasional terkenal ini, hari ini seharian tidak melakukan aktifitas apapun, malah diam-diam membuat keributan.

Bukankah teman baiknya ini sudah memiliki seorang kekasih? untuk apa heran seperti ini.

“Kak Lanny, kamu mau pergi kemana?” tanya Aldric Long, Aldric Long berpikir, bagaimanapun juga dirinya harus mengantar Nona ini pulang.

“Apakah aku besok boleh pergi makan ke rumah kalian keluarga Long?” tanya Lanny.

Aldric Long: ........................

“Besok rumahmu pasti akan ada sesuatu yang meriah untuk dilihat.” ucap Lanny sambil mengedipkan kedua matanya yang bulat dan berwarna biru itu, wajahnya terlihat seolah sedang menyebarkan gosip.

Aldric Long: .........................

Artis internasional terkenal ini, ternyata hobinya adalah melihat gosip dimana-mana!

Aldric Long merasa malu hingga berkeringat, saat dia terdiam dan tidak tahu harus menjawab bagaimana, dia hanya bisa menganggukkan kepala sambil berkata: “Baiklah.”

Setidaknya masalah hubungan dirinya dengan Febby adalah sepasang kekasih ini sudah diketahui oleh Lanny.................Aldric Long pun tidak merasa keberatan. Alasannya adalah karena Tifanny Wen juga tidak merasa keberatan.

Tifanny Wen tidak merasa keberatan............tentu saja karena Yansen Mu mengatakan bahwa Lanny adalah teman baiknya.

Tifanny Wen percaya Yansen Mu, Aldric Long percaya Lanny, oleh karena itu, dia juga tidak membatasi Lanny.

.................................

Sedangkan saat ini, di rumah sakit Nanqiong.

Ruang rawat pasien Gina Si.

Setelah Melly dan Gina Si saling memperkenalkan diri, perbincangan mereka pun semakin menyenangkan.

Hanya saja tepat saat ini, mereka berdua sedikit kelaparan. Melly berpikir hari ini pasti tidak ada orang yang berani mengganggu Gina Si, setelah dia meminta ijin untuk membeli makanan, dia pun langsung pergi keluar membeli makanan.

Setelah Melly pergi.................

Di atas tempat tidur pasien, ekspresi wajah Gina Si mulai berubah menjadi sedikit aneh. Dia seolah mengingat suatu peristiwa, pipinya memerah, dia menutup wajahnya sendiri, dia terlihat seolah ingin merobek wajahnya sendiri.

“Benar-benar...............tidak tahu malu!”

Gina Si tiba-tiba berceloteh sendiri.

Kata “Tidak tahu malu” ini bukan diucapkan untuk orang lain.

Tetapi untuk dirinya sendiri.

Karena, dia hari ini memperkosa seorang pria!

Setelah dia diculik oleh beberapa bajingan itu, awalnya beberapa bajingan itu melepaskan dia setelah mereka menerima sebuah panggilan telepon, selain dipukuli oleh mereka, dia waktu itu tidak mengalami luka yang parah di bagian manapun.

Sayangnya...............

Beberapa bajingan itu sedikit terlambat menerima panggilan telepon itu.

Sedangkan sebelum mereka menerima panggilan telepon, mereka................memberikan obat pada dirinya...........

Setelah beberapa bajingan itu melepaskan dia, meskipun tidak berani melakukan apapun padanya, tetapi mereka juga sudah tidak mempedulikan dia lagi hingga membuang dia di kuil usang itu.

Gina Si waktu itu juga sangat tidak berdaya.

Handphone miliknya waktu itu juga hilang, dia tidak bisa menelepon 120.

Lagipula waktu itu obatnya sudah mulai bereaksi, akal pikirannya mulai samar, dia hanya merasa tubuhnya sangat panas, dia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, kemudian, waktu itu dia seolah sangat ingin melakukan hubungan seksual.

Kemudian..............

Dia berjalan secara perlahan-lahan.................

Tiba-tiba melihat sebuah mobil yang berhenti di jalanan.

Kemudian.............

Pintu mobil itu masih terbuka. Didalam mobil itu ada seorang pria yang sedang tidur.

Waktu itu Gina Si seolah hewan yang kehausan tiba-tiba melihat sebuah sumber air.

Setelah itu..................

Demi mencegah pria yang tampan ini terbangun dan menolak dirinya. Dia langsung melemparkan sebuah benda berat ke arah pria yang sedang tidur itu agar pria itu pingsan. Setelah pria itu pingsan.................

Gina Si ingat setelah dirinya melakukan tindakan yang memalukan itu, saat akal pikirannya akhirnya normal kembali, suasana hatinya kacau dan malu juga aneh, dia merasa sedikit tidak percaya bahwa dirinya hari ini begitu berani memperkosa seorang pria.

Didalam hatinya mengerti jelas, meskipun dia bebas, tetapi dirinya benar-benar bukan wanita seperti itu. Jadi dia seperti itu memang karena efek dari obat itu.

Jika tidak, setelah dia mengingat kembali peristiwa itu, suasana hatinya juga tidak akan kacau dan semakin tidak berdaya.

Tetapi hal itu sudah dia lakukan, lagipula hal ini adalah pertama kali untuk dirinya, pria itu juga tidak rugi, dia pun tidak memiliki perasaan bersalah yang sangat besar.

Dia yakin bahwa dirinya tidak memukul pria itu hingga mati. Pria itu pasti masih hidup dan baik-baik saja. Apalagi waktu itu pria itu sangat menikmati perbuatan itu, hingga dia mendesah beberapa kali.

Setidaknya dirinya..................

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu