Cinta Setelah Menikah - Bab 161 Karaoke, Suami Istri Bertemu (2)

Setengah jam kemudian.

Salah satu ruangan di Longhong Karaoke, sudah dipenuhi banyak orang.

Meja yang ada di tengah, sudah ada kue Ulang tahun yang besar. Kue tersebut sudah di pasang lilin, lilinnya juga sudah di tiup. Dapat di lihat kalau proses meniup lilin sudah selesai.

Di ruangan itu, saat ini sudah memotong kue, juga ada yang menyanyi, sambil bernyanyi…. Masih ada yang bermain game, dan juga mengobrol.

Di ruangan itu banyak orang, selain teman Luna Jiang, hampir semua teman kelasnya sudah datang. Sedangkan anak kelas Tifanny Wen ada 26 orang, sekarang hanya tersisa Tifanny Wen dan Johnny Gu yang belum datang.

Melihat keramaian di sekitar, Yansen Mu yang duduk di sofa sedikit tidak terbiasa.

Dia memang tidak menyukai suasana seperti ini, apalagi masih bersama dengan orang yang di anggapnya anak kecil rewel.

Sedangkan… Tifanny Wen itu, juga di anggapnya sebagai “anak kecil”.

Yansen Mu menundukkan kepalanya, melihat segelas anggur di depannya, maka dia mengambilnya dan meminumnya, langsung mengangkat kepala, dan melihat ke arah luar.

Kenyataannya, saat ada yang memperhatikannya dengan teliti, pasti dapat melihat, kalau pelatih ini selalu melihat ke arah luar.

Sedangkan saat ini, Tifanny Wen masih belum tiba.

“Luna, pilih lagu. Hari ini adalah Ulang tahunmu, kamu masih belum memilih lagu.”

Saat ini, seorang murid memberikan Luna Jiang mikrofon, dan berkata.

Luna Jiang mengambilnya, “baik.”

Langsung ada yang berkata: “bagaimana jika, pelatih, kamu dan Luna Jiang bernyanyi bersama?”

“iya! Pelatih, nyanyi sekali. Biasanya kamu begitu serius, sekarang bukan waktu latihan militer, santai sedikit, dan nyanyi satu lagu. Aku ingin mendengar pelatih bernyanyi. Hari ini pelatih mengajarkan kami menyanyikan lagu militer, dan murid – murid memuji suaramu sangat bagus, lebih bagus dari siswa di kelas kami. Jika kamu bernyanyi, pasti akan sangat enak di dengar.” Seorang murid berkata.

Gina Jing langsung berkata, “iya. Pak pelatih, nyanyi sekali, nyanyi sekali! Ayo ayo ayo… Luna Jiang, kamu pilih satu lagu yang bisa di nyanyikan lelaki dan perempuan”

Yansen Mu belum berbicara, sudah ada yang memesan lagu.

Bernyanyi bersama anak kecil? Tentu saja Yansen Mu tidak tertarik. Meskipun dia merasa kalau dia menghancurkan suasana, meskipun sudah ada yang membantunya memilih lagu, tapi dia belum berencana menolak.

Apalagi, saat ini, dia tidak punya suasana hati untuk bernyanyi.

Saat baru mau membuka mulut, saat ini pintu… terbunyi…

<>

Yansen Mu mengangkat kepalanya, melihat ke arah luar.

Sedangkan orang yang ada di ruangan, juga ikut melihat ke arah luar.

Pintu terbuka, yang masuk ke ruangan adalah, Tifanny Wen dan Johnny Gu.

Awalnya Tifanny Wen mengira kalau dia akan ke tempat tujuan sendiri. Tapi tidak terpikirkan, kalau Johnny Gu menjemputnya. Sebelum lelaki itu menjemputnya, dia juga tidak bilang dulu, tiba – tiba datang ke tempat dia berada.

Sikap Johnny Gu seperti ini, Tifanny Wen tentu tahu. Hanya saja dia berusaha menunjukkan sikapnya yang sedikit menjauh, orang ini sepertinya juga tidak menyadari, bahkan masih berusaha mengajaknya berbicara sepanjang perjalanan.

Karena dia sudah datang menjemputnya, Tifanny Wen juga tidak memaksa untuk berangkat sendiri.

Yang tidak terpikirkan adalah, setelah datang ke ruangan karaoke, di tempat seperti ini, dia melihat Yansen Mu!

Yansen Mu biasanya sangat malas mengikuti acara kantor, mengapa dia bisa muncul di sini?

Saat Tifanny Wen memasuki ruangan, dia mengira kalau dirinya salah melihat. Dia mengedipkan matanya, dan berusaha melihat dengan jelas, tiba – tiba Johnny Gu menarik lengan bajunya, berkata: “Tifanny Wen, duduk sebelah sini.”

Melihat sekilas, tempat duduk yang tersisa di ruangan itu hanya dua. Satu adalah tempat yang dipilih Johnny Gu, kebetulan bisa di duduki dua orang, dan satu lagi, adalah di sebelah kiri Yansen Mu. di sebelah kanannya ada Luna Jiang, sebelah kiri… sepertinya karena auranya yang begitu kuat, tidak ada siswa yang berani duduk di sebelah kirinya.

Tifanny Wen melihat Johnny Gu yang sudah duduk, masih meminta dirinya untuk duduk di sebelah lelaki itu, dia menghentikan langkahnya sesaat. Merasa kalau pandangan seseorang sedang tertuju ke arahnya.

Tifanny Wen melihat ke arahnya, meskipun tidak jelas, tapi dia merasa Yansen Mu saat ini sedang melihat ke arahnya.

“Tifanny Wen, masih bingung apa? Ayo duduk.” Saat ini Johnny Gu berkata.

Di hadapan semua orang, mana mungkin Johnny Gu tidak memberinya muka. Dia masih memanggil namanya, jika duduk di tempat lain, apa yang akan di pikirkan orang lain mengenai Johnny Gu?

Maka, dia menggerakkan kakinya, berjalan ke sebelah Johnny Gu. Tentu saja, sebelum duduk, Tifanny Wen memberikan kado besar kepada Luna Jiang, untuk hadiah Ulang tahunya, lalu mengucapkan selamat kepadanya.

Mengenai hadiah dari Johnny Gu, sebelumnya sudah di berikan.

Murid – murid melihat ke arah Tifanny Wen, merasa kalau dia tidak asing. Tapi mereka tidak terpikirkan kalau dia adalah artis Tifanny Wen.

Karena di wajahnya yang terlihat pura – pura, sebenarnya, di pulau Nanqiong, juga tidak begitu terkenal, banyak orang yang tidak mengenalnya.

Ketenaran Tifanny Wen, juga hanya di dalam kota saja.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu