Cinta Setelah Menikah - Bab 141 Terjadi Sesuatu Pada Tifanny Wen (2)

“Tifanny…”

Saat ini Yansen Mu, tidak bisa memikirkan yang tidak –tidak.

Dia hanya merasa marah, kasihan, tegang bahkan merasa takut.

Karena dia dapat merasakan, saat ini Tifanny Wen sedang demam.

Yansen Mu langsung menyewa sopir untuk mengendarai mobilnya dengan waktu tercepat mengantar Tifanny Wen ke Rumah sakit. Sedangkan dia duduk di kursi belakang bersama Tifanny Wen, menggunakan bajunya menyeka badan perempuan ini, bahkan menggunakan tangannya untuk memijat perempuan ini.

Sial!

Jika hari ini dia tahu perempuan ini tiba – tiba terjadi sesuatu, entah apa pun yang dikatakannya dia tidak akan membiarkan perempuan ini mengikuti jumpa fans.

Dan hari ini…. Mengapa terjadi sesuatu dengan perempuannya. Bukankah hujan bisa turun kapan saja? Mengapa harus saat ini.

“pak, cepat sedikit.”

Yansen Mu memanggil sopir yang ada di depannya, lalu menggunakan tangannya untuk memijat tangan Tifanny Wen yang dingin.

Sopir ini saat ini berkendara dengan sangat cepat. Tapi dia juga pasrah.

Tempat ini benar- benar sangat terpencil, di sekitarnya juga tidak ada Rumah sakit. Jarak ke Rumah sakit masih memerlukan waktu cukup lama.

“Tifanny…”

Yansen Mu juga tidak memiliki suasana hati untuk berbicara dengan sopir. Dia meletakkan Tifanny Wen dalam pelukannya, dengan bau yang tidak enak.

Jika saat ini penggemar Tifanny Wen yang menyebabkan masalah itu ada di sini. Tuan Mu, pasti akan langsung mematahkan tulangnya.

“tuan Mu… apakah itu kamu?”

Mungkin karena badannya sudah mulai kering, Tifanny Wen terlihat lebih baik.

Perlahan membuka matanya, dan melihat sekeliling.

“ini aku.” Yansen Mu menundukkan kepala melihatnya. Gadis itu saat ini juga mengangkat kepalanya, dengan wajahnya yang pucat melihat ke arahnya, juga tidak berbicara. Hanya melihat lelaki itu dengan tatapan khawatir dan tegang melihatnya, tiba – tiba dia merasa hidungnya sesak, dan air matanya mengalir begitu saja.

Tifanny Wen bukan orang yang mudah menangis.

Jika biasanya dia menangis, dia akan memilih tempat tertentu. Lalu menangis sendiri.

Tapi saat ini melihat lelaki ini….

Tiba – tiba dia merasa apa yang dia alami saat ini menjadi kasihan dan pasrah, benar – benar tidak bisa menahan diri untuk meneteskan air mata.

Tifanny Wen saat ini merasa sedikit pusing, tapi dia belum kehilangan rasionalitasnya. Dia tahu hari ini terjadi sesuatu padanya.

Mengenai mengapa dia ada di sini, dengan basah kuyup….

Tifanny Wen juga sudah menebaknya.

Sebelumnya dia tertidur di bawah pohon. Lalu air hujan membangunkannya.

Saat dia terbangun, air hujan semakin besar, dia bersiap untuk pergi. Tapi setelah Beberapa langkah. Dia merasa pusing. Setelah itu… dia terbangun, melihat dirinya duduk di mobil bersama dengan lelaki ini.

Tentu saja, saat dia sedikit tersadar, dia menelepon Daniel An.

Benar – benar tidak ingin muncul di depan orang terdekatnya dengan penampilan seperti ini. Tidak ingin membuat mereka khawatir.

Jadi, dia terpikirkan Daniel An, anehnya orang yang membuatnya merasa tenang untuk diajak berbicara….

Hanya saja saat ini, Tuan Mu sepertinya menemukannya dengan alat pelacak.

Di perhatikan oleh Tuan Mu seperti ini, Tifanny Wen sedikit kesal.

Penampilannya yang seperti ini, masih terlihat oleh lelaki ini.

Tapi meskipun dia tahu penampilannya saat ini tidak baik, masih harus menahan bau asam ini.

Yansen Mu mengulurkan tangannya, menyeka wajah perempuan yang basah. Merasa kasihan tapi juga pasrah.

“semakin pintar hah?” saat dia menyeka air mata perempuan ini, dia juga menatapnya, kalimatnya juga semakin pedas.

Di kalimatnya ini, terdengar kekesalan.

“sekarang masih memarahiku….” Tifanny Wen sedikit pasrah. Bukankah sekarang seharusnya dia dihibur? Tapi malah dimarahi.

“rasanya aku ingin mencubitmu.” Tuan Mu yang selalu berbaik hati kepada Tifanny Wen tiba – tiba berkata: “masalah sekecil ini, lain kali tidak boleh menyiksa diri di tengah hujan, kelak tidak boleh akting lagi, diam diri saja di Rumah.”

“tidak mau….” Tifanny Wen berkata, lalu dengan kecewa berkata: “hanya saja, kelak mungkin tidak akan bisa terus di dunia entertainment lagi.”

Saat Tifanny Wen berkata, dengan nada kecewa. Dari matanya, terlihat kemarahan.

Yansen Mu yang melihatnya, memijat dahi, satu tangannya mengangkat kepala Tifanny Wen untuk menatapnya, lalu mengatakan: “apakah kamu tahu identitasmu?”

“eh?” Tifanny Wen mengerutkan dahi, bingung.

Dia adalah Tifanny Wen, masih punya identitas apa lagi. Tifanny Wen yang reputasinya sudah hancur.

“kamu adalah nyonya Mu, perempuan Yansen Mu.” Yansen Mu menggertak.

Perempuan ini, selalu tidak pernah memikirkan seberapa besar identitasnya.

Tifanny Wen tercengang.

Yansen Mu dengan pasrah menatapnya, berkata: “bukankah hanya satu dunia entertainment? Bukankah hanya perlu membalas? Aku justru ingin melihat, siapa yang berani menjelekkan perempuan ku ini. Masalah yang ingin kamu selesaikan, semua hanya masalah waktu saja. Tapi kamu tidak berpikiran terbuka, selamanya tidak punya kesadaran diri sebagai nyonya Mu. Mengapa aku bisa punya perempuan bodoh seperti mu, yang tidak tahu identitas diri sendiri. Karena kamu tidak tahu, hari ini, aku akan membuatmu mengerti!”

Tifanny Wen melihat ekspresi Tuan Mu ini, setelah mendengar kalimat yang terdengar seperti memarahinya, menjadi tercengang.

Juga tidak tahu apakah dia kurang pintar dalam masalah ini, atau karena dia sedang panas, jadi otaknya tidak bekerja.

Setelah berpikir Beberapa saat, dia tidak mengerti ucapan tuan Mu ini.

Setelah dia sedikit mengerti, dan ingin bertanya, tiba – tiba kepalanya terasa berat, lalu dia pingsan….

Saat ini, mobil kebetulan berhenti di depan Rumah sakit.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu