Cinta Setelah Menikah - Bab 99 Daniel An (2)

Sekarang, dia tidak memiliki ketertarikan pada orang lain.

Setelah dia mengambil kembali pandangannya, dia melihat ke arah Jacky Yu, berkata: “Sutradara Yu benar-benar royal hingga menyumbang uang satu triliun rupiah, apakah itu hanya demi mengajak aku menemanimu makan?”

Tifanny Wen tersenyum, tetapi senyumannya menyiratkan senyuman sadis.

Sebelumnya pada pesta perjamuan, dia hanya terpaksa berpura-pura.

Tetapi sekarang, berpura-pura? tidak perlu!

Saat ini, di atas meja sudah disajikan beberapa makanan. Tifanny Wen belum menggerakkan sumpitnya. Jacky Yu malah sudah memulai makan makanan itu satu per satu. Sekalinya mengangkat kepala, dia tersenyum melihat Tifanny Wen yang masih belum menggerakkan sumpitnya, lalu berkata: “Jadi, makanan ini, Tifanny tidak berani memakannya? apakah sumpitnya tidak bisa digerakkan sedikit pun?”

Dia berkata sambil mengambil sepotong daging yang terletak di hadapan Tifanny Wen, lalu dia memakannya, dia berkata sambil tersenyum: “Tenang saja, meskipun aku memiliki maksud tersembunyi, tapi aku tidak akan mungkin menaburi racun kedalam makanan ini. Ada seseorang yang mengatakan bahwa meracunimu adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Biarpun bisa melakukannya, pada akhirnya nanti akan menimbulkan balasan yang sangat mengerikan. Aku tidak berani.”

“Ada seseorang yang mengatakan itu? apa dia adalah Nara Gu?” tanya Tifanny Wen sambil mengulurkan tangan mengetuk meja, dia masih belum menggerakkan sumpitnya.

Jacky Yu justru tidak menjawab pertanyaannya. Dia meletakkan sumpitnya, tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah berkas dari satu folder berkas yang dia bawa, lalu dia memberikannya pada Tifanny Wen, berkata: “Nona Tifanny, sebenarnya kamu terlalu banyak berharap. Makan bersama hanya sekedar alasan saja, melenyapkan nama baikmu pada saat pesta perjamuan adalah pokok utamanya. Meskipun tidak berhasil, alasan mengajakmu makan juga tidak ada untungnya sama sekali. Sebelumnya aku sebenarnya aku menerima perintah seseorang untuk menghasutmu, karena tidak berhasil, jadi makanan ini juga tidak perlu kamu makan. Lalu aku mengajakmu makan di luar, itu hanya karena aku ingin membicarakan masalah pekerjaan denganmu.

Kamu bisa begitu memahami kalau masalah pada saat pesta perjamuan itu adalah ide orang lain. Mengajakmu makan di luar dan membicarakan masalah pekerjaan adalah ide aku sendiri. Masalah atas dasar perintah orang lain itu aku sudah membantu menyelesaikannya sesuai perintahnya, bagaimanapun hasilnya itu seharusnya orang lain yang mempedulikannya. Sekarang aku demi diriku sendiri mengajakmu makan bersama dan membicarakan masalah pekerjaan. Aku memiliki sebuah film yang membutuhkan peran wanita, aku pikir peran ini sangat cocok untukmu, aku ingin memintamu untuk memerankannya.”

Ekspresi wajah Jacky Yu saat ini ternyata terlihat sedikit serius dan tegas.

Dalam membicarakan masalah pekerjaan, sikapnya selalu seperti itu.

Setelah selesai bicara, dia menunjuk pria yang ada di sebelahnya, memperkenalkan pria itu:

“Aku perkenalkan padamu, dia bernama Daniel An, dia adalah aktor luar negeri yang baru saja kembali, dia dipilih sebagai pemeran utama pria didalam filmku yang berikutnya.”

Berkas yang ada di tangan Jacky Yu saat ini sudah diletakkan di hadapan Tifanny Wen.

Jacky Yu berkata: “Kamu boleh melihat dulu naskah skenarionya, sangat memukau. Bisa dikatakan, identitas pemeran didalamnya hampir sama dengan identitas pemeran《Five Musts》, semuanya pemeran profesional. Judul film ini adalah 《Rahasia》. Sebenarnya, adegan skenarionya hampir mirip seperti nama《Rahasia Negara》, lagipula awal mulainya kami berencana menjadikan orang yang dulunya sempat mengemban tugas khusus Negara itu sebagai identitas pemeran. Tetapi karena pengaturan film ini berkaitan dengan negara, jadi kemungkinan akan terlalu rentan dengan urusan negara, sehingga kami ingin mengubah nama negara menjadi kelompok militer luar negeri, adegannya pun disesuaikan dengan sikap kelompok militer dalam menjalankan tugas rahasianya.

Tetapi semua ini tidak mempengaruhi kisah percintaan didalamnya. Pemeran utama wanita dan pria menjadi saling mengenal juga karena ‘tugas rahasia’, juga berpisah karena ‘rahasia’. Adegan percintaan sebenarnya adegan yang lebih banyak memikat perhatian penonton.”

Tifanny Wen termangu.

Dia saat ini sudah melihat dengan seksama naskah skenario yang diberikan oleh Jacky Yu padanya, melihat sebentar perkenalan sederhana mengenai kisah percintaannya.

Dia sebelumnya tidak menyangka, seorang sutradara seperti Jacky Yu mengajak dia makan, ternyata bisa tiba-tiba membicarakan masalah pekerjaan.

Lagipula, dia ternyata mengatakan bahwa dia memilih dirinya untuk dijadikan sebagai pemeran utama wanita di film barunya?

Ini jebakan macam apa?

Perkembangannya sangat di luar dugaan Tifanny Wen.

Kemudian setelah dia melihat naskah skenario, didalam hatinya merasa ada yang aneh, didalam hatinya muncul beberapa perasaan yang sulit untuk dimengerti olehnya.

“Kenapa memilih aku? pada pesta malam hari ini kamu ingin melenyapkan aku, apa sekarang kamu berencana mendukungku?” Tifanny Wen mengangkat alis, bertanya dengan sadis.

Jacky Yu tidak kekurangan pemeran wanita. Film yang Jacky Yu buat, semuanya sudah menembus dunia film internasional, peringkat dia didalam dunia entertainment masih tergolong biasa, berdasarkan logikanya dia tidak mungkin bisa menjadi pemeran di film yang dibuat oleh Jacky Yu.

Terlebih lagi, hari ini jelas-jelas dia dan Jacky Yu mulai timbul permusuhan.

Pikiran orang ini, sebenarnya dia memainkan tebakan apa?

Ingin melenyapkan aku, sekarang dia malah mendukung dirinya?

“Aku sudah mengatakan. Masalah pada pesta malam ini adalah perintah orang lain. Sekarang, aku mengajakmu makan di luar, itu karena aku ingin membicarakan masalah pekerjaan. Tifanny, kamu seharusnya tahu, posisiku sebagai sutradara film, sudah bisa dianggap sebagai seniman. Aku memilih seorang pemeran, memilih yang paling cocok. Memilih kamu untuk menjadi pemeran utama wanita, itu karena aku benar-benar terpukau olehmu, dan aku ingin menyelesaikan karya seni filmku ini. Terlebih lagi, gosip yang dulu itu aku hanya ingin menjebakmu memiliki hubungan denganku. Jika kamu masih menerima permainanku, gosip ini.....sebenarnya akan semakin tidak jelas.”

Didalam hati Tifanny Wen tersenyum sadis. Memilih dirinya menjadi pemeran utama wanita, mungkin itu bukan rencana mendadak Jacky Yu. Tetapi sudah diputuskan sebelum pesta perjamuan. Jika tidak, bagaimana mungkin bisa kebetulan begini, dia juga kebetulan sudah membawa berkas naskah skenario didalam tasnya.

Lagipula, jika dipikirkan kembali, jika hari ini nama baiknya benar-benar lenyap dan gosip dia dengan Jacky Yu sudah tersebar. Tetapi kemudian dirinya menerima tawaran film Jacky Yu, maka gosip ini sebenarnya tidak akan bisa dibersihkan sama sekali.

Meskipun jebakan sebelumnya sudah dia pecahkan.

Tetapi film ini, sebenarnya dia boleh menerimanya atau tidak?

Tifanny Wen mengakui, dia tergoda!

Seorang aktris manapun, mungkin tidak akan tega melepaskan kesempatan yang ada di hadapannya untuk bermain peran di dunia film internasional. Dia juga tidak heran. Terlebih lagi, skenario film ini........sangat cocok dengan keinginannya. Entah kenapa, tanpa sebab yang jelas dia merasa sangat bersikeras ingin memerankan pemeran utama wanita di film ini.

“Nona Tifanny, kamu boleh mempertimbangkan terlebih dahulu. Jika aku tidak ingin memintamu untuk bekerjasama denganku, demi karirmu, sebaiknya kamu terima tawaran dari sutradara yang tidak memiliki hubungan baik denganmu ini, korbankan dulu perasaanmu dan nama baikmu, sebenarnya begitu juga tidak rugi.” ucap Jacky Yu.

Tifanny Wen tiba-tiba menunjuk beberapa titik skenario, “Maaf, aku tidak terima jika pemeran pria dan wanita melakukan adegan berhubungan seksual, apalagi adegan ini sangat banyak.”