Cinta Setelah Menikah - Bab 229 Mengapa Harus Marah? (1)

Setidaknya dia bisa merespons sedikit!

Sedangkan, satu menit, dua menit, tiga menit berlalu…. Tidak ada sedikit pun.

Yansen Mu kesal, sangat tidak puas dengan respons ini. Awalnya emosi dia memang tidak begitu baik, saat ini sudah jelas memintanya untuk merespons tapi tidak mendapatkannya membuatnya menjadi tidak senang, sangat marah hingga ingin mencekiknya, ingin melihat dia akan tetap diam sampai kapan.

Tapi……

Begitu bibirnya di lepaskan, saat melihat Tifanny Wen dengan tidak senang, justru melihat perempuan itu melihatnya dengan galak, berkata: “jika ingin, sembuh dulu baru bicarakan lagi.”

Yansen Mu:…..

Dia tercengang.

“berdiri, lepaskan celanamu! Jorok sekali!” Tifanny Wen berkata.

Yansen Mu tercengang. Karena saat ini ucapan Tifanny Wen, juga termasuk natural, tidak terdengar asing seperti tadi.

Maka dia dapat yakin, perempuan ini malam ini, meskipun sebelumnya dia juga termasuk menjaganya, tapi justru terlihat asing daripada biasanya.

Tapi sekarang….

Tifanny Wen justru sudah menyimpan sedikit sikapnya yang bertindak asing itu.

Tifanny Wen lebih jelas dari siapa pun. Sebelumnya dia memang ingin menjauhi orang ini. Mengenai alasannya?

Jelas – jelas karena suasana hatinya.

Namanya juga perempuan, adalah makhluk yang menggunakan perasaan. Begitu tidak puas dengan perbuatan lelaki, mengambek sedikit juga normal.

Termasuk dirinya!

Tapi barusan, lelaki itu memeluknya di dadanya, mendengar detak jantung lelaki itu yang begitu cepat, merasakan hembusan nafasnya, Tifanny Wen merasakan sesuatu dalam hatinya.

Sangat jelas, dia tidak berharap hubungannya dengan tuan Mu terlalu kaku.

Tifanny Wen tadi berdiam, tercengang, dan tidak ada reaksi, karena dia terlalu berpikir, memikirkan masalahnya dengan tuan Mu malam ini apakah karena hubungan mereka terlalu kaku?

Karena, perbuatan lelaki itu malam ini membuatnya marah!

Kalau begitu, mengapa dia marah? Karena dia merasa lelaki itu tidak begitu mencintainya!

Karena dia ingin menggunakan kemarahannya untuk mendapatkan rasa kehadirannya, mendapatkan perhatian lelaki ini terhadap perasannya!

Tapi, jika yang dia pedulikan adalah “lelaki ini tidak begitu mencintainya”, menggunakan kemarahan untuk mendapatkan perhatian dan “bujukannya” ada makna apa?

Juga hanya akan merasa puas sesaat saja!

Cara untuk menyelesaikan masalah, bukankah membuatnya lebih mencintainya?

Pernikahan yang bahagia, tidak bisa di lakukan dengan melampiaskan emosi dan berbuat sesuka hati.

Melainkan dengan mengelola!

Jika dia tidak mencintainya, maka pikirkan cara agar dia mencintainya. Jika dia tidak cukup mencintai, maka buatlah dia semakin mencintai!

Tifanny Wen berpikir seperti ini, perlahan – lahan, menyimpan sikap asingnya.

Setelah dia menyembunyikan perasaannya, perempuan itu hanya berkata ” berdiri, lepaskan celanamu, jorok sekali”, lalu mengelus bibirnya dengan pasrah.

Nadanya, terdengar harmonis, dan tenang. Tapi jika di lihat dari ekspresinya, dapat membuat orang merasakan kalau keharmonisan dan ketenangannya itu hanyalah pura – pura.

Dan saat ini, rasa yang di berikan kepada Yansen Mu, adalah merasakan ke tidak-puas an, tapi hanya menyembunyikannya, kepasrahan, dan terpaksa menguatkan diri.

Saat perempuan seperti ini, selalu dengan mudah mendapatkan kasih sayang dari lelaki.

Yansen Mu juga adalah lelaki yang normal.

Saat ini, melihat gadis ini seperti ini, merasakan seperti dirinya melakukan kesalahan, seperti telah melakukan sesuatu terhadap perempuan ini, masih membuat perempuan ini tidak boleh menangis.

Maka, dia memikirkan apa yang gadis ini alami malam ini. Kembali melihat luka yang ada di tangan perempuan ini.

Yansen Mu melepaskan tangannya dari pinggang perempuan ini, dengan ringan memegang tangan perempuan yang terluka, lalu mengangkatnya dengan ringan dan menaruh di dekat bibirnya, dengan pandangan kasihan melihat wajah Tifanny Wen.

“sakit tidak?” dengan nada berat, dia bertanya.

Tifanny Wen tidak menjawab, hanya menutup mulut dengan erat.

Sedangkan, saat lelaki bertanya “sakit tidak”, matanya memerah.

Seperti tidak bisa menahan emosinya, tidak bisa menahan apa yang dia alami.

Setelah itu, baru menganggukkan kepala.

Tidak mengeluarkan suara, lebih baik daripada mengeluarkan suara.

Yansen Mu tiba – tiba merasa hatinya seperti di cubit, semakin menyalahkan dirinya. berharap waktu bisa kembali dan menghancurkan pelaku yang menyakitinya, dan kemudian akan menghancurkan dirinya yang saat itu tidak bisa membelanya.

Saat dia menyalahkan dirinya, dia merasa kalau kepasrahan gadis ini, hatinya merasa seperti melembut, sangat ingin melindungi gadis di depannya ini.

“aku yang tidak baik. Tidak akan seperti ini lagi, ya?”

Yansen Mu kesal.

Meskipun tahu sebelumnya dia berbuat seperti itu karena misi, tapi tetap kesal dengan keputusan yang dia ambil.

Karena dia menyadari, dia benar – benar, tidak terima gadisnya mengalami semua ini.

Sekuat apa pun gadis ini, sebenarnya hanyalah gadis yang perlu dia lindungi, bukankah seperti itu?

Tifanny Wen justru tidak menjawab, seperti tidak mempercayai ucapannya. Matanya sedikit memerah, lalu menundukkan kepala, tidak ingin lelaki itu melihat emosinya, lalu dengan nada yang pura – pura tenang berkata:

“cepat lepaskan celana, dan ganti baju tidur.”

Dia memutar pembicaraan, lelaki ini jelas merasa kalau perempuan ini tidak begitu percaya dengannya lagi, hatinya, sedikit tegang. Seperti ingin menjelaskan sesuatu. Tapi terpikirkan Tifanny Wen yang mengganti topik pembicaraan seakan tidak percaya dengan janjinya, sepertinya ucapannya hanya akan membuat perempuan ini merasa kalau dia sedang mengatakan ucapan manis saja.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu