Cinta Setelah Menikah - Bab 163 Menyatakan Cinta, Tuan Mu Memukul Orang (2)

Saat ini semua orang mulai berteriak, tapi tahu, kalau sekarang tidak ada waktu untuk membeli bunga.

Tapi tidak di sangka, di badan Johnny Gu, masih ada hadiah yang lain.

Dia mengeluarkan, sebuah kado yang rapi. Semua perempuan sudah tahu, kalau itu adalah kotak aksesoris.

Johnny Gu membuka kotaknya, hanya melihat di dalamnya, sebuah kalung indah yang bersinar di depan semua orang. Di bawah cahaya, bersinar seperti bintang, wajah lelaki di depannya juga sangat tampan, sangat menggoda.

“Tifanny, sejak hari pertama masuk sekolah, aku sudah menyukaimu, aku pikir, kalau aku menyukaimu pada pandangan pertama. Jika kamu setuju, jadilah pacarku?” Johnny Gu tersenyum, tapi orang yang teliti dapat melihat, kalau saat ini dia sedang gugup.

Dia memberikan kotak itu ke hadapan Tifanny Wen, dengan serius, “Tifanny, meskipun aku baru mengenalmu dua hari, tapi aku benar – benar menyukaimu pada pandangan pertama, aku mengejarmu, bukan untuk main – main, dulu aku juga hanya punya satu mantan, juga tidak punya banyak pengalaman, bukan pemain perempuan seperti yang kamu pikirkan. Rumahku ada di pulau Nanqiong, banyak hal yang bisa kamu cari tahu. Aku tidak membohongimu.”

Johnny Gu melihat Tifanny Wen tidak bereaksi, sedikit panik, dan akhirnya berbicara panjang lebar.

Sebenarnya, dia selalu mengira, Tifanny Wen menjaga jarak dengannya, karena dia terlalu buru – buru. Baru mengenal sudah mengejarnya, jadi Tifanny Wen mengira kalau dia main – main.

Jadi, dia segera menjelaskan masalah ini. Kalimat ini, memang benar.

“iya, Tifanny, dulu aku adalah teman sekelas Johnny Gu. Dia bukan orang yang suka main – main. Cepat terima, jika tidak terima hari ini kamu tidak boleh keluar.” Ada yang sambil berbicara, sambil membantu Johnny Gu.

Meskipun cara seperti ini… sangat tidak tahu malu. Bagaimanapun, saat ini jika Tifanny Wen tidak menerima, maka tidak memberikan Johnny Gu muka di hadapan semua murid.

Kebanyakan, saat lelaki mengejar perempuan, meskipun perempuan itu tidak suka, juga tidak akan di saat seperti ini membuat orang kesulitan, atau mungkin di situasi seperti ini, otaknya memanas, dan terbawa suasana akhirnya menyetujuinya.

Tapi, karena Johnny Gu berbuat seperti ini, tentu saja murid di sekitar juga tidak akan berbicara apa pun, dan hanya membantunya memberikan tekanan kepada Tifanny Wen.

Tifanny Wen mengerutkan dahinya.

Dia tidak terpikirkan, masalah ini tiba – tiba berubah menjadi seperti ini.

Ini adalah apa?

Murid – murid ini, nyanyi saja cukup, mengapa tiba – tiba berubah jadi seperti ini?

Tifanny Wen sedikit pusing, menyesal karena merasa marah sesaat kepada Yansen Mu, langsung menyetujui untuk menyanyi.

Tifanny Wen tentu saja tidak akan setuju. Tapi, jika menolak, maka akan membuat Johnny Gu kesulitan. Johnny Gu adalah punya banyak teman, jika menolak, takutnya kelak dirinya di kelas, akan dipersulit orang.

Hanya saja, Tifanny Wen tetap membuka mulut, bersiap menolak, “Johnny, aku…”

Lalu, baru mengucapkan satu kata “aku”, Tifanny Wen tiba – tiba merasa berputar – putar, sambil berputar, tiba – tiba menjadi gelap….

Selanjutnya, dia menutup mulut.

Karena matanya tiba – tiba menjadi gelap, sesaat kesadarannya hilang, kepalanya pusing, badannya jatuh ke belakang….

Entah sejak kapan, pingsan setiap saat, selalu terjadi pada dirinya….

kebanyakan, Tifanny Wen bahkan curiga kalau dia terkena penyakit, tapi setiap ke Rumah sakit, tidak ter periksa apa pun.

Tentu saja, Tifanny Wen berbicara sendiri dalam hatinya sebelum pingsan.

Saat ini….

“Tifanny Wen….”

“Tifanny….”

Semua orang yang ada di ruangan tidak terpikirkan, Tifanny Wen pingsan di saat ini.

Terutama Johnny Gu, terkejut hingga tidak bisa memegang kalung yang ada di tangannya, begitu longgar, kalung itu langsung jatuh. Sedangkan dia, segera maju ke hadapan Tifanny Wen, dan menggendongnya, berkata: “cepat, telepon 120, antar ke Rumah sakit.”

Perasaan Johnny Gu saat ini sangat panik, juga tidak mem-pedulikan pandangan orang mengenai “lelaki dan perempuan tidak boleh berdekatan”. Lagi pula di jaman ini, menggendong juga tidak apa. Apalagi tadi dia karena panik jadi menggendong Tifanny Wen, tangannya tidak sengaja mengenai dada Tifanny Wen, dia juga tidak merasa aneh. Mungkin bagi dia, meskipun Tifanny Wen tidak menerimanya, dia masih punya waktu untuk mengejarnya, Tifanny Wen cepat atau lambat akan menjadi pacarnya bukan.

Tapi Johnny Gu tidak terpikirkan, karena gerakannya ini, malam ini dia akan kesulitan….

“a…” di depan pintu, tiba – tiba di pukul.

Satu tinju ini, terlalu keras. Sangat keras hingga Johnny Gu dan murid – murid, lalu melihat dengan jelas orang yang memukul itu, merasa seperti mimpi….

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu