Cinta Setelah Menikah - Bab 115 Pesta Ulang Tahun Ayah (2)

Lebih baik tidak usah! Sisakan isi perut untuk menemani yang lain minum. Walaupun dia cukup kuat, bukan berarti tidak ada limitnya dalam minum alkohol.

Dan pada akhirnya... Tifanny Wen memilih untuk mengabaikan Yansen Mu.

Bagusnya, Yansen Mu masih menghormati ide Tifanny Wen. Tifanny Wen tidak mencarinya dan Yansen Mu juga tidak datang ke Tifanny Wen untuk mengajak bicara atau sebagainya.

Setelah pesta berakhir, Yansen Mu juga belum bicara pada Tifanny Wen. Yansen Mu hanya melihat Tifanny Wen yang berjalan dari satu sisi ke sisi yang lain di kerumunan orang banyak sambil ber-cheers ria dengan kumpulan pria...

Saat malam hari, pesta sudah akan berakhir. Para tamu undangan sudah mulai pergi. Sedangkan sisanya adalah beberapa karyawan internal perusahaan. Sudah menemani, sudah mengobrol, sudah minum bersama, Tifanny Wen sudah hampir melakukan semuanya.

Tifanny Wen melihat waktu lalu langsung membawa Melly dan Helen Mu pergi dari April Hotel menuju mansion yang tidak jauh dari sini.

Pesta perayaan perusahaan mulai lebih awal satu jam dari acara ulang tahun ayahnya. Saat ini acara ulang tahun ayahnya pasti belum selesai...

……

Kediaman keluarga Wen.

Sama dengan April Hotel, malam ini di tempat ini banyak sekali tamu undangan.

Pesta ulang tahun atau acara lainnya, sebenarnya Nelson Wen tidak terlalu menyukainya.

Bukan! Tepatnya adalah dia tidak menyukai kondisi ulang tahun yang seperti ini. Saat ini di lokasi acara di penuhi tamu undangan. Nelson Wen juga menerima banyak ucapan dan hadiah ulang tahun, tetapi... Nelson Wen selalu merasa, ulang tahun yang seperti ini seperti kurang sesuatu.

Dia ingat, ketika dia muda, perusahaan belum sebesar sekarang. Acara makan bersama saat ulang tahunnya ada mie panjang umur buatan istrinya serta anak perempuannya yang kecil dan anak perempuannya yang tertua akan bersama-sama memilih kue ulang tahun. Setiap tahun di malam ulang tahun, mereka sekeluarga akan duduk di depan meja makan. Ketika meniup lilin, Nelson Wen tidak memiliki kebiasaan membuat harapan, akhirnya kedua anak perempuannya yang membuat harapan. Satu persatu senyum cerah itu menghadap ke lilin yang sudah ditiup dan membuat harapan yang berlebihan.

Contohnya harapan anak tertuanya, Tifanny Wen. Dia selalu berharap menjadi artis besar internasional!

Anaknya yang paling kecil berharap lebih besar lagi. Anaknya berharap menjadi elang yang ada di atas rumput, menjadi elang yang bebas, berani dan cepat.

<>

Ketika dua gadis cantiknya selesai membuat harapan, istrinya diam-diam di samping memutar matanya sebal sambil tidak bisa menahan tawa...

Saat itu!

Orangnya sedikit, tetapi ada istri dan anaknya.

Kalau sekarang...

Pandangan Nelson Wen menatap ke seluruh kumpulan orang-orang, akhirnya tatapan Nelson Wen tidak kuasa untuk melihat ke arah pintu masuk ruang tamu. Ketika mengalihkan pandangannya, Nelson Wen merasa sangat kecewa dan kesepian.

Ah!

Lebih baik tidak pulang ke rumah!

"Bagaimana dengan Tifanny? Bukankah hari ini kembali ke rumah?

Saat Nelson Wen sedang mengalihkan pandangan, tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara. Nelson Wen memutar kepalanya dan melihat seorang paruh baya melihat ke arahnya. Tatapan orang itu seperti menanti dan tidak sabaran.

"Bu, kenapa ibu turun ke bawah? Saat ini kesehatan ibu sedang tidak baik. Sudah malam, ibu di atas istirahat dulu." Nelson Wen bicara pada orang tua tersebut.

Orang tua itu adalah ibu Nelson Wen, nenek dari Tifanny Wen.

Kakek Tifanny Wen sudah lama meninggal, tetapi nenek Tifanny Wen masih hidup dengan sehat.

Nenek Wen mendengus, "Bukankah di acara 《Janji Luna》 Tifanny bilang dia akan pulang ke rumah?"

Jelas sekali nenek Wen tidak mau naik ke atas untuk istirahat. Walaupun orang tua sepertinya tidak perlu datang ke acara seperti ini, tapi nenek Wen datang kemari...

Nenek Wen adalah orang yang pandai menjaga diri. Biasanya di waktu ini, nenek Wen sudah berbaring di kasur. Tapi malam ini nenek Wen tidak mau tidur begitu saja. Pagi hari saat bulan lalu, nenek Wen tahu bahwa cucunya akan pulang ke rumah dari sebuah acara.

Walaupun saat awal-awal cucunya tidak hormat padanya, demi seorang pria, cucunya bertengkar dengan keluarga lalu pergi. Tetapi... dua tahun sudah berlalu, kemarahan nenek Wen sudah tidak ada. Selama dua tahun ini, yang nenek Wen khawatirkan hanyalah apakah pria bernama Raymond Jiang bisa memberikan cucunya kebahagiaan? Akankah pria itu menindas cucunya?

Terkait pekerjaan cucunya sebagai seorang aktris, nenek Wen juga tahu dengan jelas. Nenek Wen bukanlah orang yang suka menonton drama, tapi nenek Wen berulang-ulang kali menonton drama cucunya, tidak peduli diulang berapa kali, nenek Wen tidak pernah merasa bosan.

Dua tahun yang lalu saat cucunya terlibat skandal, nenek Wen melalui Nelson Wen ingin pria itu membantu cucunya, tetapi saat itu anak laki-lakinya sedang keras kepala...

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu