Cinta Setelah Menikah - Bab 188 Tuan Mu terhadap Febby Wen...

Tapi yang Yansen Mu tidak tahu adalah, karena semua baju renang di kolam renang miliknya, semuanya terbuka. Tifanny Wen masih sengaja memilih yang tidak begitu memperlihatkan perut, akhirnya dia juga tidak tahu baju ini di bagian pinggangnya di design tembus pandang saat terkena air. Masih ada rok pendek itu, selain bagian dalamnya, bagian luarnya itu juga tembus pandang…..

Tifanny Wen saat ini, sangat tertekan….

“Tuan Mu, Nona Lanny, bersiap – siap ya.”

Tifanny Wen tiba – tiba berbicara.

Maka, Tifanny Wen mundur Beberapa langkah, dia menyimpan pandangan dan mengambil ponsel untuk memotret Lanny dan Yansen Mu.

Hatinya berkata seperti itu, tapi memang merasa yakin dengan orang ini, sedangkan ,saat Tifanny Wen memotret, melihat perempuan yang ada di foto menggandeng lelaki itu dengan senyuman manisnya, Tifanny Wen….. sedikit merasa tidak nyaman.

Karena, tuan itu, berkata kalau dirinya tidak boleh menggandeng tangan Aldric Long, akhirnya dia sendiri memperbolehkan dirinya di gandeng orang lain.

Tentu saja….

Tifanny Wen tidak tahu, tuan itu, sebenarnya karena melihat pakaian perempuan itu yang begitu terbuka di lihat oleh Aldric Long, jadi sesaat….

Pikirannya menjadi sembarangan berpikir.

Begitu tidak fokus…..

Sebenarnya saat lengannya di gandeng dia juga tidak tahu.

Apalagi, yang Yansen Mu, tahu, perempuan di negara M memang seperti ini, terhadap teman biasa juga dapat menggandeng lengan dan menempelkan wajahnya. Tentu saja, dia akan menjaga jarak. Tapi sekarang…. Dia tidak sempat untuk menjaga jarak.

Orang yang sedang tidak fokus itu, sama sekali tidak tahu kalau Lanny sudah menariknya untuk melakukan pose yang berdekatan. Saat dia tersadar, Lanny sudah berjalan maju ke depan Tifanny Wen, dan mengambil ponsel untuk melihat fotonya.

“aduh duh duh! Perempuan cantik negara Long memang sangat pintar berfoto, Yansen, benar – benar membuat kita terlihat bagus.”

Lanny jelas – jelas sangat puas, mengambil ponselnya di perlihatkan kepada Yansen Mu, lalu dengan ramahnya mengajak Tifanny Wen dan Aldric Long untuk duduk bersama. Kebetulan meja di pavilion ini untuk 4 orang, ada 4 kursi. Lanny saat ini sudah menarik Yansen Mu untuk duduk.

“Febby, kamu duduk dulu. Selain air kamu masih butuh apa? Aku ambilkan.”

Setelah Aldric Long menyapa Yansen Mu, dia juga menyapa Lanny dengan sopan, selanjutnya melihat makanan yang ada di meja, Aldric Long bertanya kepada Tifanny Wen.

Ternyata, gunung palsu ini masih di design satu ruangan kecil. Di ruangan kecil itu di taruh kulkas. Di kulkas itu terdapat banyak makanan yang bisa di ambil, misalnya kue, kopi, coklat atau salad dan lain – lain, para member bisa mengambilnya sendiri, untuk minuman kopi dan teh juga bisa di seduh sendiri.

Sebelum Tifanny Wen Aldric Long tiba, Yansen Mu dan Lanny sudah memilih makanan.

Saat ini Tifanny Wen melihat meja, piring kedua orang itu, terdapat kue.

“segelas air, dan satu kue saja sudah cukup.”

Tifanny Wen melihat, selain haus dia juga merasa perutnya sangat lapar. Di tambah lagi dia memang sangat menyukai kue, saat ini melihat kue cantik di piring Yansen Mu dan Lanny, sesaat menelan ludah, dan berkata. Lalu dia juga ikut duduk.

Sedangkan Lanny yang berbicara dengan bahagia dengan tuan itu, saat ini sudah terdiam, tidak ada suara apa pun. Justru Lanny yang duduk di sebelah Tifanny Wen sedang berbisik – bisik kepada Yansen Mu menggunakan Bahasa Meksiko. Kadang masih mengajak Tifanny Wen untuk mengobrol, sifatnya benar – benar extrovert.

“badanmu begitu bagus, pacarmu juga sangat hebat! Tadi saat aku melihatmu memfoto kami, pandangan pacarmu tidak beralih darimu, dia pasti sangat – sangat mencintaimu.”

Lanny jelas tidak keberatan Tifanny Wen dan Aldric Long bergabung bersama mereka. Sedangkan di sini ada satu meja, empat kursi, Tifanny Wen, Yansen Mu, dan dirinya sudah menggunakan tiga tempat, mengenai Aldric Long, dia sedang pergi ke ruangan kecil untuk mengambil makanan. Lanny melihat foto yang tadi di ambil, tidak menahan diri untuk berbicara dengan Tifanny Wen.

Pacar Tifanny Wen yang di maksud, tentu saja adalah Aldric Long.

Yansen Mu menyilangkan tangannya, tiba – tiba terdiam.

Tifanny Wen:…..

Aldric Long terus melihatnya?

Lanny pasti salah melihat bukan.

Entah mengapa, saat Lanny mengatakan kalimat ini, bagian belakang Tifanny Wen merasa sangat dingin, Secara tidak sadar dia melirik ke arah Yansen Mu yang saat ini sedang menundukkan kepala.

“Yansen, kenapa, raut wajahmu tidak begitu baik?” saat ini, Lanny tiba – tiba bertanya.

“terpikirkan kucing di Rumah yang terlalu menarik perhatian orang.” Yansen Mu berkata.

“a? Yansen, sekarang kamu masih memelihara kucing?” Lanny terkejut.

Tifanny Wen mana mungkin tidak tahu “kucing” yang di maksud adalah dirinya.

“iya. Tapi tidak mudah untuk di pelihara.”

Yansen Mu berbicara dengan lancar menggunakan Bahasa luar.

Hanya saja, Tifanny Wen dapat mengerti artinya.

“selalu di perhatikan oleh kucing liar lain, sangat berisik. ” dia tiba – tiba berkata.

“benar – benar tidak di sangka, kamu masih dengan sabar memelihara kucing.

Dan, kucing itu pasti kucing induk yang sangat cantik kan.” Lanny menjawab.

“iya.”

Tifanny Wen:…..

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu