Cinta Setelah Menikah - Bab 297 Erin Leng Kembali Muncul, Tuan Mu Selera Kecantikanmu.... (2)

Setelah itu dengam wajah tegas melihat ke arah Tifanny Wen dan bertanya: "Beberapa bulan ini di negara kalian ada sebuah drama yang terkenal bernama 《Five Musts》, apa kamu pernah menontonnya? Mengerti drama tersebut?"

Tifanny Wen membeku sebentar lalu mengangguk, "Sangat mengerti."

Dirinya adalah pemeran utama, bagaimana mungkin tidak paham?

"Apa kamu masih ingat alur cerita pemeran utamanya?" Tanya Ken.

Sepertinya Ken juga menonton drama ini.

Tifanny Wen mengangguk, "Aku ingat."

"Five Musts berarti lima orang agen wanita khusus. Peran Erin Leng sebagai agen yang memiliki kemampuan, peran Venia Yun untuk memecahkan kode, peran Felita Jin sebagai penerjemah, peran Angela sebagai penggoda cantik. Selain memiliki kemampuan, kelima agen khusus ini memiliki ciri pada sifatnya masing-masing. Bisakah kamu menampilkan pada kami di sini? Dibagi menjadi lima adegan lalu menampilkan sifat kelima orang ini." Ujar Ken.

Tema ini....

Begitu mendengarnya, para pemimpin sekolah langsung merasa tema ini sangat sulit.

Menampilkan satu persatu dari lima karakter di drama tersebut? Bahkan mereka yang tidak mengerti dunia akting merasa pergantian seperti ini tidak mudah.

Terlebih lagi kelima peran di Five Musts sulit ditonjolkan, sebenarnya juga sulit untuk ditampilkan.

Tentu saja, bagusnya sutradara Ken menyuruh Tifanny Wen berakting lima peran di lima adegan yang berbeda, bukan menyuruh Tifanny Wen berperan di satu adegan lalu memunculkan lima karakter yang berbeda, maka dari itu, tingkat kesulitannya sudah sedikit diturunkan.

"Baik."

Setelah mendengar Tifanny Wen menjawab dan mengangguk, para pemimpin sekolah mulai bersiap menonton.

Tifanny Wen tidak mengatakan peran pertama siapa yang akan dia munculkan, dengan cepat Tifanny Wen langsung menampilkan sebuah penampilan dengan menggunakan naskah dan adegan yang sudah dipikirkan matang-matang.

Melalui penampilannya, para pemimpin sekolah langsung mengerti peran pertama yang dijelaskan oleh Tifanny Wen. Karena Tifanny Wen tidak perlu mengatakan siapa peran yang dia mainkan, karakter peran itu sudah sangat jelas muncul di penampilannya. Sekali lihat, mereka sudah tahu itu peran siapa.

Seluruh pemimpin sekolah terkejut bukan main, sampai ketika Tifanny Wen selesai memainkan keempat peran, mereka masih terkejut, sulit tersadar dari penampilan Tifanny Wen barusan.

Karena penampilan wanita ini sudah berada di luar ekspektasi mereka.

Entah itu kemampuan dasar dalam mengucapkan naskah atau kemampuan berakting, lagipula mereka tidak bisa memilih kesalahan apapun dari penampilan ini.

Setelah menampilkan keempat peran, tersisa peran terakhir, yaitu Erin Leng. Tifanny Wen mulai masuk ke peran sebagai Erin Leng.

Tetapi Tifanny Wen saat berada di panggung masih memakai seragam sekolah, sorot matanya tiba-tiba dingin dan tajam. Para pemimpin sekolah menatap Tifanny Wen dengan terpana, keterkejutan di hati mereka lebih dalam dari yang sebelumnya. Keempat peran lainnya, walaupun diperankan dengan bagus oleh Tifanny Wen, tapi mereka merasa tidak semengejutkan Tifanny Wen yang memerankan Erin Leng saat ini. Karena saat ini mereka merasa... Erin Leng yang di televisi seperti sungguhan hidup dan berdiri di depan mereka. Kemampuan akting yang sempurna itu tidak disangka membuat mereka sekarang mengira bahwa Tifanny Wen adalah pemeran Erin Leng di Five Musts.

Terlalu mirip!

Terlalu luar biasa!

Selesai Tifanny Wen berakting, para pemimpin sekolah masih belum sadar dari keterkejutan dan adegan akting tadi, bahkan mereka sampai lupa bertepuk tangan.

Entah mahasiswi mana yang selesai menampilkan penampilannya, para pemimpin sekolah akan bertepuk tangan dengan sopan.

Dan Hendra Wang yang berdiri di belakang, sudah sedari awal pria itu menganga terkejut.

I..ini... kenapa mahasiswi yang dibencinya bisa berakting sebagus itu?

Dia seperti menerima arahan profesional... tidak, sekarang banyak sekali aktris yang tidak memiliki kemampuan berakting seperti Tifanny Wen ini.

Hendra Wang mengakui penampilan Tifanny Wen yang sempurna, tapi kebetulan karena hal ini, Hendra Wang semakin tidak senang. Karena sebenarnya Hendra Wang ingin melihat Tifanny Wen malu.

Walaupun Tifanny Wen adalah muridnya, tapi siapa yang menyuruhnya berani menjadi mahasiswi yang tidak menurut? Dan juga melawannya?

Tetapi...

Penampilan bagus juga tidak berguna, lagipula tuan Mu sama saja, pria itu akan berlidah tajam. Sampai saat itu tiba, Hendra Wang masih bisa melihat Tifanny Wen malu.

Hendra Wang langsung melihat ke arah Yansen Mu, ada sorot penantian dalam mata pria itu. Cepat berucap tajam....

Sedangkan tatapan Tifanny Wen saat ini jatuh ke Yansen Mu. Tifanny Wen tahu, dia akan mendengarkan komentar Yansen Mu sebagai yang pertama.

Yansen Mu mendongak, menatap ke Tifanny Wen. Ketika Yansen Mu pergi, Tifanny Wen masih tidur, jadi mereka tidak pergi bersama. Yansen Mu juga baru melihat Tifanny Wen memakai seragam sekolah setelah dirinya tiba di universitas Nanqiong. Saat itu, Yansen Mu merasa tiba-tiba di depannya sangat terang karena sesungguhnya Yansen Mu belum pernah melihat Tifanny Wen memakai pakaian seperti ini, wanita itu tampak segar dan lugu, Yansen Mu belum pernah melihat kecantikan seperti ini.

Mata Yansen Mu agak menggelap lalu berkata, "Ya, boleh."

Yansen Mu tidak memberikan banyak pujian, hanya memberikan satu kata sederhana.

Semua orang mendengarnya, Yansen Mu tidak berucap tajam. Ada banyak mahasiswi yang tidak diucapkan kalimat tajam oleh Yansen Mu, tapi entah mengapa... semua orang berpikir saat ini aura menekan tuan Mu menurun sekali?

Dan juga tadi mereka melihat, tuan Mu ini tidak disangka melihat seluruh proses penampilan Tifanny Wen dengan serius. Padahal sebelumnya... Yansen Mu tampak kosong.

"Ppffft...." Lanny kembali menyemburkan tawanya, lalu langsung merebut kesempatan sebelum sutradara Ken bicara: "Apanya yang boleh? Yang jelas itu, bagus atau tidak bagus. Yansen, komentarmu terlalu rendah."

"Hm."

Setelahnya, semua orang mendengar respon Yansen Mu yang singkat, lalu mengakui ucapan yang tadi Lanny katakan.

Lanny kembali tertawa: "Tifanny, ya? Tunggu sampai kami memilih kontestan di ronde terakhir pada tes, kamu boleh langsung mengikuti ronde terakhir."

Semua orang terkejut.

Lanny... tidak perlu bertanya pada sutradara Ken tentang hal ini? Kenapa tiba-tiba wanita ini langsung memberikan komentar yang tinggi pada Tifanny Wen?

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu