Cinta Setelah Menikah - Bab 246 Adik Kelas, Aku Salah Menilaimu (2)

Kemudian, Jeremy Fan melihat Yansen Mu, setelah Yansen Mu menyanggupi Tifanny Wen, dia langsung memeluk Tifanny Wen, lalu terus berjalan ke depan tanpa melirik Aldric Long sekali pun.

Aldric Long termangu.

Dia termangu beberapa saat. Saat dia sadarkan diri, dia langsung berbalik badan dengan sangat cepat, tetapi dia melihat Yansen Mu sudah memeluk Tifanny Wen dan berjalan ke depan menjauhinya.

Dari sudut pandangnya, dia hanya bisa melihat Yansen Mu memeluk Tifanny Wen, semakin berjalan semakin jauh.

Sedangkan Tifanny Wen, dia bersandar di pelukan Yansen Mu dengan mesra, bahkan terlihat tidak peduli dengan sekelilingnya.

“Adik kelas” Aldric Long memanggilnya dengan perasaan tak tertahankan.

Langkah kaki Yansen Mu terhenti.

“Adik kelas, kamu tahu jika dia dengan Febby..............”

“Kakak kelas, kamu juga sebaiknya pulang ke rumah saja dulu. Aku mempunyai batasan didalam hatiku mengenai masalahku.” jawab Tifanny Wen.

Aldric Long termangu, tiba-tiba dia terdiam dan tidak berkata apapun lagi.

Saat menunggu dia kembali sadarkan diri, Yansen Mu sudah memeluk Tifanny Wen dan berjalan jauh. Dilihat dari belokan jalan, sosok mereka pun sudah tidak kelihatan.

Termasuk Gina Si, dia juga sudah pergi.

Pemikiran Aldric Long masih berhenti di ucapan “Aku mempunyai batasan didalam hatiku” yang dikatakan oleh Tifanny Wen.

Apa yang dimaksud dengan mempunyai batasan didalam hati?

Apakah maksud dia adalah dia tidak keberatan jika mereka kakak adik bersaudara ini saling berbagi dengan 1 orang kekasih pria?

Atau karena pria itu bermarga Mu, sehingga dia tidak merasa keberatan?

Aldric Long tiba-tiba teringat rumor jelek Tifanny Wen dulu di internet disebut “Orang yang mengandalkan uang”.

Dia sekarang tahu, pendapat publik itu ternyata tidak bohong, Tifanny Wen benar-benar mengandalkan uang.

Tetapi, apakah ini adalah rumor jelek? jika hal ini hanya diketahui untuk pribadi saja, maka tentu saja hal ini tidak seberapa.

Tetapi, jika dibagikan untuk publik................

Aldric Long menundukkan pandangan matanya, wajahnya tiba-tiba menyiratkan rasa kecewa dan sedih.

Adik kelas, apakah aku salah menilaimu?

Demi dunia entertainment itu, kamu bahkan rela berbagi kekasih dengan saudara kandungmu, apa kamu bisa melakukannya?

“Itu............Tuan Muda Long, terjadi masalah apa? bukankah dia adalah tunanganmu?” saat ini, Jeremy Fan menghampirinya, lalu menanyakan hal ini pada Aldric Long.

“Hmmm!”

Pada akhirnya Aldric Long yang memiliki sikap lembut ini hanya bisa bergumam, dia langsung berjalan pergi dan tidak menghiraukannya.

Jeremy Fan: ......................

Waw!

Satu dua orang ini tidak menghargai dirinya sebagai ketua mafia di matanya?

Setelah melihat Aldric Long pergi, Jeremy Fan juga langsung pergi, dia mengerutkan alis sambil merasa kesal karena memikirkan dirinya hari ini merasa tidak diperlakukan dengan baik.

“Anak buah, kemari........................” Jeremy Fan tidak begitu meletakkan beban perasaannya ke urusan orang lain, dengan cepat dia memanggil anak buahnya, lalu menanyakan masalah Bar Rambo.

“Ketua, Bar Rambo terbakar...............sudah terbakar dua per tiga bagian.” jawab anak buahnya.

“Brengsek!” Jeremy Fan marah besar.

“Ketua, kalau begitu.............apa kita tidak balas dendam?” tanya anak buahnya.

“Balas dendam matamu!” Jeremy Fan memakinya.

Jika dia ingin membalas dendam, dia pasti sudah membalasnya sejak awal.

“Apa kamera CCTV didalam bar masih bisa dijalankan?” Jeremy Fan tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia menanyakan kalimat ini.

“Bisa, Ketua.” jawab anak buahnya.

“Ambil kamera CCTV itu. Aku ingin melihat bagaimana bisa perempuan itu membakar Bar milikku.” ucap Jeremy Fan.

“Baik.”

....................................

Lalu, setelah selang setengah jam kemudian, ketua kelompok elang hitam ini tidak pergi untuk istirahat, dia melihat rekaman kamera CCTV pada tengah malam.

Malam ini terjadi begitu banyak masalah, bagaimana mungkin dia bisa tidur.

Rekaman kamera CCTV itu diawali dari dalam sebuah ruangan pribadi. Jeremy Fan melihat semua suasana yang diperlihatkan dari kamera CCTV itu, ternyata kondisinya sesuai seperti apa yang dikatakan oleh 10 pria itu.

Mereka bahkan benar-benar tidak menyentuh tangan Tifanny Wen sedikit pun!

Benar-benar tidak berguna!

Ternyata wanita ini membakar Bar miliknya hingga seperti ini!

Jeremy Fan memukul meja, dia memarahi para anak buah elang hitam bahwa mereka tidak berguna.

“Brengsek!” setelah selesai memarahi anak buahnya, dia tidak tahan mengucapkan kata ini sambil melihat Tifanny Wen didalam rekaman kamera CCTV.

Brengsek! wanita ini melakukannya dengan sangat bebas, tidak takut dirinya sendiri bisa terluka. Terkadang, sudah jelas dia bisa menghindar agar tidak terluka, tetapi demi mengalahkan lawannya, dia bahkan tidak menghindar dan memilih melakukan serangan.

Meskipun bisa dikatakan, tindakannya ini seolah tidak ingin sampai menghilangkan nyawa seseorang, karena dia sangat memperhatikan bagian yang dia pukul. Tetapi, teknik pukulannya ini benar-benar bebas seolah tidak ingin hidup lagi.

Terutama adalah kaki wanita ini, kakinya sedang terluka!

Dia menahan luka di kakinya, menahannya dengan sekuat tenaga.

“Tidak hanya kejam, tetapi dia benar-benar mampu menahannya! benar-benar wanita perkasa!” Jeremy Fan berkomentar.

“Sialan! benar-benar kejam!”

“Sialan! aku benar-benar ingin menghabisi wanita ini!”

.........................

Jeremy Fan semakin melihat rekaman kamera CCTV ini, makiannya semakin tidak enak didengar.

Setelah dia mematikan rekaman itu, suasana hatinya masih belum tenang. Seketika itu juga, entah kenapa dia sangat membenci Tifanny Wen. Dia berpikir, ternyata wanita ini memang pantas bersama Yansen Mu dibandingkan wanita lain yang pernah ditemuinya!

“Ketua.................panglima kiri dan panglima kanan sudah datang.” Saat ini, anak buahnya datang menghampirinya sambil mengatakan kalimat ini.

“Suruh mereka berguling masuk menemuiku!” maki Jeremy Fan.

Akhirnya, panglima kiri dan panglima kanan sudah masuk. Tentu saja, mereka tidak masuk dengan cara berguling. Ketua elang hitam ini, sikapnya memang sedikit kasar, tetapi dia tidak benar-benar menyuruh anak buahnya ini melakukan hal yang merendahkan harga diri mereka.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu