Cinta Setelah Menikah - Bab 232 Diam-Diam Melihat Handphone Miliknya? (2)

Setelah Tifanny Wen memutuskan sambungan teleponnya, dia merasa tidak berdaya sambil mengelus keningnya.

Saat barusan Gina Si menelepon dengan intonasi bicara yang sangat tegang, tentu saja dia segera mendahulukan untuk menerima panggilan teleponnya. Meskipun perbincangan dia dengan Gina Si tidak termasuk lama, tetapi juga tidak termasuk singkat. Saat selesai menelepon, dia memperkirakan bahwa Yansen Mu sudah selesai memasak di dapur, sehingga dia pun tidak sempat menghalangi Yansen Mu memasak.

Dia merenung, kemudian melakukan panggilan telepon lain, dia pun membatalkan rencana untuk menghalangi Yansen Mu memasak. Didalam hatinya malah ingin pergi ke dapur untuk membantu dia memasak setelah selesai melakukan panggilan telepon ini.

Sepertinya mereka sebagai sepasang suami istri ini belum pernah memiliki pengalaman memasak bersama.

Saat Tifanny Wen memikirkan hal itu, dia pun segera mematikan handphone.

Dia sudah malas mempedulikan keadaan di instagramnya saat ini.

Hanya saja, saat mengingat “Koleksi lagu” yang dikatakan oleh Gina Si, Tifanny Wen tiba-tiba teringat bahwa sepertinya dirinya lupa dimana dia meletakkan koleksi lagu yang diberikan oleh Gina Si kepadanya itu.

Queenie Si mampu mengambil koleksi lagu Gina Si, sudah sangat jelas terlihat jika Gina Si pasti memiliki salinan koleksi lagunya itu. Dan koleksi lagu yang diambil dirinya ini pasti adalah salinan koleksi lagu itu.

Karena inspirasi penulis dan beberapa album lanjutan dan sebagainya itu tidak ditulis di atasnya.

Tifanny Wen saat ini teringat koleksi lagu itu, dia pun segera menggeledah lemarinya. Dia memiliki sikap aneh seperti ini, jika menyadari dirinya lupa dimana meletakkan sebuah benda itu, maka dia memaksakan diri untuk segera menemukannya secepat mungkin.

Lalu, didalam kamar, dia menggeledah kotak dan lemari dengan sangat cepat.

“Disini!”

Saat ini, Tifanny Wen tiba-tiba melihat tumpukan kertas putih didalam laci, hatinya menduga bahwa itu adalah koleksi lagu Gina Si.

Dia tersenyum, dia mengingat letak penyimpanannya, lalu dia menutup laci itu.

Tetapi setelah dia baru menutup laci, matanya tajam dan menyiratkan perasaan yakin, tiba-tiba merasa ada yang aneh. Tumpukan kertas putih itu..............sepertinya lebih tebal.

Tifanny Wen membuka laci itu lagi, dia merasa gelisah sambil mengeluarkan tumpukan kertas putih itu.

Sekalinya dia melihat kertas yang dikeluarkannya itu, ekspresi wajahnya tiba-tiba terkejut. Ini.............

Seluruh data Emi?

Tifanny Wen merasa sulit untuk percaya jika dia ternyata melihat data diri Emi di kamar Yansen Mu.

Beberapa data ini, dijelaskan secara detail mengenai warna kesukaan Emi, makanan, hobi, negara dan lain sebagainya, termasuk sikap, kisah asmara dan pria seperti apa yang disukainya, semua hal yang bisa diperkenalkan ini tertulis didalam data ini.

Didalam data ini juga menyebutkan bahwa terdapat tanda lahir di tengkuk leher Emi.

Pandangan mata Tifanny Wen menatap tajam ke berkas data yang ada di tangannya ini, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah sedikit aneh.

Dia meletakkan berkas data yang ada di tangannya itu, saat dia menutup laci, dia pun mencari ke beberapa laci yang lain, barulah dia menemukan koleksi lagu《Putri Raja》ini didalam laci yang lain.

Hanya saja, saat ini Tifanny Wen mencari sesuatu sambil memikirkan hal yang belum tentu terjadi.

Bukan karena dia tidak percaya pada Yansen Mu, dia hanya merasa aneh.

Untuk apa seorang pria menyelidiki seorang wanita dengan begitu jelas?

Tifanny Wen awalnya berencana untuk pergi ke dapur membantu Yansen Mu memasak setelah dia menemukan koleksi lagu Gina Si. Tetapi saat ini pikirannya sedang melayang tak menentu.

Dia berjalan hingga ke depan meja, lalu duduk sebentar, dia merenung sambil menatap satu mangkok mie yang berada di atas meja ini.

Dia mengambil sumpit, saat baru ingin mencoba memakan mie itu, pandangan matanya tiba-tiba tertuju pada handphone yang sedang diletakkan di atas meja.

Benar, itu adalah handphone milik Yansen Mu.

Yansen Mu memiliki banyak handphone. Handphone yang diletakkan di atas meja ini adalah salah satu handphone pribadi miliknya.

Tifanny Wen berpikir, tangannya tiba-tiba menjulur ke arah handphone itu. Dia ingin mengambil handphone itu. Tetapi saat baru akan menyentuh handphone itu, jari tangannya mengepal, dia pun menarik kembali tangannya ini.

Sudahlah!

Sebaiknya tidak usah melihat!

Diam-diam melihat handphone Tuan Mu? dia sendiri berpikir bahwa dirinya tidak memiliki alasan untuk melihat handphone-nya.

Tifanny Wen didalam hatinya diam-diam memaki dirinya sendiri, pasti karena sebelumnya dia mengalami penghianatan dari Raymond Jiang hingga dia merasa jiwanya dihantui oleh kejadian itu. Tuan Mu begitu baik memperlakukannya, bagaimana mungkin dia tertarik terhadap wanita lain.

Biarpun dia menyelidiki data wanita lain dengan detail, tapi hal ini juga tidak menjelaskan hal apapun.

Dia juga mengutus orang untuk menyelidiki data pria lain.

Terlebih lagi, kemarin dia memutuskan untuk menjadi seorang wanita yang intelektual, perasaan dan pemikiran dia tidak seharusnya terpengaruh dengan seluk beluk tindakan Yansen Mu ini.

Tetapi, sepertinya Tuhan seolah ingin menyuruh Tifanny Wen untuk melihat handphone Yansen Mu.

Saat ini, handphone Yansen Mu berdering.

Dering sebuah pesan masuk.

Tifanny Wen khawatir ada orang yang mencari dia karena memiliki kepentingan yang sangat darurat, sehingga, saat ini dia tidak merasa ragu dan menanggung beban mentalnya untuk langsung mengambil handphone Yansen Mu, lalu melihat pesan itu.

Isi dari pesan itu malah membuat dia terkejut.

Pengirim: Emi.

Isi: Tuan Mu! terima kasih sudah menolongku! kalau begitu lain kali aku traktir kamu makan? meskipun kakakku mengatakan bahwa sebuah traktiran ini tidak berkesan bagi Tuan Mu, tetapi..........berkesan atau tidak, sebenarnya itu bergantung maksud Tuan Mu sendiri, bukankah begitu?

Mentraktir Tuan Mu makan?

Tifanny Wen marah sambil bergumam, dia mencibirkan mulut, didalam hatinya diam-diam mengeluh: Terlalu banyak berharap!

Sebenarnya Tifanny Wen saat ini sangat ingin mewakili Yansen Mu untuk membalas pesan ini. Tetapi dia merasa tindakan dirinya yang seperti itu memang sangat tidak sopan, dia pun hanya bisa mengeluh sepatah kata dan tidak mempedulikan pesan itu.

Saat ingin meletakkan handphone itu, saat ini handphone Yansen Mu kembali berdering.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu