Cinta Setelah Menikah - Bab 302 Suami Istri Saling Berpandangan (1)

Kelihatannya, benturan ini sangat keras!

“A............” Tiara Han merasa sangat kesakitan sambil berteriak.

Seketika itu juga para anggota mafia langsung terkejut.

Ini ini...............bela diri wanita ini, kelihatannya dia bukanlah wanita lemah?

“Han..............Nona Han............”

Salah seorang anggota mafia ingin memapah Tiara Han, tetapi saat dia melihat pintu ruangan nomor 408 itu, tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Ini............kenapa malah Nona Han yang menabrak pintu ini.

Tidak menunggu sampai dia melakukan sesuatu, tiba-tiba pintu itu terbuka.

“Siapa di luar!”

Pintu pun terbuka, dia adalah seorang pria berambut panjang dan memakai penutup mata di sebelah mata kirinya.

Sekalinya pintu itu terbuka, pandangan mata Tifanny Wen langsung tertuju pada pria yang membuka pintu ruangan itu, dia diam-diam menerka pria ini, pandangan matanya tidak memperlihatkan jika dia sedang melirik ke arah mata kiri pria itu yang memakai penutup mata, sangat mengherankan.

Matanya terluka? terluka kenapa?

“Siapa kalian, apa yang kalian lakukan?” tanya pria berambut panjang itu, suaranya sangat sinis, tatapan matanya menunduk ke bawah melihat ke arah Tiara Han yang sedang bersandar di pintu sambil mengelus kepala bagian belakangnya.

Melly mengerutkan alis, pandangan matanya sedikit tajam.

Pembunuh kejam?

Orang di ruangan 408 ini sepertinya tidak mudah.

“Apa yang terjadi?”

Saat pintu ruangan itu dibuka, beberapa pria langsung berjalan ke depan pintu sambil bertanya.

Tentu saja, tidak semua orang didalam ruangan itu berjalan keluar.

“Aku....................aku barusan melihat dia sedang mengintip dan diam-diam mendengar perbincangan kalian, aku datang kesini ingin menanyakan apa yang sedang dia lakukan, pada akhirnya dia malah memukulku.”

Saat ini sakit Tiara Han sedikit mereda, dia menunjuk Tifanny Wen sambil mengatakan kalimat ini.

Diam-diam mendengar perbincangan mereka?

Kata seperti ini terdengar seolah kata yang sangat sensitif bagi beberapa pria ini. Karena Tifanny Wen melihat raut wajah mereka tiba-tiba terlihat sangat jelas langsung berubah, pandangan mata yang sadis itu langsung berpindah dari Tiara Han menuju ke arah dia.

Pria berambut panjang itu berkata: “Bawa mereka semua masuk kedalam.”

Orang yang dicurigai tidak boleh dilepaskan begitu saja. Apalagi identitas mereka sangat sensitif. Diam-diam mendengar perbincangan mereka? apa mungkin dia adalah polisi yang sedang menyamar?

Bawa masuk kedalam?

Tifanny Wen mengerutkan alis, mendengar intonasi bicara orang ini seolah sangat percaya diri bahwa dia mampu membawa mereka semua masuk kedalam ruangan.

Tetapi dengan sangat cepat Tifanny Wen langsung tahu darimana asalnya rasa percaya diri pria ini.

“Masuk!”

Pria ini tiba-tiba mengeluarkan sebuah pistol, menunjuk ke arah beberapa orang yang ada di depan pintu, terutama menggoyangkan pistol itu di jantung Tifanny Wen.

Tifanny Wen terkejut.

“Nona Muda.”

Setelah Melly memanggil Tifanny Wen dengan suara pelan, dia langsung mendekat ke hadapan Tifanny Wen, lalu melakukan posisi melindungi Tifanny Wen.

“Semuanya masuk!”

Ucap pria berambut panjang.

“Aku....................aku mengenalmu. Kak Wang, apakah kamu masih ingat aku? kamu sering pergi minum bir bersama kakakku, dulu kakak juga pernah beberapa kali mengajakku, namaku Tiara Han.”

Sekalinya Tiara Han melihat pistol itu, matanya langsung terbelalak, tetapi dia terlihat tidak takut, dia segera berdiri, lalu berkata sambil melihat ke arah seorang pria botak yang ada di belakang pria berambut panjang.

Pria itu berusia sekitar 30 tahun, karena kepalanya botak, jadi sangat mudah untuk menebak usianya.

“Tiara? itu kamu?” pria botak itu ternyata mampu mengenali Tiara Han.

“Iya, ini aku. Mereka ini adalah anak buahku. Kami melihat wanita ini sedang mengintip disini, jadi aku datang kesini untuk melihat apa yang sedang dia lakukan.” ucap Tiara Han.

“Iya benar, kami semua adalah anak buah Nona Han.” para anggota mafia segera menjawab dengan serempak.

“Kenal?” pria berambut panjang itu mengerutkan alis, dia menengok ke belakang sambil bertanya pada pria botak.

“Elang hitam. Kenal. Adik perempuan adik Han.” ucap pria botak.

Sekalinya mendengar hal itu, pria berambut panjang itu langsung percaya pada Tiara Han, lalu dia berkata pada Tiara Han dan anak buahnya: “Kamu boleh pergi, anak buah kamu juga boleh pergi. Orang yang lainnya tetap disini.”

“Jangan.................karena sudah datang kesini, kalau begitu temani kak Wang minum bir ya?” sekalinya pria botak itu mendengar perkataan pria berambut panjang, dia langsung merasa tidak puas dengan mengerutkan alis sambil melihat ke arah pria berambut panjang, kemudian dia berkata pada Tiara Han.

“Baiklah”. jawab Tiara Han.

Karena dia adalah teman kakaknya, dia pun percaya. Lagipula, dia sekarang belum ingin pergi, dia masih ingin melihat bagaimana kondisi akhir Tifanny Wen.

Hanya saja....................

“Beberapa dari mereka hanya numpang lewat saja.” Tiara Han saat ini berkata sambil menunjuk Luna Jiang dan Regina Qiu serta Melly. Setelah selesai bicara, dia melihat ke arah Baim Su, berkata: “Juga pria ini, dia ikut bersama 3 wanita ini, mereka semua hanya numpang lewat.”

Orang yang ingin dia sakiti hanya Tifanny Wen. Celaka jika Luna Jiang mengalami masalah. Dia boleh terkena masalah kecil, tetapi tidak boleh menyebabkan keturunan konglomerat Jiang ini mengalami masalah besar.

Mengenai Regina Qiu..................Tiara Han hanya ingin membalas siapa yang menjadi musuhnya, dia tidak peduli dengan orang yang lainnya.

Pria yang barusan bersama Luna Jiang adalah pria yang sangat asing baginya, dia juga tidak mengenalinya, sehingga dia tidak menghiraukannya. Mengenai wanita yang melindungi Tifanny Wen, dia juga tidak mengenalnya, jadi tidak masalah jika melepaskannya.

Apalagi dia juga bukan benar-benar menjadi anggota elang hitam, tidak masalah jika menghilangkan nyawa seseorang, malah berharap kakak ini bisa memukuli dia hingga mati.

“Kalian juga boleh pergi.”

Sekalinya mendengar perkataan ini, pria berambut panjang berkata sambil melihat ke arah Luna Jiang dan Regina Qiu serta Baim Su.

Begitulah, mereka langsung mengeluarkan pistol, kemudian orang yang memegang pistol itu melepaskan mereka pergi, jika di tempat lain, tindakan seperti ini sangatlah tidak mungkin, tetapi jika di pulau Nanqiong, tindakan seperti ini bukanlah hal yang aneh. Para kelompok mafia disini sangat merajalela.

“Ini.....................”

Luna Jiang termangu, “Kami.................”

Dia barusan ingin berkata tidak pergi. Bagaimanapun juga, tidak boleh membiarkan Tifanny Wen seorang diri disini dalam kondisi seperti ini, saat mendengar Luna Jiang berkata, Tifanny Wen yang sedang melirik kedalam ruangan pun memotong perkataannya, berkata: “Cepat, semuanya pergi, jangan ganggu aku dan beberapa kakak ini minum bir.”

Tifanny Wen melirik ke Melly sambil memberikan tanda kedipan mata padanya.

“Nona Muda..................” tentu saja Melly tidak ingin pergi, dia berkata dengan suara pelan agar Tifanny Wen saja yang bisa mendengarnya.

Tifanny Wen menengokkan kepala melirik ke arah Melly sambil membuka mulut, dia berkata menggunakan bahasa bibir tanpa menimbulkan suara apapun.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu