Cinta Setelah Menikah - Bab 68 Presdir Mu, Saat Ini Anda Sedang Melecehkan Seorang Lajang (1)

Hanya saja saat ini Yansen Mu tidak memiliki alasan menggantikan gadis bodohnya untuk memukul orang.

"Pasangan wanita?"

Raymond Jiang membeku. Wajahnya yang sudah memburuk semakin memburuk.

Jadi Tifanny Wen adalah pasangan wanita yang dibawa Yansen Mu?

Jawaban itu membuat Raymond Jiang terkejut di tempat. Untuk beberapa waktu pria itu sulit mencerna maksudnya, beberapa lama kemudian kesadaran Raymond Jiang pun kembali.

Hanya saja ketika kesadarannya perlahan-lahan kembali, Yansen Mu dan asisten Liu sudah duduk. Kebetulan Yansen Mu duduk di sebelah Tifanny Wen. Yansen Mu mengesampingkan kepalanya, masih menatap tangan Tifanny Wen lalu bertanya: "Apakah sakit?"

Nada suara ini...

Sepertinya sudah bukan suara marah dan dingin seperti memarahi Raymond Jiang tadi.

Bahkan asisten Liu yang hafal dengan gaya bicara Yansen Mu juga terkejut sampai membelalakkan matanya ke langit. Sayangnya, diatasnya hanyalah langit-langit ruangan, sama sekali tidak ada cahaya matahari.

Tidak disangka nada suara presdir Mu... agak lembut!

"Tidak apa."

Ekspresi wajah Tifanny Wen datar, tapi tidak terlihat buruk. Hanya saja matanya yang dingin melirik sebentar Raymond Jiang lalu menatap ke arah Yansen Mu, "Apakah bisa mulai makan?"

Kemarahan di hati Yansen Mu seperti ingin keluar! Pria itu sangat ingin langsung mencubit wanita di dekatnya itu.

Buang napas! Buang napas! Di saat ditindas oleh orang lain, gadis bodoh ini masih mengingat makan.

Yansen Mu pasrah, terpaksa menyuruh pelayan memberikan buku menu pada Tifanny Wen.

Ketika memesan ruangan ini, mereka sudah bicara pada pelayan wanita tersebut. Saat orang sudah berkumpul baru memesan makanan. Jadi sebelumnya pelayan wanita itu tidak ke ruangan. Saat ini semuanya sudah berkumpul, pelayan wanita itu langsung datang ke ruangan.

Raymond Jiang yang sudah sadar masih belum begitu menyadari situasi.

Orang yang berpenglihatan tajam saat ini sedang melihat ke arah Yansen Mu yang bersikap tidak biasa kepada Tifanny Wen. Terlebih lagi sebelumnya Raymond Jiang melihat Yansen Mu di rumah sakit.

Saat ini Raymond Jiang tahu kemunculan Yansen Mu di rumah sakit bukan demi Febby Wen, tapi demi Tifanny Wen.

Presdir Sentum Group, demi seorang wanita, semalaman muncul di ruang perawatan biasa. Bagaimana mungkin kalau tidak jatuh cinta pada Tifanny Wen?

Jadi hubungan mereka berdua adalah...

Tifanny Wen sedang dikejar oleh Yansen Mu?

Tanpa sadar Raymond Jiang berpikir seperti itu. Tapi pria itu tidak berani berpikir bahwa ada kemungkinan penyokong yang berada di belakang Tifanny Wen adalah Yansen Mu. Hal ini membuat Raymond Jiang tidak bisa menerimanya dan melihat sikap Tifanny Wen yang biasa saja, sepertinya tidak mungkin kalau Tifanny Wen adalah simpanan Yansen Mu.

Mana ada simpanan yang bersikap seperti itu?

"Nona Tifanny, maafkan aku yang tadi menerjangmu."

Raymond Jiang berdeham. Teringat proyek Canton Plaza dan melihat sikap Yansen Mu, Raymond Jiang lebih baik meminta maaf pada Tifanny Wen.

Raymond Jiang terbatuk-batuk seperti habis menelan lalat, tapi pria itu akhirnya duduk dan berkata: "Presdir Mu, terkait proyek Canton Plaza, aku sudah membuat rencana cadangan. Silahkan anda lihat. Jika merasa puas, sore nanti kita bisa mendiskusikan detil persetujuan kerjasama."

Raymond Jiang saat ini memilih mengabaikan Tifanny Wen dan membicarakan detil proyek. Raymond Jiang membuka dokumen dari tasnya lalu bersiap memberikan ke Yansen Mu.

Siapa yang tahu kalau tuan ini tidak akan menerima malah dengan suara dingin menjawab, "Presdir Jiang, apakah anda tidak lapar?"

Secara tersirat mengatakan: Bisakah selesai makan baru membahasnya?

Raymond Jiang terbatuk lagi, buku menu yang telah diberikan ke Tifanny Wen diambil lagi lalu diberikan ke Raymond Jiang.

"Presdir Mu, apakah anda sudah memesan?" Tanya Raymond Jiang.

"Apa yang disuka nona Tifanny, saya menyukainya." Jawab Yansen Mu.

Raymond Jiang terbatuk, terpaksa mengambil menu dan memesan beberapa makanan lalu memberikannya ke asisten Liu. Diam-diam hatinya berkata: awalnya ingin menggunakan cara ini untuk membicarakan pekerjaan dan memajukan hubungan perusahaan lain, tapi situasi macam apa ini?

Apakah presdir Mu yakin datang kemari untuk makan bersama perusahaan lawan?

Yansen Mu kesal tapi tidak mengatakan apa-apa.

Sampai pelayan menyajikan makanan dengan cepat, Yansen Mu masih tidak mengatakan sesuatu yang berarti kepada Raymond Jiang

Dan Tifanny Wen yang di samping hanya fokus pada makanannya sendiri.

Dan Yansen Mu, di saat sedang makan, pria itu masih membantu Tifanny Wen mengambil makanan dan menyendokkan semangkuk sup. Terkadang saat melihat Tifanny Wen dengan cepat memakan supnya, dengan sebal Yansen Mu akan berkata pada Tifanny Wen, "Pelan sedikit, tidak ada yang merebut makananmu." Nada suara itu seperti sedang memanjakan Tifanny Wen.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu