Cinta Setelah Menikah - Bab 294 Tifanny Wen (2)

Saat ini rektor sudah menyadari lobi ruang siaran sangat kotor. Rektor sangat marah lalu bertanya tentang kondisi sebenarnya.

Hendra Wang menjelaskan dua tiga patah kalimat dengan jelas pada rektor.

Maksud dari ucapan itu.... hampir semuanya mirip dengan ucapan para mahasiswi lain.

Begitu rektor mendengar, tatapan sang rektor sebenarnya cukup janggal ke Tifanny Wen.

Sebenarnya...

Di universitas Nanqiong, Hendra Wang dan mahasiswa lainnya, walaupun mereka tidak tahu identitas asli Tifanny Wen.

Tetapi rektor sekolah ini... sebenarnya tahu dengan jelas identitas Tifanny Wen.

Rektor juga termasuk satu-satunya orang yang tahu identitas asli Tifanny Wen. Bagaimanapun juga, pertama kali mengurus prosedur masuk, Tifanny Wen langsung berdiskusi dengannya.

Rektor universitas Nanqiong bermarga Yang.

Saat ini, rektor Yang melihat Tifanny Wen yang berdiri di sana bungkam. Rektor Yang mematung sebentar, dengan cepat langsung merenung

"Bagaimana kalau ganti tempat?" Dengan cepat rektor Yang berucap.

Tiba-tiba ekspresi marah menghilang dari wajah rektor Yang, malah berganti dengan tatapan dingin melirik Hendra Wang.

Walaupun rektor Yang tidak paham dengan jalan ceritanya, tetapi ini Tifanny Wen... apakah wanita itu butih memakai cara sensional?

Hehe! Lucu sekali!

Apakah Tifanny Wen masih perlu cara bodoh seperti ini agar mendapatkan perhatian orang lain? Tuan Mu yang berdiri di belakang rektor Yang, saat ini pria itu dikomentari publik sebagai kekasih dari Tifanny Wen.

"Uhuk... uhuk... kita ganti tempat saja."

Di belakang, sutradara Ken tidak memperdulikan suara mahasiswi yang berteriak keras ketika melihatnya tiba. Setelah melihat kondisi lobi ruang siaran, tanpa banyak memperhatikan dan juga tidak mengucapkan urutan tesnya.

Hanya saja tatapan sutradara Ken... pria itu melirik sekilas ke arah Tifanny Wen.

Saat ini baru sutradara Ken berjalan menghampiri, lagipula karena waktu tes yang semula direncanakan belum tiba saatnya.

"Aduh, kotor sekali. Ya Tuhan."

Lanny yang berada di samping, setelah melihat kondisi ruangan juga berteriak terkejut.

Hanya saja pada suara Lanny tidak ada nada mengejek. Wanita itu hanya tanpa sadar berteriak.

Setelahnya, seperti teringat hal lucu, Lanny menahan tawanya, tatapan wanita itu seperti tidak melihat ke arah Tifanny Wen.

Setelahnya Lanny memutar tubuhnya, menatap ke arah Yansen Mu, "Itu... Yansen, coba kamu lihat, bukankah sangat kotor?"

Tentu saja saat ini Yansen Mu juga melihat kondisi ruangan yang sangat kotor.

Yansen Mu mengernyit, tidak ada komentar apapun. Hanya saja pria itu tiba-tiba melangkah masuk ke dalam lalu berkata: "Kita tidak berganti tempat. Di sini saja tesnya."

Ketika semua orang baru sadar, mereka sudah melihat tuan Mu saat ini melangkah masuk ke ruang siaran yang sangat kotor.

Dan Tiara Han yang berada di dalam gerombolan, entah kenapa dirinya merasa punggungnya dingin. Dirinya... menggigil.

"Ha? Di sini?"

Beberapa mahasiswi langsung terkejut dan ragu.

Tidak mungkin kan tuan Mu ini tidak takut kotor?

Dan juga sekolah ini begitu besar, saat ini juga bisa mengatur tempat lain untuk tes.

"Itu... tuan Mu, sebenarnya lebih mudah kalau berganti tempat." Hendra Wang berpikir Yansen Mu takut akan merepotkan.

"Di sini saja." Ucap Yansen Mu.

Nada suaranya dingin sekali.

Beberapa orang yang awalnya melihat Yansen Mu dengan tergila-gila, tiba-tiba... menjadi tidak berani menatap pria itu.

Terkait beberapa mahasiswi kelas bahasa internasional, saat melihat Yansen Mu, sudah sedari awal mereka terkejut sampai rasanya dagu mereka akan jatuh.

Tu... tuan... Mu?

Kenapa pria ini mirip sekali dengan instruktur menakutkan waktu pelatihan militer?

Tentu saja mereka tidak berani bertanya. Saat ini, satu persatu tatapan beralih ke Lanny dan sutradara Ken, ingin tahu maksud mereka.

"Eee...." wajah sutradara Ken tampak bingung.

Kenapa tuan Mu sepanjang sore ini merasa tidak senang?

Dan pria itu... sungguh ingin melakukan tes di sini?

Sutradara Ken selalu merasa linglung.

Tetapi sutradara Ken juga mengikuti langkah Yansen Mu, masuk ke dalam lalu berkata: "Ya, di sini saja. Asal dirapikan, sudah oke. Masalah tempat tidak terlalu penting."

"Aku juga merasa di sini oke. Sangat bagus, aku sangat puas." Lanny yang tidak mengeluh, berjalan masuk ke dalam dengan perasaan senang. Wanita itu selalu tersenyum, entah hal lucu apa yang sedang wanita itu pikirkan.

"Cepat bersihkan tempat ini." Begitu melihat kondisinya, Hendra Wang langsung mendengus dingin ke Tifanny Wen: "Kamu yang membuatnya kacau. Aku beri lima menit untuk membersihkan tempat ini."

Hendra Wang menganggap aura dingin Yansen Mu yang tiba-tiba karena tempatnya kotor.

Tiga orang di sini, tidak bisa dibuat kesal.

Dan rektor Yang yang berada di samping, begitu mendengar ucapan Hendra Wang, rektor Yang sudah keringat dingin.

Ya Tuhan...

Dirinya sudah merasakan aura membunuh!

Hendra Wang ini, berani memaki orang kesayangan Yansen Mu di depannya langsung? Dia tidak mau hidup lagi?

"Pak Wang, aku jelaskan secara jelas. Aku sudah membersihkannya secara bersih. Dan kenapa bisa kotor lagi... aku pikir akan ada hasilnya kalau kita melihat kamera pengawas sekolah." Tifanny Wen akhirnya membalas.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu