Cinta Setelah Menikah - Bab 151 Suami Pelatih Tifanny Wen (1)

“bawa aku.”

Gina Jing memang orang yang cerewet, Tifanny Wen belum mengatakan apa pun, dia sudah berbicara panjang lebar.

Tifanny Wen memijat kepalanya, tiba – tiba merasa sedikit pusing. Dia tidak mungkin begitu beruntung, Bertemu dengan teman sekamar yang cerewet bukan.

Hanya saja….ini Latihan militer bukan? Ketahanan tubuhnya masih oke, latihan militer, bukanlah sesuatu yang harus di khawatirkan.

Masuk sekolah tahun pertama, murid baru universitas Nanqiong wajib mengikuti latihan militer. Sedangkan masa latihan milter pulau Nanqiong adalah satu bulan. Dan latihannya lebih ketat.

Hanya saja, bagi Tifanny Wen yang sering syuting adegan pertengkaran, memang tidak terlalu ada masalah, sedangkan saat sore, mengganti pakaian militernya, Tifanny Wen merasa dirinya terlalu percaya diri, sehingga termakan omongannya sendiri. Karena nasibnya sangat buruk, tiba - tiba… dia datang bulan.

Sial!

Datang bulan?

Tifanny Wen benar – benar ingin menangis. Bukankah dia benar – benar sial? Dia benar – benar ingat ini bukan waktunya dia datang bulan. Jangan – jangan karena dia datang ke pulau Nanqiong, mengakibatkan perutnya tidak puas?

“Gina Jing? Apakah kamu punya itu?” Tifanny Wen dengan pasrah menyadari, karena mengira Beberapa hari ini dia tidak akan datang bulan, jadi dia tidak mempersiapkannya.

“tidak ada. Apakah kamu sudah datang? Aku masih ada setengah bulan, jadi tidak mempersiapkannya.”

Gina Jing yang baru saja mengganti pakaian militernya berkata: “nanti siang sudah mulai militer, jam 2.30 berkumpul di lapangan, tapi sekarang sudah jam 2.10, Tifanny ku, jangan bilang sekarang kamu benar – benar datang bulan. Oh Tuhan, aku rasa jika pergi beli sekarang tidak akan keburu. Karena dari dorm ke supermarket sekolah jaraknya cukup jauh.”

Gina Jing melihat jam tangannya, tiba – tiba menyadari permasalahan yang serius. Iya iya, sekarang memang terjepit di antara membeli keperluan datang bulan dan waktu.

Tifanny Wen juga pasrah, dia juga tidak tahu mengapa begitu, mengapa nasibnya begitu sial. Dia melihat waktu, berpikir mengapa dia tidak membawa keperluan haid. Jadi, sudah pasti dia akan terlambat.

Tifanny Wen bersiap untuk menyuruh Gina Jing pergi latihan militer sendiri. Dan dia pergi membeli keperluan haid, sedangkan, saat dia baru mau keluar, Gina Jing dengan buru – buru berkata, “Tifanny ku, tunggu sebentar, aku akan segera ke supermarket sekolah untuk membelikanmu pembalut. Sudahlah, biarkan saja, aku akan mati bersamamu, telat ya telat. Hanya saja nanti kamu harus mentraktirku. Aku ini tidak akan membantu orang, jika membantu, harus di traktir makan besar. Melihat pakaianmu pasti anak Keluarga orang kaya, mentraktirku tidak masalah bukan.”

Sambil berbicara, suaranya terdengar semakin menjauh. Menunggu Tifanny Wen melihat ke arah pintu, orangnya sudah pergi.

Tifanny Wen mengerutkan dahi, sedikit kaget. Aduh, lumayan setia. Hanya saja… sedikit cerewet.

Hanya saja Tifanny Wen merasa dirinya terhadap sifat orang yang dia rasa lumayan ini penilaiannya terlalu cepat.

Karena Gina Jing membeli kebutuhan haid, membutuhkan waktu… 30 menit.

Tifanny Wen menunggu di kamar selama 30 menit, benar – benar tidak bisa menahan diri, menebak apakah Gina Jing sudah pergi ke latihan militer sendiri, melupakan titipannya, tiba – tiba dia terdengar suara pintu terbuka, Gina Jing menerobos masuk.

Orang itu memberikan pembalut kepadanya, lalu berkata: “itu… tadi aku tersesat, berputar – putar dan tidak menemukan dorm kita, jadi sedikit memakan waktu. Hahah maaf ya… hanya saja kamu tidak usah panik, lagi pula kita sudah terlambat, telat satu menit juga sudah terlanjut telat. Meskipun aku adalah orang lokal Nanqiong, tapi aku tidak pernah ke universitas ini, jadi aku tidak mengenal jalan. Oh ya, apakah saat kamu datang bulan merasakan sakit? Perlukah aku membuatkan minuman jahe gula merah untukmu? Sudahlah aku lihat wajahmu tidak terlalu baik, aku buatkan untukmu.”

Tersesat?

Tifanny Wen benar – benar tidak tahu harus berkata apa. Mengambil pembalut yang susah payah di dapatkan, benar – benar tidak tahu harus menangis atau tertawa. Jika sejak awal sudah tahu seperti ini dia akan membelinya sendiri, pasti akan lebih cepat. Bukankah orang ini adalah orang local? Bukankah dia sangat mengenal Nanqiong? Bisa telat seperti ini?

Hanya saja dia juga berniat baik. Mengalami hal terlambat seperti ini, dia juga punya teman… meskipun berpikir seperti ini sedikit tidak tahu malu.

Tifanny Wen dengan tidak enak hati batuk kecil. Setelah memakai pembalut, dan mengganti pakaian, dia mengikuti teman sekamarnya yang cerewet itu dan berlari menuju lapangan.

“itu. Tifanny, kita mungkin akan habis. Aku di sini mengenal satu teman, dia juga teman sekelas kita. Tadi saat mereka latihan ada istirahat 5 menit. Dia menggunakan waktu istirahatnya untuk mengirimiku pesan, katanya di kelas kita juga ada dua orang yang terlambat. Tapi pelatih itu sangat galak, menghukum kedua perempuan yang telat itu dengan push up 50 kali dan lari lapangan 15 putaran. Oh Tuhan. Push up 50 kali dan lari lapangan. Bagaimana ini, kita lebih telat daripada dua perempuan ini, nanti mungkin akan dikerjai sampai habis.”

Gina Jing sambil berlari sambil berkata: “menurutmu apakah pelatih itu sangat brengsek. Berani – beraninya melatih perempuan dengan cara seperti itu, dia pasti tidak punya istri di Rumah.”

Latihan militer universitas Nanqiong sangat ketat. Di hukum saat terlambat adalah hal yang pasti.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu