Cinta Setelah Menikah - Bab 179 Sangat Merindukanmu (1)

Menurutinya?

Saat Tifanny Wen sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu: “Tok tok tok............”

“Apa didalam ada orang? buka pintunya. Untuk apa mengunci pintu depan?” di luar toilet, wanita itu kembali berbicara.

Tifanny Wen: ...................

“Sudahlah. Aku tanya pada pelayan saja.” ucap wanita yang ada di luar toilet.

Kemudian, Tifanny Wen dan Yansen Mu mendengar suara sepatu hak tinggi dari kejauhan ‘tok tok tok’.

Pelayan?

Tifanny Wen menundukkan kepala melihat gaunnya yang sudah dibuka oleh Yansen Mu, lalu memikirkan sebentar lagi jika pelayan datang membawa kunci dan sebagainya untuk membuka pintu, kemudian melihat dirinya seperti ini, maka dia..........mungkin akan diingat oleh pemilik kedai teh ini, kemudian dijadikan sebagai topik perbincangan dari komentar mereka setelah selesai makan malam.

“Nanti aku akan menjelaskan semuanya padamu, ok?” Tifanny Wen tidak berdaya, dia mengedipkan mata seolah merayunya, lalu berkata dengan lembut, “Hari ini kita harus kembali terlebih dulu, kembali terlebih dulu, ok?”

“Tidak.” pada akhirnya Yansen Mu bisa menebak pikiran Tifanny Wen.

Membujuk dia? dia tidak akan bisa terbujuk dengan rayuannya ini.

“Sanggupi perintahku, hentikan tindakanmu ini.” ucap Yansen Mu.

Ekspresi wajahnya seolah mengisyaratkan bahwa jika dia tidak menghentikan tindakannya, maka hari ini dia tidak akan melepaskan disini.

Tifanny Wen sangat khawatir, dia memikirkan bagaimana jika pelayan itu melihat kondisi seperti ini, jaminan rencana dia pasti akan gagal. Apalagi, pelayan itu barusan melihat dia, dan statusnya sebagai kekasih Aldric Long saat dia masuk ke tempat ini. Jika ketahuan oleh pelayan, maka status dia sebagai“kekasih Aldric Long”, biarpun itu palsu, sepertinya juga akan sulit menyelesaikannya. Beberapa orang di keluarga Long sedang menunggu mencari para mata-mata yang menjadi target kakak kelasnya.

Tetapi semakin dia khawatir, dia semakin menyadari bahwa kondisinya semakin tidak mudah optimis. Karena orang ini tidak hanya menahan dia, tetapi juga semakin menekan dia ke balik pintu, ciuman mesranya ini bagai hujan yang jatuh ke lehernya, seolah menggigit setiap bagian otot yang ada di tubuhnya. Tubuh Tifanny Wen gemetar dengan sangat dahsyat, ingin mendorong satu tangannya yang menahan dia dengan erat ini, tetapi dia tidak bisa, dia juga tidak bisa menggerakkan tangan satunya yang menekan dadanya. Kemampuan mencium pria ini sekarang terlihat sangat memiliki kemajuan, Tifanny Wen merasa tubuhnya begitu lemah seolah mencair seperti air karena perbuatan Yansen Mu ini. Satu tangan pria ini saat ini sudah meraba ke bagian tubuhnya, dia merabanya tanpa mempedulikan sekelilingnya.

Tifanny Wen merasa malu hingga wajah dan telinganya memerah, dia menggigit gigi, pada akhirnya dia tidak dapat menahan rasa ingin memarahinya dengan suara pelan, “Brengsek!”

Saat ini, tidak jauh dari tempat mereka, sudah terdengar suara kaki yang berjalan mendekat.

Meskipun jaraknya sangat jauh dan suaranya sangat pelan, tetapi Tifanny Wen dan Yansen Mu bisa mendengarnya.

Telinga Tifanny Wen terasa hangat, keningnya mulai mengeluarkan keringat, kemudian suara langkah kaki orang itu sudah tidak terdengar lagi, jari tangannya perlahan-lahan menarik, gaun Tifanny Wen sudah sepenuhnya jatuh ke bawah. Saat Tifanny Wen merasa tubuhnya menggigil, dia pun mengerti sepenuhnya bahwa pria ini benar-benar tidak ingin membuat dia terbiasa lagi!

Dia mengatakannya dengan sangat bersungguh-sungguh! Tifanny Wen harus menghentikan tindakannya.

Tidak peduli apapun alasannya, dia tidak akan setuju!

Jika tidak, dia tidak akan peduli jika semua orang mengetahui hubungan dia dengannya.

“Katakan pada Aldric bahwa kamu ingin memutuskan hubungan kerjasama diantara kalian, maka aku akan melepaskanmu.”

Saat ini, Yansen Mu mengatakan kalimat itu.

Dia masih tidak ingin membuat dia kesulitan untuk menanggungnya.

“Tetapi...........” Tifanny Wen masih tidak menyerah.

Hal yang dia sanggupi, bagaimana mungkin sekarang dia menyerah begitu saja?

Maka dia nantinya bagaimana menjelaskan ini pada Tutor Aston.

Alis Yansen Mu lurus dalam satu garis, dia menggigit gigi, “Kalau begitu mau dibuat lebih keras lagi? agar membuat semua orang tahu bahwa kekasih Tuan muda Long bersama seseorang didalam toilet.................”

“Tidak.” Tifanny Wen sangat mengerti didalam hatinya jika informasi ini tersebar keluar, maka dia tidak hanya kehilangan kesempatannya, tetapi juga berpengaruh pada nama baik Febby Wen.

Tetapi dia tahu bahwa sikap Yansen Mu tidak begitu baik, dia tidak akan peduli dengan Febby Wen.

Lagipula, jika dia ingin membongkar identitasnya, bisa dijamin bahwa dia hanya membongkar informasi ini, dan tidak mengijinkan wajahnya tersorot.

Tifanny Wen sekarang mengaku sepenuhnya bahwa jika pria ini ingin berkelahi dengannya, Tifanny Wen tidak akan bisa mengalahkan dia satu ujung jari pun.

“Hah............” saat ini, setelah dia mengatakan kalimat “Dibuat lebih keras”, jari tangannya yang ada di tubuhnya itu menikam dengan sekuat tenaga, Tifanny Wen merasa sangat kesakitan hingga mengeluarkan suara bergumam seketika itu juga. Meskipun dia berusaha menutup mulutnya, tetapi dia mengerti bahwa Yansen Mu sangat bersungguh-sungguh.

“Tok tok tok................”

Sedangkan pada saat ini, suara langkah kaki itu terdengar semakin dekat. Tifanny Wen dan Yansen Mu bahkan mendengar suara langkah kaki seseorang yang ada di lorong pada bagian luar toilet.

Gigi Tifanny Wen merata dengan sejajar, dia berusaha menelan kembali suaranya yang seolah malu, tiba-tiba menempel ke Yansen Mu, berkata: “Jangan mempermalukan aku, kita bicarakan lagi setelah pergi dari sini, ok. Setelah pergi dari sini, aku akan menuruti semua perintahmu, ok? Yansen, kamu lepaskan aku dulu.”

Yansen Mu terdiam.

“Yansen, kamu ijinkan aku kali ini saja.” Tifanny Wen menghentakkan kaki, pertama kalinya dia menggunakan cara yang bengis dan memalukan untuk bercumbu dengan wanita ini. Setelah Tifanny Wen mengatakan kalimat itu...........dirinya langsung gemetar. Tetapi entah kenapa, di hadapan pria ini, saat dia khawatir, dia bisa mengeluarkan ucapannya dengan sangat alami, “Lagipula, kita sudah 1 bulan tidak melakukan ini. Aku.......tidak ingin disini. Yansen, aku hari ini tidak tinggal di sekolah, aku pulang bersamamu.”

“Yansen, apa kamu tidak merindukan aku? apa mungkin kamu ingin melakukan itu di tempat seperti ini? pokoknya, aku tidak menyukai tempat ini.”

“Kita kembali saja dulu, ok?”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu