Cinta Setelah Menikah - Bab 75 Telepon Ke Seorang Lelaki, Katakan Aku Cinta Padamu... (1)

Berbicara sampai Kevin Qin, semua orang menantikannya.

Tifanny Wen tidak banyak berpikir, lalu menjawab: “pertanyaan ini, tidak berapa lama lagi, kalian pasti akan tahu jawabannya. Lagi pula, aku juga tidak takut.”

Masalah Kevin Qin masuk penjara, sampai waktunya nanti, pasti akan bocor….

Lagi pula, memang kenyataannya kalau dia melanggar hukum.

Luna melihatnya berbicara dengan terus terang. Hanya saja, jawaban Tifanny Wen, membuktikan kalau untuk sementara dia tidak akan membocorkan apa pun, setelah di pikir – pikir, masih mengalihkan topik pembicaraan, selanjutnya, dengan tersenyum menanyakan pertanyaan yang lebih serius: “Tifanny, karena sudah kembali ke dunia entertainment, terhadap perkembangan ke depan, apakah kamu mempunyai rencana ke depan, rencana kerja mu?”

“perusahaan kami berencana untuk membuat film sendiri, namanya , akan menjadi film kedua setelah aku kembali ke dunia entertainment.” Tifanny Wen masih menggunakan kesempatan ini untuk promosi filmnya.

Wawancara sampai sini, yang harusnya di gosipkan, semuanya sudah di gosip kan.

Luna mengeluarkan senyuman misteriusnya, langsung berkata: “sudah wawancara sampai sini, hanya saja, selanjutnya, kita masih ada satu permainan. Tifanny sebelumnya pernah mengerti acara kami? Di acara kami, ada babak wawancara dan babak permainan.”

Luna mulai berbicara.

Mengenai permainan….

Di acara wawancara ini, biasanya tidak ada.

Sedangkan justru ada permainan, ini juga adalah inti dari acara.

Karena permainan dalam acara ini…. Sangat special, dan bisa dijadikan gosip.

“pernah dengar.” Tifanny Wen berkata.

“jadi seperti ini, permainan adalah acara kami, ditentukan lewat memilih undian.”

Luna tersenyum penuh makna.

Selanjutnya, dia segera mengambil satu kotak penuh kertas undian, memberinya ke Tifanny Wen, berkata: “disini ada 20 permainan, kamu ambil satu, mana yang di pilih, kamu akan memainkan permainan apa.”

Babak ini, memang ada dalam setiap acara ini.

Sedangkan, dalam setiap acaranya, memang permainannya berbeda – beda.

Hanya saja, bentuknya memang sama, dalam setiap permainan, pasti menjadi suatu gosip baru.

Misalnya seperti sekarang…

Tifanny Wen mengambil suatu kertas acak, saat di buka, tulisannya adalah “ telepon ke dua kontak pertama yang ada di ponselmu, lalu berkata kepada mereka ‘aku cinta padamu’.“

Tifanny Wen:……

“aduh duh duh, Tifanny Wen memilih permainan nomor 2.” Begitu Luna melihat kertasnya, matanya langsung bersinar, “Tifanny, jadi seperti ini, di permainan ini, kamu perlu menelepon ke dua kontak pertama laki – laki yang ada di ponselmu. Lalu saat kamu dan dia menelepon, tidak bisa memberi tahu kalau kamu ada di acara Luna ini, jika tidak itu melanggar peraturan. Setelah telepon di angkat, kamu perlu mengatakan: aku cinta padamu.”

Luna tersenyum, saat ini jangan di tebak betapa bahagianya dia.

Tifanny Wen ini, juga benar – benar “beruntung”.

Setelah mempunyai permainan ini, acara ini, pasti menjadi tontonan banyak orang.

“aaa, cepat telepon, cepat bilang aku cinta padamu.”

Tentu saja, permainan ini, memang sangat sesuai dengan minat penonton. Para penonton yang ada di tempat, juga tidak menahan diri untuk berteriak, sudah tidak sabar untuk melihat Tifanny Wen menelepon.

Telepon Tifanny Wen, saat ini sudah di ambil oleh tim acara.

Setelah itu, layar di belakangnya, sudah ada Beberapa kontak yang ada di ponselnya.

Saat ini mata penonton ikut bersinar.

Sangat gembira!

Kontak artis!

Ini bahkan tidak bisa di dapatkan oleh reporter mana pun.

Bagi para netizen, siapa yang tidak ingin mengerti kehidupan artis?

Suasana hati Tifanny Wen saat ini, memang sedikit kacau.

Alis matanya berkerut, melihat lelaki pertama yang ada di kontaknya, lalu suasana hatinya menjadi sedikit curiga.

“Tifanny, sudah saatnya menelepon.” Luna mengingatkan dari samping.

“telepon, ke kontak pertama….” Para penonton ikut berteriak.

Sedangkan, Tifanny Wen menatap layar telepon, tercengang Beberapa saat, juga tidak bisa menelepon orang ini.

Penampilannya yang dahulu, sangat jelas, tidak merasa bersalah, sama sekali tidak takut membocorkan apa pun.

Saat ini, perasaan sedikit bingung, tidak tahu harus bagaimana, juga sedikit rumit, membuat para penonton semakin ingin bergosip, semuanya menebak: kontak yang di namakan direktur ini, jangan – jangan… ada sesuatu?

Dia takut diketahui orang, jadi tidak berani menelepon?

Setelah di pikir, rasa penasarannya semakin besar, suara teriakannya semakin kencang. Tifanny Wen sudah menunda sekian lama, mereka merasa kalau Tifanny Wen pasti takut.

Sedangkan, saat perempuan ini menelepon, orang yang di telepon, juga sudah mengangkat telepon, saat lelaki itu mengeluarkan suara ‘halo’, tangan Tifanny Wen juga sudah bergetar, pandangannya melihat ke layar, suaranya bergetar mengatakan satu kata.

“ayah….”

Ayah….

Kata ini….

Terdengar sangat bergetar…..

Kata ini…..

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu