Cinta Setelah Menikah - Bab 223 Fanny, Pulang Tidak? (2)

Lalu, sudah tidak ada jawaban yang lain lagi.

“tuan, biar aku yang menyetir.” Aji kesal, tidak bisa menebak pemikiran tuannya.

“masuklah, tidak usah menyetir dulu, parkir saja.” Yansen Mu berkata.

Diamkan?

Aji membalikkan kepala, melihat Rumah sakit yang tidak jauh darinya, tiba – tiba tercengang. Hanya saja, dengan segera dapat mengerti.

Kalau di jalan ini, adalah jalan yang harus di lalui nyonya jika keluar dari Rumah sakit.

Apakah tuan, berpikir untuk menunggu nyonya.

Hanya saja, jika luka di badan tuan tidak segera di obati, maka akan sangat mudah terinfeksi. Dan darah di biarkan mengalir seperti in juga tidak bagus.

Di tambah lagi, dua hari ini tuan mengalami flu berat. Jika tidak melihat dokter lagi, bukankah…. Berbahaya!

Aji mengedipkan mata, ingin membujuknya. Tapi hatinya tahu, kalau ucapannya ini tidak berguna.

Sekarang, takutnya hanya keberadaan nyonya di sini yang bisa membujuk tuan.

Hanya saja, nyonya… sekarang masih marah.

Aji mengerutkan dahinya, membuka pintu mobil, duduk di kursi pengendara.

Yansen Mu berkata tidak usah menyetir, maka dia tidak menyetir.

Saat memiringkan kepala, Aji menyadari, Yansen Mu saat ini sedang memegang ponsel, dan layar ponselnya menyala, terlihat, layar dengan nomor telepon Tifanny Wen.

Hanya saja, jari lelaki itu ada di atas tombol melakukan panggilan, tapi tidak memencetnya.

Setiap kali, setelah sudah menekannya, tapi belum tersambung, lelaki itu langsung memutuskan panggilannya,

Jelas – jelas ingin menelepon, tapi karena suasana hatinya yang membuatnya bingung apakah harus menelepon atau tidak.

Aji yang melihatnya ikut merasa bingung.

Jika orang lain, pasti tidak akan mengerti suasana hati Yansen Mu sekarang. Tapi dia sudah mengikuti tuan begitu lama, seharusnya sudah termasuk mengenal Yansen Mu bukan.

Tuan ini…. Pasti sedang menyalahkan diri sendiri!

Jika dia tidak menyalahkan diri sendiri, sekarang pasti sudah menemui nyonya.

Hanya saja, menyalahkan diri?

Dari yang Aji lihat, tuan tidak melakukan kesalahan.

Cinta, sebenarnya apa?

Mengapa membuat suasana hati seseorang terpengaruh karena orang lain?

Aji menundukkan kepala berpikir, tiba – tiba mendengar suara Yansen Mu dari samping: “halo….”

Halo?

Aji memalingkan kepalanya. Baru menyadari, lelaki ini, hingga akhir tidak bisa menahan diri, dan tetap menelepon.

Yang membuat Aji terkejut adalah, telepon itu tersambung, Tifanny Wen yang di telepon, ternyata mengangkat telepon.

Ini…. Bukankah jika di drama perempuan tidak akan menjawab di saat seperti ini?

Aji sedang berkata dalam hati. Tidak berani melihat raut wajah Yansen Mu, hanya memanjangkan telinganya, jelas – jelas penasaran ingin mendengar percakapan mereka.

“Fanny…..”

Telepon sudah tersambung, tapi orang yang menerima telepon, Yansen Mu tidak berani orang itu adalah Tifanny Wen. Setelah mengatakan “halo”, lidahnya merasa kering, dia baru menyebutkan satu nama.

“halo.” Orang yang di telepon, terdengar suara perempuan.

Yaitu suara Tifanny Wen.

Orang yang mengangkat telepon, adalah dia!

Hati Yansen Mu bergetar, menegakkan tubuhnya. Di telinganya terdengar kata “iya” yang tidak asing, Yansen Mu menggumpalkan tangannya. Entah mengapa, jantungnya berdetak lebih cepat.

Dia menelan ludah, bibirnya sedikit terangkat, seakan ingin mengatakan sesuatu.

Orang yang di telepon, Tifanny Wen tiba – tiba membuka mulut, “tuan Mu, maaf, hari ini telah merepotkanmu.”

Suara perempuan itu, saat ini sangat tenang, “maaf karena aku yang tidak tahu diri. Mengira diriku adalah nyonya Mu, akan mendapat keamanan yang besar. Aku yang lupa. Aku seharusnya tahu, tentang identitas nyonya Mu ini, semuanya hanya berdasarkan perkataan tuan Mu saja. Jika tidak ada identitas ini, aku hanyalah Tifanny Wen, artis kecil biasa saja, tidak punya kemampuan dan tidak usah berlebihan.”

Ucapan perempuan itu, nadanya terdengar datar, seakan menceritakan keadaan biasa saja.

Dari suaranya ini, tidak bisa menebak suasana hati orang itu.

Yansen Mu tercengang, hatinya terguncang mendengar suara yang datar itu, “Fanny… bukan seperti itu.”

Dia lebih mengerti maksud Tifanny Wen ini dari orang lain.

Dia sedang menjelaskan. Dia berani memukul Queenie Si, berani berbuat masalah, berani sombong, berani sesuka – sukanya, karena mengingat perkataan lelaki ini kepadanya sebelumnya, lelaki itu berkata kepadanya, untuk mengingat identitasnya sebagai: nyonya Mu!

Saat itu, saat Tifanny Wen di jelek – jelekkan, lelaki itu bertanya padanya, mengapa tidak pernah menggunakan identitasnya sebagai “nyonya Mu”. mengapa tidak menggunakan keuntungan dari identitasnya ini?

Mengapa tidak pernah menganggap kalau ada lelaki ini di balik identitas Nyonya Mu?

Saat itu, lelaki itu menyalahkannya. Menyalahkan dia untuk menanggung semuanya sendiri, tidak pernah meminta lelaki itu menyelesaikan permasalahannya. Menyalahkan dia tidak menggunakan identitas nyonya Mu dan mendapatkan kemudahan, menyalahkannya karena takut merepotkan “tuan Mu”.

Sedangkan sekarang?

Dia sudah bersedia menggunakan identitasnya ini untuk berbuat seenaknya, jika tidak, hari ini juga tidak akan berani memukul artis terkenal itu.

Tapi hari ini perbuatan lelaki itu, memberi tahunya. Selama lelaki itu tidak berdiri di pihaknya, maka identitas nyonya Mu, tidak akan berguna!

Lelaki itu bahkan, melepaskan giok yang di buat lelaki itu untuknya sendiri.

Yansen Mu masih mengingat Beberapa hari yang lalu, Fanny pernah memberi tahunya, kalau giok itu, kalau perhiasan paling indah yang pernah dia temui.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu