Cinta Setelah Menikah - Bab 116 Tifanny Wen Pulang ke Rumah (1)

Dan saat itu kepergian Tifanny Wen dari rumah tidak lama, kemarahan Nelson Wen sama sekali belum mereda. Setelahnya Nelson Wen ingin membantu tapi tidak menemukan orang.

"Ini..." Nelson Wen menghembuskan napas, lalu kembali memperhatikan sekumpulan orang dan berkata: "Bu, ibu ke atas dulu saja. Tifanny sangat sibuk, mungkin ditunda karena beberapa hal."

Nenek Wen mendengus, tidak bersedia pergi. Nelson Wen masih ingin memberi saran lagi, tapi tiba-tiba ada rekan kerjasama bisnis yang berjalan ke arahnya. Terpaksa Nelson Wen memerintahkan pelayan mengurus nenek Wen dan dirinya pergi menyapa tamu.

"Direktur Wen, putri anda yang ini cantik sekali."

Di gerombolan para tamu, Febby Wen juga tidak merasa leluasa. Febby Wen mengikuti di belakang Nelson Wen dan mengobrol dengan para pebisnis yang datang untuk memberikan ucapan selamat.

Pesta ulang tahun Nelson Wen juga dirayakan seperti ini, tapi ini pertama kalinya dirayakan di kediaman keluarga Wen. Maka dari itu, ini pertama kalinya para tamu melihat putri dari keluarga Wen.

Tapi para tamu tahu bahwa Nelson Wen memiliki dua anak perempuan. Walaupun ada beberapa tamu yang tahu anak perempuan Nelson Wen yang lain, tapi juga ada beberapa tamu yang tidak tahu bertanya: "Direktur Wen, aku dengar anda memiliki dua orang putri. Kemana yang satunya lagi?"

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Nelson Wen mencari jawab asal-asalan, tapi tidak diduga, Febby Wen yang berada di sebelah menjawab, "Kakak akan segera sampai."

……

Di gerbang kediaman keluarga Wen.

Nyonya Yuni Yun mengenakan gaun tradisional panjang, rambutnya dikuncir ke atas, kakinya dibalut sepatu hak tinggi. Wanita itu berada di depan pintu masuk sambil menatap ke kejauhan dalam waktu lama.

Seringkali Yuni Yun mengusap-ngusap gelang permata di tangannya, berulang-ulang kali berjinjit menatap ke arah jauh. Hanya sayangnya dari awal sampai akhir dia tidak melihat tubuh seseorang yang dia ingin lihat.

"Nyonya, kembali saja. Mungkin nona besar tidak akan datang."

Pelayan yang berada di sebelah mengkhawatirkan nyonyanya, berdiri di samping menyarankan nyonyanya sambil menghela napas panjang.

Nyonya Wen mengabaikan, menundukkan kepala lalu berkata: "Watak Tifanny itu keras. Dia tidak akan berbicara demi kebaikan, jika dia bilang datang maka dia datang."

Selesai berkata, Yuni Yun mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba di depannya ada seorang pelayan yang mengarahkan seseorang berjalan ke depannya.

"Bibi."

Yansen Mu menginjakkan kakinya di depan pintu masuk kediaman keluarga Wen. Aji yang berada di belakang Yansen Mu langsung memberikan kado besar yang ditentengnya lalu berkata: "Tuan kami mengucapkan selamat ulang tahun kepada direktur Wen, semoga bahagia selalu, panjang umur, keluarga senantiasa bahagia dan semua hal yang dikerjakan berjalan lancar."

Bibi Lin termangu, melihat Yansen Mu sekilas, dia tak mengenal pria ini. Setelah tersadar kembali, bibi Lin tersenyum lalu menerima hadiah dari Aji lalu menjawab dengan kalimat yang sopan.

"Maaf karena terlambat, bibi." Ucap Yansen Mu dengan sopan dan meminta maaf sambil berjalan ke hadapan nyonya Wen

Nyonya Wen dan Nelson Wen sama-sama pernah bertemu dengan Yansen Mu, saat ini nyonya Wen terkejut lalu buru-buru berkata: "Yansen, ini... tidak terlambat, tidak. Jika pamanmu tahu kamu sendiri yang mengucapkan selamat, tentu beliau pasti akan senang sekali sampai sulit tertidur. Hanya saja, kenapa kamu tidak datang bersama kakek, nenek dan kedua orangtuamu?"

Nyonya Wen sangat terkejut. Hari ini kedua orangtua Yansen Mu serta kakek neneknya sudah dari awal sampai di lokasi acara.

Datang atau tidaknya Yansen Mu, hadiah dari keluarga Mu sudah dikirim kemari.

Nyonya Wen merasa bahwa hubungannya dengan Yansen Mu hanya sekedar 'pernah bertemu' saja. Tidak bisa dikatakan kalau mereka akrab, terlebih lagi dulu putrinya permah membuat hal yang mengecewakan tuan Yansen Mu. Malam ini tidak diduga pria ini membawakan hadiah! Sungguh sulit dibayangkan!

Nyonya Wen merasa ini agak menakutkan. Bahkan saat dirinya menyuruh Yansen Mu masuk ke dalam, jantungnya berdegup kencang.

Ada apa dengan putra dari keluarga Mu? Kenapa tiba-tiba menjadi hangat dan ramah?

Karena identitasnya sebagai anggota keluarga Mu, masalah dua tahun yang lalu dilakukan putrinya, harusnya Yansen Mu marah, itu baru hal yang benar.

Ketika nyonya Wen curiga, tiba-tiba di kepalanya teringat berita tentang hubungan Yansen Mu dan Tifanny Wen yang akrab. Berita mengatakan, karena anaknya mengenal putri keluarga Mu maka anaknya juga mengenal Yansen Mu. Nyonya Wen semakin lama semakin merasa curiga.

Hari ini putra dari keluarga Mu datang sendiri kemari bukan karena demi Tifanny Wen, kan?

Persoalan pernikahan... sampai sekarang pria itu belum membatalkannya.

Yansen Mu memperhatikan tatapan mata nyonya Wen, akhirnya Yansen Mu memilih tidak terburu-buru memberitahu. Hari ini ada banyak orang, bukan waktu yang tepat membuka masalah pernikahan.

Saat ini dia juga tidak masuk bersamaan dengan Tifanny Wen, juga alasan dia datang lebih awal kemari.

Nyonya Wen sendiri yang membawa Yansen Mu masuk ke dalam acara, menyebabkan nyonya Wen tidak lagi menunggu di depan gerbang. Nyonya Wen hanya memerintahkan bibi Wang menunggu di depan pintu masuk.

Beberapa saat kemudian, bibi Wang menghela napas, dalam hati berpikir bahwa hari ini nona besar tidak akan datang, tapi nyonya selalu tidak percaya.

"Ah.."

Setelah menghela napas panjang, bibi Wang tiba-tiba melihat mobil ferrari berwarna merah menyala berhenti di depan pintu masuk.

Pintu mobil dibuka, Helen Mu yang duduk di kursi kemudi menyembulkan kepalanya, "Halo! Aku adalah supir dari nona kalian!"

Di kursi belakang, Tifanny Wen dan Melly tanpa bersuara membuka pintu dan berjalan keluar.

Helen Mu turun dari mobil. Wanita itu masih memakai gaun yang sama. Tangannya menjinjing sebuah hadiah, lalu berjalan dengan meliuk-liuk ke depan bibi Wang dan memberikan hadiah tersebut, "Ini hadiah ulang tahun untuk paman Wen. Ini hadiah pribadi, jadi aku tidak perlu terlalu tertuju pada acara. Bibi bisa langsung memberikannya ke paman Wen."

Bibi Wang terkejut, menilai wanita cantik di hadapannya sebentar lalu berkata: "Maaf, nona siapa?"

Saat bertanya, tatapan bibi Wang terkejut dan antusias ke Tifanny Wen yang berada di belakang nona tersebut, "Nona akhirnya anda pulang? Semalaman nyonya menunggu anda di depan, tadi baru saja tuan Mu kemari dan nyonya Wen baru masuk ke dalam."

Bibi Wang sudah mengikuti keluarga Wen selama lima tahun, tentu mengenal Tifanny Wen. Bibi Wang yang tadinya tidak berharap, begitu melihat Tifanny Wen, bibi Wang tiba-tiba menjadi antusias.

Yang diucapkan nyonya benar, nona besar adalah orang yang kuat pendiriannya. Jika dia bilang bisa datang, tidak mungkin tidak akan datang.

Setelah mendengar Helen Mu memperkenalkan dirinya sebentar, bibi Wang langsung menyambut Tifanny Wen.

Tangan Tifanny Wen juga menjinjing sebuah kotak, memberikannya pada bibi Wang lalu berkata: "Dibanding dulu, bibi Wang sekarang terlihat lebih muda beberapa tahun."

Sudut bibir Tifanny Wen mengukir senyum dan wajahnya tenang.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu