Cinta Setelah Menikah - Bab 188 Tuan Mu terhadap Febby Wen...(2)

“Febby, sudah tidak ada kue lagi.” akhirnya Aldric Long tiba – tiba datang dan menghancurkan topik pembicaraan ini.

Saat ini Aldric Long sudah mengambil nampan ke depan Tifanny Wen, menaruh nampan itu, memberikan Tifanny Wen segelas air dan Beberapa cokelat, dia juga mengambil kopi untuk dirinya sendiri, berkata: “sudah tidak ada kue, hanya saja di dalam ada salad dan beberapa biscuit, dan Beberapa makanan pendamping ini, apakah ingin makan?”

Aldric Long sambil berbicara, menancapkan sedotan ke gelas Tifanny Wen, lalu memberikan tisu kepada Tifanny Wen, dan masih membantunya membukakan cokelat dan menaruhnya di piring perempuan itu, lalu masih menaruh sandal yang di ambil dari ruangan kecil ke sebelah kaki Tifanny Wen, berkata: “kamu pakai dulu, jangan telanjang kaki.”

Ketelitian ini…..

Membuat Lanny yang melihatnya merasa iri. Pacar yang sangat baik, merasa ketelitian ini sangat natural. Tidak seperti pacarnya itu.

Tifanny Wen memakai sandalnya, mungkin karena tadi hati kecilnya memarahi Yansen Mu yang membicarakan masalah kucingnya itu, dia jadi tidak fokus, jadi juga tidak memperhatikan gerakan kecil Aldric Long. Meskipun, dia memperhatikannya, juga tidak akan banyak berpikir. Karena Aston pernah berpesan kepadanya, kakak kelasnya Aldric Long ini meskipun punya banyak pikiran, tapi dia sangat lembut pengertian dan sabar, biasanya makan bersamanya dia juga akan dengan sabar membantu kakeknya memilih duri ikan.

Dari apa yang Tifanny Wen lihat, sifat Aldric Long memang seperti ini. Bukan hanya pada dirinya saja.

Hanya saja…..

Yansen Mu yang sedang memegang garpu dan pisau, sesaat berhenti.

“tidak usah. Tidak ingin makan makanan itu.”

Tifanny Wen membalas Aldric Long. Meskipun dia tidak fokus, tapi kalimatnya yang “tidak ada kue” itu dia sudah mendengarnya. Tifanny Wen saat ini tidak tertarik kepada makanan yang di sebutkannya, maka dia menggelengkan kepala, sedangkan Aldric Long sekarang baru duduk, melihat perempuan itu dan berkata: “jika ingin makan kue, nanti setelah pergi dari sini, aku akan membawamu ke toko kue yang enak.”

Tifanny Wen menganggukkan kepala, dia memang ingin makan kue.

Akhirnya detik selanjutnya.

Tifanny Wen menyadari di depannya bertambah satu piring. Di piring itu, ada kue yang sudah di potong sebagian. Begitu di lihat, ternyata Yansen Mu yang memberikan piring itu ke depannya.

“jika nona Febby tidak permasalahkan, bisa makan punyaku ini.”

Yansen Mu tidak melihat Tifanny Wen, juga entah sedang melihat ke arah mana.

Tapi kalimatnya, di ucapkan untuk Tifanny Wen.

Lanny:…..

Aldric Long:….

Kedua orang ini, melihat Yansen Mu dengan tatapan seperti habis melihat hantu, Lanny termasuk teman baik Yansen Mu dari kecil, dia sangat tahu sifat Yansen Mu ini. Lelaki ini…. Bisa melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan dirinya? masih memberikan kuenya?

Tadi dia masih ingat saat di depan kulkas dan mengambil kue, dia masih mengeluh kalau kuenya terlalu sedikit.

Ini sekarang, dia baru makan Beberapa suap, langsung memberikan kepada nona Febby ini?

Mengenai Aldric Long, meskipun dia tidak pernah berteman dengan Yansen Mu, tapi dia pernah mencari tahu tentang direktur Mu Sentrum Grup, di tambah lagi sebelumnya dia pernah berkenalan dengan lelaki ini, dia selalu merasa kalau tuan Mu ini jika dia tidak akrab denganmu maka dia malas untuk menghiraukanmu, bahkan jika tidak ada urusan perkerjaan saja tatapannya seperti tidak ingin menghiraukanmu. Sekarang justru bisa memberikan kuenya kepada perempuan?

Dan, ini masih kue yang sudah dia makan.

“kamu sudah tidak mau? ” Tifanny Wen bertanya kepada Yansen Mu.

“tidak enak! Terlalu manis! Tidak ingin memakannya.” Yansen Mu menjawab.

Lanny sesaat terdiam. Karena sebelumnya saat hanya ada mereka berdua, lelaki ini jelas – jelas masih berkata kalau kue ini tidak terlalu manis, lebih enak dari kue yang lain.

Tifanny Wen menundukkan kepala, dan memakan sesuap, tidak merasa terlalu manis dan tidak enak. Hanya saja kue ini, memang sedikit besar. Dia tidak bisa memakannya, makan bertanya kepada Aldric Long apakah dia mau, melihat dia menganggukkan kepala dan mengatakan kalau dia tidak suka makanan manis, lalu dia memotong setengah dan di berikan kepada Yansen Mu, berkata: “Tuan Mu, aku tidak bisa makan begitu banyak.”

Dia tidak memberikannya kepada Lanny, karena di piringnya masih ada satu.

Akhirnya Lanny menyadari, saat Tifanny Wen memotong kue kepada Yansen Mu, orang yang tadi masih mengatakan “tidak enak! Terlalu manis! Tidak ingin memakannya.”, saat ini sudah menggerakkan garpunya, dan, memakannya dengan cepat, tidak lama kemudian kue yang di berikan Tifanny Wen sudah di lahap hingga habis.

Sedangkan di piring Tifanny Wen ada Beberapa potong cokelat, dia juga tidak bertanya, langsung membagikan satu kepada setiap orang.

Akhirnya, Lanny menyadari Yansen Mu juga memakan habis coklat itu.

Maka….

Dia ingat, Yansen Mu tidak pernah memakan coklat. Sedangkan tadi saat di depan kulkas dia masih bertanya kepada lelaki ini apakah mau mengambil coklat, bukankah lelaki ini berkata kalau begitu melihat coklat dan mencium baunya membuatnya ingin muntah?

Ini yang di namakan ingin muntah? Coklat yang begitu besar, dia bahkan menghabiskannya dalam dua suap bahkan tidak mengerutkan dahinya?

Lanny yang melihatnya merasa tercengang, lalu…. Pandangannya dengan curiga melihat ke arah Tifanny Wen. Yansen tidak mungkin…..

Aldric Long yang ada di sebelah melihat Yansen Mu yang mengosongkan piring, teringat dia membagikan kue kepada Tifanny Wen, masih mengatakan kue ini terlalu manis tapi jelas – jelas menghabiskan kue pemberian Tifanny Wen, pandangannya terlihat curiga.

Tuan Mu ini, tidak mungkin terhadap Febby Wen …….

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu