Cinta Setelah Menikah - Bab 228 Merespons Sedikit, Bisa Tidak? (2)

Tifanny Wen sekarang menganut prinsip tidak perhitungan dengan orang sakit, dia menjadi sabar, juga tidak berpikir hal lain, hanya dengan bingung melihat Yansen Mu dari atas hingga bawah, berpikir apakah di badan lelaki ini masih ada luka lain?

Siapa yang terpikirkan, saat ini tangan lelaki ini bergerak.

Tifanny Wen tiba – tiba merasa tangannya yang satu di pegang oleh tangan lelaki itu, tiba – tiba di pegang oleh lelaki itu dengan erat ke suatu area. Hati Tifanny Wen menciut, ingin menarik tangannya, tapi lelaki itu menggunakan tenaga dan tidak ingin melepaskannya.

Tangan yang dia gunakan untuk memegang tangan Tifanny Wen, adalah tangan yang sedang di tancap jarum infus. Tifanny Wen melihatnya dengan terkejut, melihat dia menggunakan tenaga, langsung tidak bergerak lagi. takut jika dia memberontak, maka lelaki ini tidak akan mengendalikan tenaganya, menyebabkan arus balik perdarahan pembuluh darah dan sebagainya.

“sudah gila, jangan menggerakkan tanganmu sembarangan.” Tifanny Wen menyalahkannya.

Sedangkan tangannya, juga tidak bergerak sembarangan agar lelaki itu tidak menggunakan tenaga.

Hanya saja saat ini, dia justru tahu tempat apa yang di bilang lelaki itu “tidak nyaman”. Tifanny Wen sekarang malu kesal tapi tidak tahu harus berbuat apa – apa. Malu karena kehangatan yang di rasakan telapak tangannya, kesal karena….. apakah lelaki ini tidak tahu suasana hatinya sedang tidak baik? Tidak tahu harus berbuat apa karena….

Dia tidak bisa memberontak, takut jika dia memberontak, lelaki itu akan menggenggamnya dengan tenaga.

Sedangkan, dia tidak memberontak justru membuat lelaki ini semakin sembarangan. Tangan yang satu lagi sudah menuju ke pinggang Tifanny Wen. Tifanny Wen memberontak sesaat, masih hasil yang seperti itu. begitu dia memberontak, lelaki itu akan menggunakan tenaga. Tifanny Wen justru khawatir luka di pundaknya akan kembali terbuka. Maka luka yang tadi di bungkus akan sia – sia. Maka dia semakin tidak berani bergerak.

Karena jika dia tenang dan menurut, lelaki itu juga akan ikut “tenang”.

Maka, akhirnya saat ini dia sudah masuk dalam pelukan lelaki itu, tangannya masih berada di area yang tadi.

Tifanny Wen hanya bisa menahan amarahnya.

“Fanny…”

Lelaki itu bahkan tidak sadar kalau dia sudah membuat perempuan ini marah, justru senang karena perempuan ini berhati – hati agar tidak membiarkannya menggunakan banyak tenaga. Bibirnya tersenyum, Lalu dia menundukkan kepalanya dan menempelkan bibirnya di pipinya.

Tifanny Wen saat ini di peluknya, tentu saja tidak bisa bergerak. Saat ingin memberitahu lelaki itu kalau dia tidak suka kepada lelaki itu melalui tatapannya, lelaki itu justru dengan serak, mengatakan: “Fanny, aku sakit di mana – mana..”

Suara lelaki itu, terdengar tidak nyaman, seperti anak kecil yang meminta permen,”Fanny, jangan marah ya?”

Dalam suara itu, terdengar sedikit memohon.

Tifanny Wen tercengang.

Ucapan ini?

Yang dia maksud adalah mengenai sikapnya yang sembarangan ini, atau masalah giok malam ini?

Hanya memikirkannya, Tifanny Wen tiba-tiba merasa bahwa sentuhan di wajahnya telah pindah ke bibirnya. Pada saat bersamaan, kekuatan di pinggangnya juga mengencang. Tiba-tiba dadanya menabrak dada pria itu tanpa celah. Tifanny Wen merasa dia tiba-tiba kehilangan kebebasannya, bahkan dia saja tidak bisa mengendalikan napasnya. Seperti dirinya di ditelan oleh seorang pria. Pada saat yang sama, dia juga merasakan tangannya masuk ke suatu sisi. Saat dia tersadar, pemikirannya masih sama seperti sebelumnya, Dia tidak tega juga merasa kasihan, Dia tidak bisa melepaskan diri, dan marah dan tidak terima.

Iya! Tidak terima! Meskipun dia tahu masalah malam ini dengan jelas, dia juga tidak bisa menyalahkan tuan Mu. tapi hati kecilnya masih tetap tidak nyaman dengan suasana hatinya ini.

Tapi, suasana hati Yansen Mu saat ini, sepertinya jika di bandingkan saat di mobil, sudah lebih baik.

Apakah dia demam?

Iya!

Tapi dia tetap rasional.

Dia jelas tahu apa yang dia lakukan malam ini. Tahu tentang kenyataan pelukannya ini.

Mengenai sebelumnya, tidak mau di obati?

Yansen Mu mau tidak mau harus mengakui, kalau tadi dia memang kekanak – kanakan.

Tapi dia juga mengakui, kalau tadi, bukan semena – mena karena suasana hatinya.

Saat itu dia…. Punya pemikiran bodoh yang tidak bisa di mengerti orang lain.

Yaitu tidak ingin di obati!

Justru semakin parah semakin bagus!

Tunggu setelah besok pagi, dia sakit parah dan tidak perlu keluar Rumah! Dengan begini, semua hal dapat di tunda dahulu.

Dan lagi…. beristirahat di Rumah, perempuan ini se marah apa pun, juga tidak akan tidak mungkin tidak balik melihatnya!

Iya! Saat itu dia berpikir jika sakit maka akan lebih bagus. Berharap di jaga oleh seseorang.

Yang aneh adalah, harapan ini, datang begitu cepat.

Aji si brengsek itu, malam ini sudah memanggilnya kembali!

Mengenai ini, Yansen Mu sedikit senang, tapi juga kasihan. Dia sebenarnya merasa kasihan karena perempuan ini tidak bisa beristirahat.

Sekarang, selama perempuan ini ada di sini maka sudah bagus. Nafsu yang dia pikirkan adalah bagaimana menyiksa perempuan ini.

Dia sakit, tidak berbohong! Selain badannya, yang paling sakit adalah, hatinya. Perempuan ini menjauh, sudah menyiksanya. Meskipun sekarang…. Dia sedikit senang karena perempuan ini tidak berani bergerak karena takut dia terlalu menggunakan tenaga, tapi, semakin dia menciumnya, justru merasa hanya dirinya saja.

Tidak ada balasan apa pun, bahkan, saat bibir perempuan ini seidkit dingin, Yansen Mu dapat merasakannya, suasana hatinya juga menjadi sedikit kesal!

Kesal hingga, dia tidak menahan diri untuk menggigit perempuan ini, Tangannya memegang tangan perempuan itu menggerakkannya di tubuhnya sendiri, hatinya sedikit tidak sabar menantikan agar perempuan ini, bisa merespon sedikit!

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu