Cinta Setelah Menikah - Bab 113 Dibuat Berdegup (1)

Helen Mu dibuat marah sampai wanita itu ingin memaki Edwin Rong, tapi makian tersebut langsung membuat Helen Mu terdiam begitu ingatan liburan satu tahun yang lalu muncul di dalam kepalanya. Ketika Helen Mu mengunjungi suatu sekolah di luar negeri, suatu malam Helen Mu sedikit minum alkohol yang mana hal itu berujung dengan Edwin Rong yang hampir melakukan hal bejat padanya.

"Pfttt..." Edwin Rong tertawa pelan, "Bukankah aku juga tidak melakukan apa-apa? Tapi sebenarnya malam ini kita bisa melanjutkan hal yang tidak selesai pada malam itu."

"Cabul!" Helen Mu yang jengkel menginjak dengan keras kaki pria itu. Setelahnya karena malas berbicara dengannya lagi, Helen Mu langsung pergi.

……

Kembali lagi ke Tifanny Wen. Tifanny Wen berencana ke atas untuk berganti baju, tapi baru melewati ujung belokan, di jalan Tifanny Wen bertemu dengan orang yang tidak ingin dia temui, paman dan bibinya!

Sialan. Kenapa jalan ini banyak sekali orang yang tidak ingin dia temui.

Sekumpulan orang ini berencana pergi ke toilet, mereka juga tidak menyangka, baru berjalan setengah jalan dan bertemu Tifanny Wen.

"Tifanny?"

Pria yang bertanya itu adalah paman Tifanny Wen, Alva Wen. Identitas pria itu adalah kerabat keluarga Tifanny Wen, tapi sebenarnya sudah lama mereka tidak berkomunikasi.

Saat itu, Alva Wen di 20 tahun yang lalu, ketika keluarga Wen masihlah keluarga biasa, Alva Wen dekat dengan putri orang kaya bernama Alya Bai. Setelahnya, demi masuk ke dalam lingkungan tersebut, Alva Wen menjauhi keluarga Wen. Sudah lama berpisah dengan keluarga Wen dan tidak berkomunikasi lagi dengan keluarga Wen.

Jika bukan karena Nelson Wen yang bisnisnya menjadi besar, Tifanny Wen tebak paman dan keluarganya masih tidak akan bicara hal penting pada keluarganya.

Tapi anggaplah bisnis Nelson Wen membesar, kedua keluarga sama sekali tidak berkomunikasi. Kecuali Tifanny Wen yang masuk ke universitas yang sama dengan Juwita Wen, hanya diawal-awal ada sedikit komunikasi.

"Oh, paman, bibi." Tifanny Wen tersenyum, menjawab panggilan pamannya pelan dan langsung melewati jalan begitu saja.

Febby Wen ini benar-benar... bisakah dia mengundang orang yang tidak membuatnya kesal?

"Hm!"

Melihat Tifanny Wen yang pergi melewati jalan begitu saja, Alva Wen dan Alya Bai juga tidak begitu memperdulikan, hanya saja kedua orang ini berdeham dingin.

"Paman bibi? Direktur Bai, kepala pimpinan Wen, apakah Tifanny adalah keponakan kalian?" Saat ini, rombongan wanita yang berada di samping Alva Wen bertanya dengan nada terkejut.

Nyonya kaya itu bermarga Lin. Dulu perusahaan suaminya bekerja sama dengan Hairui Entertainment, jadi kali ini dia ada di daftar undangan.

Alva Wen mengangguk, "Juwita Wen adalah anak perempuanku dan Tifanny Wen adalah ponakanku."

"Tatapan mata keponakan Direktur Bai dan kepala pimpinan Wen sangat marah ya. Tadi sikapnya sangat dingin."

"Dia bahkan meninggalkan keluarganya, tidak mengenali kedua orang tuanya, aku juga tidak berharap dia bisa bersikap baik pada keluarganya. Ah... aku hanya menyayangkan adik laki-lakiku, merawat anak perempuannya begitu lama, hasilnya sia-sia. Anak perempuannya bergantung pada seks untuk mencapai posisi atas. Ah.. dasar artis!" Alva Wen menghela napas.

Begitu nyonya Lin mendengar, begitu teringat Tifanny Wen, alis nyonya Lin langsung mengernyit jijik.

Ternyata ada orang yang memberikan dompetnya ke Tifanny Wen dan merawat gadis ini. Mendengar Alva Wen berucap begitu, seperti Tifanny Wen tidak memiliki potensial di dunia hiburan, caranya untuk mencapai posisi atas pun sangat kotor.

"Gadis di luar yang terbiasa kasar seperti ini tidak bisa dibandingkan dengan putri dari keluarga kaya dan berpendidikan. Lihat model rambutnya, sepertinya dia sungguh-sungguh membuat kesal penata rias New Ball Entertainment..." Ucap Nyonya dari keluarga Lin.

……

Setelah lewat beberapa menit. Ucapan tentang 'Tifanny Wen membuat marah para penata gaya New Ball Entertainment' mulai terdengar di lokasi acara. Alasannya bukankah karena nyonya dari keluarga Lin dan keluarga Alva Wen yang baru saja memulai ucapan tersebut?

Setelah mendengar, semua orang semakin menyebarkannya dengan luas. Satu persatu orang berpikir bahwa pejabat atas New Ball Entertainment lanjut memakai pejabat atas Hairui Entertainment, bukankah karena masalah Tifanny Wen dan Jeklin Jin, jadi pejabat atas itu ingin membalaskan dendam Jeklin Jin dengan menyuruh penata gaya membuat Tifanny Wen memalukan.

Ada beberapa orang yang berpikir bahwa Tifanny Wen tidak muncul karena penata gayanya membuatnya jelek sehingga malu muncul di hadapan publik?

Ketika opini-opini tersebut semakin banyak beredar, tidak berapa lama kemudian, pembawa acara sebelumnya yang bertugas memandu acara saat ini berdiri lagi di atas panggung lalu berkata: "Terima kasih kepada semua orang yang telah menyempatkan waktu di sela sibuk untuk datang ke pesta perayaan New Ball Entertainment. Kata sambutan sebelumnya sudah diucapkan, pastinya semua orang juga tidak terlalu suka mendengarnya. Nah, Lidya, aku akan bicara intinya saja. Sebelum acara pembukaan dimulai, banyak orang yang ingin sekali bertemu dengan 'direktur lama' New Ball Entertainment. Hm... seharusnya 'direktur lama' memberikan pidato pada semua orang. Benar, kan?"

Pembawa acara bermarga Li, biasa dipanggil 'Lidya'. Banyak sekali para pegawai New Ball Entertainment yang antusias terhadap pertanyaan pembawa acara, "Ya! Buat direktur lama berpidato!"

Bagaimanapun ini adalah pesta perayaan New Ball Entertainment. Orang yang diundang dari luar agak sedikit, kebanyakan yang diundang adalah orang internal perusahaan. Maka dari itu, pertanyaan basa-basi pembawa acara itu juga tidak membuat orang-orang merasa pertanyaan itu tidak tepat.

Mendengar sorakan, pembawa acara tertawa lalu berkata: "Awalnya, saat acara pembukaan direktur lama harusnya keluar untuk menyapa kalian semua. Hanya saja direktur lama kita berkata bahwa New Ball Entertainment bukanlah perusahaan yang dibuka dengan awal yang cukup baik, yang menakjubkan dari perusahaan ini adalah proses dan masa depannya. Jadi dia memilih terlambat sedikit untuk muncul, sama seperti perusahaan, melangkah dengan biasa. Tapi ini tidaklah mewakilkan bahwa perusahaan ini tidak memiliki masa depan yang indah. Maka dari itu... mari kita sambut direktur lama New Ball Entertainment yang akan menjadi puncak dalam pesta perayaan ini. Malam ini, beliau akan memberikan kita berita besar terkait masa depan perusahaan. Selamat datang..."

Begitu pembawa acara selesai bicara, langsung terdengar suara tepukan meriah di lokasi acara.

Tidak sedikit orang-orang yang sebal karena bos New Ball Entertainment selalu tidak muncul, saat ini begitu mendengar penjelasan pembawa acara mereka langsung mengerti. Dalam hati berpikir: Ternyata bos ini sengaja datang telat, karena respon masyarakat saat kemunculan pertama New Ball Entertainment datar dan bukanlah 'pembukaan' yang menakjubkan.

Di lokasi acara...

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu