Cinta Setelah Menikah - Bab 125 Yansen Mu Marah? (2)

Apakah sebenarnya gelang ini memang diberikan untuknya?

Kedua mata Tifanny Wen menyiratkan suasana hati yang tidak bisa terlukiskan. Dia mengingat kembali isi naskah skenario sebelumnya, lalu muncul ingatan yang tidak jelas didalam otaknya, tiba-tiba dia melekukkan sudut bibirnya, lalu tersenyum.

Baiklah! Yansen Mu, hadiah ini, dia sebenarnya sangat menyukainya.

Tifanny Wen kembali mengambil handphone, lalu memotret dirinya yang sedang memakai gelang giok itu. Kemudian dia mengirimkan pesan kepada Yansen Mu, didalam pesan itu berisi fotonya yang sedang memakai gelang giok itu. Tentu saja, di bawah foto itu masih ada pesan kalimat singkat: Suamiku! terimakasih hadiahnya, aku ssangat suka!

Meskipun handphone Yansen Mu mati. Tetapi, tidak masalah jika dia membuka handphone dan melihat pesannya itu sedikit terlambat.

........................

Bar malam di kota X.

“Tidak salah? ini sudah jam 9 malam, kamu benar-benar tidak ingin pulang Yansen? apa istrimu tidak khawatir?”

Didalam ruangan khusus, Edwin Rong menatap pria yang berada di depannya, dia merasa sikapnya sedikit aneh, pada akhirnya dia tidak bisa menahan rasa ingin bertanya padanya.

Pria yang ada di depannya ini memakai kemeja hitam dan dia memegang 3 lembar kartu di tangannya, tiba-tiba dia melempar kartu itu, berkata: “Masih belum lempar saja?”

Dia langsung menghindari pertanyaan Edwin Rong, dia terlihat tenang, wajahnya tidak terlihat ekspresi yang aneh.

Hanya saja..........didalam ruangan khusus itu, Edwin Rong, Kenny Qin, dan Baim Su semuanya merasakan bahwa kelakuan Yansen Mu memang sangat aneh!

Meskipun dilihat dari wajahnya, ekspresi Yansen Mu selalu tenang, tidak gelisah, mereka pun tidak bisa menebak perasaannya. Tetapi..........Yansen Mu mengajak mereka datang kemari untuk bermain kartu, sebenarnya adalah hal yang tidak biasa, sangat aneh.

Kenny Qin saat ini mencibirkan sudut bibirnya, dia merasa bosan sambil membolak-balikkan beberapa kartu yang ada di tangannya, dia merasa saat ini dirinya benar-benar sangat mengantuk, sebenarnya dia tidak ingin menemani Yansen Mu bermain kartu lagi.

Meskipun biasanya pada jam saat ini dia tidak pernah mengantuk sedikitpun, tetapi............meminum bir dan bermain kartu poker? kegiatan ini sedikit membosankan. Dia biasanya datang ke tempat seperti ini untuk minum bir dan mencari gadis cantik untuk menemaninya berbincang. Kedatangan dia hari ini, setetes bir pun tidak dia minum, malah bermain kartu poker yang begitu membosankan ini.

Baiklah, sebenarnya bukan permainan kartu poker yang membosankan. Sebenarnya karena dia sudah memainkan kartu poker selama beberapa jam, dan dia tidak pernah menang satu kali pun. Apalagi permainan ini menggunakan uang. Meskipun dia tidak kekurangan uang, tetapi dia selalu kalah, semua orang yang mengalami hal seperti itu juga pasti sudah tidak akan tertarik untuk bermain lagi.

Kenny Qin sangat yakin bahwa Yansen Mu pasti memiliki masalah yang tidak menyenangkan dengan istri kesayangannya itu. Jika tidak, seorang direktur Mu pemilik Sentum Group ini yang biasanya tidak pernah mematikan handphone, bagaimana mungkin sekarang dia sengaja mematikan handphone?

Kenny Qin berpikir begitu, tiba-tiba............

Handphone-nya berdering.

Kenny Qin buru-buru berkata: “Tunngu sebentar ya, aku terima telepon dulu.”

“Halo..................”

“Kenny.”

“Hah, kak Fanny.” Kenny Qin terkejut, tiba-tiba dia menaikkan nada suaranya.

Kenny Qin menepi ke sebelah kiri, tangan Yansen Mu yang sedang memegang kartu itu tiba-tiba terhenti.

“Apa kamu punya nomor telepon kantor Yansen? handphone dia selalu tidak bisa dihubungi, sekarang dia masih belum pulang, aku pikir dia pasti masih bekerja.” tanya Tifanny Wen di telepon.

Kenny Qin: ........................

Bekerja?

Bekerja tapi datang ke bar?

Kenny Qin tiba-tiba melihat Yansen Mu sekilas. Dia melihat pria yang dilihatnya itu tiba-tiba menengadahkan kepala, dia juga sedang melihat ke arahnya. Hanya saja, Yansen Mu hanya sekedar melihatnya tanpa mengatakan apapun, lalu dia menundukkan kepala melihat kartu pokernya.

Kenny Qin menggigit gigi, didalam hatinya memikirkan apa maksud Tifanny Wen ini? dia sebaiknya memberitahu dia atau tidak perlu memberitahu dia?

Jika dia memberitahu Tifanny Wen, dia seharusnya langsung memberitahu dia, jika dia tidak memberitahu dia, maka seharusnya dia mengatakan sesuatu padanya.

Karena Kenny Qin takut Tifanny Wen mendengar suara Yansen Mu, jadi dia tidak berani menanyakan Yansen Mu saat ini.

Tetapi dia juga adalah orang yang memiliki EQ tinggi. Didalam hatinya berpikir pasti Tifanny Wen didalam rumah merasa sangat khawatir karena suaminya masih berada di luar dan belum pulang, dia sebagai teman pihak pria, bagaimanapun juga dia tidak boleh membocorkannya, benarkan?

Lalu dia berkata: “Kak Tifanny, aku juga tidak ingat nomor telepon kantor Yansen. Kamu tahu sendiri, handphone dia biasanya tidak pernah mati, jadi aku juga biasanya tidak pernah menelepon nomor kantornya.”

Wajah Kenny Qin tidak memerah, jantungnya tidak berdetak kencang, dia bicara dengan perasaan tenang. Tifanny Wen menghela napas, alisnya mengerut dengan erat, berkata; “Kalau begitu aku tanya Baim.”

30 detik kemudian............

Baim Su menerima panggilan telepon Tifanny Wen. Tetapi, jawaban dia sama seperti jawaban Kenny Qin, Tifanny Wen pun tidak mendapatkan informasi yang berguna apapun, lalu dia memutuskan sambungan telepon.

Didalam ruangan khusus.

Setelah telepon Tifanny Wen terputus, suasana di sekeliling ruangan pun seolah semakin terasa aneh.

Kenny Qin dan Baim Su saat itu juga melihat ke arah Yansen Mu. Mereka ingin mengatakan bahwa barusan mereka menjawab tidak tahu nomor telepon kantornya, Yansen Mu pun tidak banyak bicara, sepertinya dia malah terlihat setuju dengan cara bicara mereka seperti itu.

Poin pentingnya adalah kenapa Yansen Mu bertengkar dengan istri kesayangannya itu?

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu