Cinta Setelah Menikah - Bab 163 Menyatakan Cinta, Tuan Mu Memukul Orang (1)

“aku tidak masalah. Hanya saja Tifanny, apakah kamu bisa bernyanyi?”

Johnny Gu bertanya.

Tifanny Wen tercengang, tiba – tiba meneguk bir, sepertinya untuk melancarkan tenggorokannya, lalu menjawab: “bisa.”

Lelaki itu saja sudah duet dengan orang lain, mengapa dia tidak bisa.

Tifanny Wen berdiri, lalu mengambil mikrofon, setelah itu mendengar Johnny Gu berkata: “, bisa?”

Tifanny Wen mengangguk.

Reaksinya ini, membuat Johnny Gu senang.

Sebelumnya saat di perjalanan menjemput Tifanny Wen, perempuan itu selalu menjaga jarak, saat dia ingin membicarakan topik perempuan dan lelaki, perempuan itu akan selalu mengganti topiknya.

Johnny Gu mengira, hal yang akan mendekatkan mereka seperti duet bersama ini, Tifanny Wen pasti tidak akan mau.

Reaksinya ini, di luar perkiraannya.

Tapi karena ini, perasaan Johnny Gu semakin mendalam. Dapat dilihat kalau dia sangat senang, mengambil mikrofon dan melihat layar, dengan serius. Berpikir kalau nanti dia harus bernyanyi dengan baik. Katanya kalau perempuan menyukai lelaki yang bisa bernyanyi.

Umur Johnny Gu dan Tifanny Wen tidak beda jauh, tinggi dan kurus, meskipun kalah dengan lelaki di dunia entertainment, tapi dia tidak kalah tampan.

Orang sekitar melihat lelaki itu mengambil mikrofon dengan serius, langsung berkata: “aduh duh, sangat mendalam, bagus Johnny Gu.”

Johnny Gu tersenyum, melihat ke arah Tifanny Wen.

Raut wajah Tifanny Wen datar, tidak berbicara, hanya melihat ke lirik lagu yang ada di layar. Menunggu Johnny Gu menyanyi kalimat pertama, dia langsung melanjutkannya, menyanyikan bagian perempuan.

Johnny Gu punya kesempatan untuk tampil dengan baik di depan Tifanny Wen, tentu saja akan bernyanyi dengan baik. Nyanyian dia tidak buruk, saat dia mulai bernyanyi, membuat orang terkejut, suaranya sangat enak di dengar.

Yang membuat orang terkejut adalah, Tifanny Wen yang tidak banyak berbicara, saat mulai bernyanyi, suaranya, ternyata….

“wah!” setelah Tifanny Wen mulai bernyanyi, membuat semua orang yang di ruangan menjadi tercengang, mata mereka membelalak.

Tapi justru tidak berteriak.

Tidak berteriak, bukan karena Tifanny Wen tidak sebagus Johnny Gu.

Sedangkan suaranya, benar – benar membuat orang tidak menyangka, hingga tercengang, sampai melupakan untuk bereaksi.

Sangat enak di dengar!

Tifanny Wen takut di kenali, jadi dia sengaja merendahkan suaranya. Dia adalah artis, dan memiliki pengucapan yang baik, sehingga mudah baginya untuk mengubah nada bicaranya sedikit. Dia yakin bahkan para penggemarnya tidak bisa kalau dia yang menyanyikan lagunya.

Setelah dia mengubah nada suaranya, tidak berarti lagu yang dia nyanyikan tidak enak di dengar.

Meskipun dia bukan penyanyi, tapi orang di dunia entertainment, setidaknya bisa menyanyi sedikit. Tifanny Wen juga tidak terkejut. Begitu dia membuka mulut, orang – orang akan menyadari kemampuan bernyanyinya beda dengan orang biasa.

Pelatih dan Luna Jiang bahkan Johnny Gu, memang enak di dengar, tapi itu jika di bandingkan dengan orang biasa.

Tapi begitu Tifanny Wen membuka mulut, mereka tiba – tiba merasa seperti menonton konser. Kemampuannya, bahkan pengambilan napasnya, jelas – jelas….. berbeda dengan orang biasa.

“bagus, bagus! Tifanny, kamu pernah belajar nyanyi bukan.” Ada yang sambil mendengar, tidak menahan diri untuk bertanya.

Hanya saja saat ini Tifanny Wen belum selesai bernyanyi, juga tidak bisa menjawab.

Johnny Gu yang ada di sebelah sangat terkejut, dan melihat ke arah Tifanny Wen, melihat perempuan itu fokus ke lirik lagu, auranya, ekspresi, hingga gerakan, dan posenya…. Jelas – jelas adalah orang yang pernah tampil di panggung.

Dia penasaran, tapi juga terkejut, merasa kalau dia lumayan, menyukai perempuan yang penuh bakat.

Selesai menyanyikan satu lagu, waktu berlalu begitu cepat.

Tifanny Wen menaruh mikrofon, melihat Johnny Gu melihat ke arahnya, berkata: “Tifanny, suaramu begitu bagus, aura mu sama seperti artis besar.”

Semua orang juga memujinya, setelah mendengar dan tertawa: “hahaha, Tifanny, Johnny Gu jarang memuji orang, dia sekarang sudah menyukaimu. Dari yang aku lihat, kalian tampan dan cantik, jika kalian bersama, akan menjadi pasangan pertama di kelas kita. Anak kelas dua katanya di hari pertama sudah punya tim kelas, kalian harus membantu kita menciptakan topik hangat.”

Tentu saja, mereka sengaja bercanda atau mungkin sengaja membuat topik baru.

Johnny Gu sangat menyukai situasi seperti ini, berkata: “jika Tifanny Wen menerimanya, aku tidak masalah.”

Perkataan seperti ini, jelas – jelas sedang menyatakan cinta!

Setelah kalimat ini, murid di sekitar langsung heboh, “wah wah wah, Johnny Gus udah menyatakan cinta, berikan bunga, berikan bunga, tidak tulus, bahkan bunga saja tidak di berikan.”

Luna Jiang juga berteriak, “iya, berikan bunga. Hari ini aku berikan kalian Beberapa menit, berikan bunga.”

Luna Jiang sangat menyukai situasi seperti ini. Meskipun perhatian semua orang tidak berada di Ulang tahunnya, dia tidak peduli. Bagaimanapun, topik seperti ini, dia sangat menyukainya.

Tadi duet , situasinya juga sudah berubah karena siswa ini. Johnny Gu merasa, jika dia tidak mengambil kesempatan ini, maka kelak akan sulit ada perkembangan.

Johnny Gu adalah orang yang berpikiran terbuka dan ceria, di perhatikan orang ini, tersenyum, wajahnya juga tidak memerah.

Dia melihat sekitar, lalu melihat Tifanny Wen di depannya yang elegan, tiba – tiba mengeluarkan sesuatu.

Itu bukan bunga.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu