Cinta Setelah Menikah - Bab 162 Duet, Kecemburuan (1)

Karena saat ini Tifanny Wen juga tidak takut di kenali orang. Dia memutuskan untuk duduk di sebelah Johnny Gu, akhirnya sudah melihat Johnny Gu sudah memberikannya sepotong kue. Tifanny Wen menerimanya, melihat murid di sekelilingnya sudah memakan kue, dia tidak sungkan langsung memakannya.

Sebenarnya, Tifanny Wen sekarang sangat lapar. Malam ini dia tidak makan, bahkan minum saja tidak. Jadi saat melihat Johnny Gu memberikannya makanan, dia tidak banyak berpikir, langsung mengambilnya.

Akhirnya dia baru memakan Beberapa suap, dia merasa ada yang aneh. Tentu saja, ini hanya perasaannya sendiri saja. Entah kenapa dia merasa badannya kedinginan, ada suasana dingin.

Tifanny Wen teridam, lalu mengangkat kepalanya, saat ini melihat Yansen Mu yang ada di sebenarnya sedang melihat ke arah mikrofon di tangan Luna Jiang.

Entah mengapa, Tifanny Wen merasa, saat ini, pandangan Yansen Mu tertuju pada dirinya. sedangkan pandangan itu sangat dingin, sedingin salju.

“pelatih, nyanyi satu lagu denganku.” Saat ini, melihat Luna Jiang sudah memberikan mikrofon kepada Yansen Mu, dengan manis, dan imut dia berkata.

Tifanny Wen melihat ke arah Luna Jiang, pandangannya bersinar, masih terlihat sedikit menggoda.

Tifanny Wen awalnya adalah artis, berada di dunia entertainment, dia sudah melihat banyak perempuan cantik, sangat dikit yang membuatnya tergoda. Sedangkan Luna Jiang itu… dia mempunyai ciri khasnya. Selain cantik, dia memiliki aura manis, dengan matanya yang bulat, mulutnya seperti buah persik, jika dia berbicara sangat manis, suaranya terdengar lunak, di tambah lagi badannya yang kurus, pakaiannya seperti anak sekolah, membuatnya teringat anak sekolahan di anime.

Sangat cantik. Terutama kecantikannya mempunyai ciri khas.

Hanya saja….

Saat ini ekspresi Luna Jiang sangat berlebihan sama seperti tokoh di anime, seperti penggoda, matanya melihat Yansen Mu hingga hampir copot, sangat mengagumi.

Hanya saja, entah lelaki mana pun, jika di lihat perempuan seperti ini, akan sangat puas, dan senang, lalu mungkin akan timbul perasaan ingin melindungi gadis imut ini.

Pokoknya, Tifanny Wen meskipun perempuan, tapi dia bisa merasakan imutnya perempuan ini.

Hanya melihat Yansen Mu menatapnya, lalu tiba – tiba mengambil mikrofon, dan berkata: “baik.”

Maksudnya adalah, dia setuju bernyanyi bersama perempuan ini.

Ruangan itu, semua orang itu langsung bersorak.

“aaaa….. pelatih sudah mau nyanyi. Semua orang harap tenang, tenang! Dengar pelatih nyanyi!”

“Luna Jiang sangat hebat, begitu dia meminta, pelatih langsung setuju. Sebelumnya saat memotong kue aku meminta pelatih menyanyikan satu lagu, dia saja tidak nyanyi.”

“kamu? Kamu bisa dibandingkan dengannya? Luna Jiang adalah perempuan tercantik di jurusan kita.” Seorang lelaki langsung berkata, “jika Luna Jiang memintaku, aku juga akan menyetujuinya.”

“sudah jangan bicara lagi, dengar Luna Jiang nyanyi bersama pelatih.”

……

Katanya jangan berbicara lagi, tapi pandangan orang sekitar, seperti sedang melihat “gosip”. Semua orang melihat pelatih dan Luna Jiang seperti pasangan, Tifanny Wen yang melihatnya, merasa tidak nyaman.

Tadi dia masih merasa kalau kuenya enak, sekarang seperti sudah tidak ada rasanya.

Tifanny Wen mengangkat kepalanya, melihat ke arah Yansen Mu, lelaki itu sudah berdiri, dengan tegap, pandangannya tertuju pada Luna Jiang.

Dia tidak bisa melihat ekspresi lelaki itu, dari yang dia lihat, hanya bisa melihat bagian belakang Yansen Mu dan Luna Jiang. Pria itu setinggi pinus, dan perempuannya kurus dan lembut. Di bawah cahaya, mereka tampak sangat indah.

Saat ini melihat ke arahnya, tiba – tiba merasa sekelilingnya sudah menjadi bayangan mereka berdua.

Tifanny Wen tiba – tiba menggumpalkan tangannya, kedua jarinya terasa panas, tidak tahan untuk menundukkan kepalanya, melihat bir yang ada di meja, tanpa di sadari dia mengulurkan tangan dan mengambil gelas dan meminumnya hingga habis.

Sedangkan di sekitar, suara musik terdengar:

Lagu itu di pilih Luna Jiang, sebuah duet, judulnya . Tifanny Wen tidak begitu menyukai lagu ini, karena dia tidak suka lagu genre ini.

Mengenai Yansen Mu, dia juga tidak mengerti. Tapi melihat Yansen Mu mengambil mikrofonnya, mungkin dia bisa menyanyi lagu ini bukan.

Tapi sebenarnya, apakah Yansen Mu bisa menyanyikannya atau tidak, Tifanny Wen tidak tahu.

Tapi denga cepat, dia mengerti.

Di ruangan itu, suara lelaki yang berat terdengar:

[laki: selama ini tidak terpikirkan kamu akan meninggalkanku

Di malam yang dingin ini]

Hanya lirik awal saja, sudah membuat sekitarnya menjadi hening. Se gerombol murid mengangkat kepalanya, melihat ke lelaki yang sedang serius bernyanyi, tiba – tiba kaget.

Tadi siang mereka memang mendengar Yansen Mu menyanyikan lagu militer. Mereka hanya merasa suaranya enak di dengar. Tapi di militer, memang lagu militer terasa enak di dengar, karena itu mereka juga tidak terlalu kaget.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu